Jalan Kemerdekaan

Apakah Anda setuju bahwa Yesus Kristus berharga dalam seluruh hidup Anda? Bagaimanapun, Dia-lah yang sudah rela pergi ke salib untuk kepentingan Anda, mengorbankan nyawa-Nya untuk melepaskan Anda dari dosa dan hukuman. Lalu, bagaimana Anda mengungkapkan kasih dan kesetiaan Anda kepada-Nya?

Pertanyaan ini penting untuk direnungkan orang percaya. Kita bersyukur karena dalam memikirkan cara mengungkapkan kasih dan syukur kita kepada Tuhan, kita memiliki tulisan-tulisan Paulus dan contoh hidupnya sebagai panduan. Mantan pemimpin penganiayaan terhadap orang Kristen mula-mula itu melihat dirinya sebagai “orang paling berdosa” (1 Timotius 1:15), dan sama sekali tidak layak menerima kemurahan Allah. Tetapi Allah melimpahinya dengan kasih karunia yang besar, dan respons rasul itu adalah menyerahkan diri sepenuhnya – dengan bersedia pergi ke mana pun Allah memimpinnya dan melakukan apa pun yang Dia kehendaki.

Paulus, yang menyebut dirinya “hamba Kristus Yesus yang dipanggil menjadi rasul” (Roma 1:1), memahami satu kebenaran penting – bahwa kemerdekaan sejati hanya diperoleh melalui hidup yang diserahkan sepenuhnya kepada Anak Allah. Hal ini mungkin tampaknya seperti paradoks, apalagi dalam budaya yang menganggap kemerdekaan itu sebagai “menjadi bos atas diri sendiri” dan “melakukan apa saja yang membuat bahagia.” Tetapi Anda akan bijak jika memasukkan prinsip ini dalam pikiran Anda. Dan Anda akan mendapati bahwa melayani Yesus Kristus adalah jalan menuju “kemerdekaan yang sesungguhnya” (baca Yohanes 8:36).

Saya berdoa kiranya renungan-renungan bulan ini akan menyingkapkan bagian-bagian yang perlu Anda serahkan kepada Allah untuk mengalami kemerdekaan dan taat.