Lepaskanlah Kami Dari Yang Jahat

(Chad Thomas Johnston)

Dalam Doa Bapa Kami, seperti juga dalam setiap ayat Alkitab, ada bahayamenjadi sekadar kebiasaan.

Ketika saya dan istri memanjatkan Doa Bapa Kami bersama putri kami yang berusia 5 tahun menjelang tidur, saya mendengar suara putri saya dan tersenyum ketika kami sampai di Matius 6:13. “Dan janganlah membawa kami ke dalam … ‘tation,” katanya, “tetapi lepaskanlah kami dari yang jahat.” Pencobaan (temptation) adalah kata yang asing baginya, sekalipun pada saat ia tergoda untuk tidak menurut pada ibu dan ayahnya dalam kehidupan sehari-hari.

Kemelesetan ucapannya bukan sajaterdengar menggelikan, tetapi juga membuat ayat yang sudah biasa itu menjadi aneh dan memunculkan suatu kesadaran yang tak diduga. Setiap kali menaikkan doa ini, saya kini mendapatidiri saya berfokus pada ayat 13 dan mengulanginya dalam hati karena saya menyadari saya perlu memanjatkan doa ini. Janganlah membawa kami ke dalam pencobaan,tetapi lepaskanlah kami dari yang jahat, ya Tuhan.

Apa lagi maksud bagian Doa Bapa Kami ini kalau bukan semacam penyerahan diri? Bukankah doa ini merupakan pengakuan bahwa bagaimanapun, dengan cara kita masing-masing, kita cenderung menjadi terperangkap – dan yang paling memalukan – membuat terperangkap diri kita sendiri? Matius 6:13 kita panjatkanuntuk mengakui kerentanan kita terhadap dosa. Jangan tempatkan aku dalam posisi yang bisa membuatku jatuh, ya Tuhan, seru doa itu, karena aku akan jatuh. Engkau tahu kegelapan dalam hatiku – selamatkanlah aku dari kebuasannya.

Dalam buku Surprised by Joy, C. S. Lewis menyelidiki keadaan hatinya sendiri dan menemukan “satu kebun binatang‘hawa nafsu’, satu rumah sakit jiwa ‘ambisi’, satu kamar anak ‘ketakutan’ dan satu tempat kediaman selir ‘kebencian’ yang dimanjakan.” Saya menemukan hal yang sama ketika menilik ke dalam hati saya, dengan hal-hal yang tak berkenan lainnya – serombongan sirkus ‘kesenangan’ yang berbahaya dan anjing-anjing gila ‘ketidaksabaran’ yang terus menimbulkan kegaduhan. Jika saya tidak meminta Allah untuk menjauhkan saya dari pencobaan dan melepaskan saya dari yang jahat, pantaskah saya terkejut jika mendapati para pengacau ini di dalam hidup saya, dan mendatangkan malapetaka?

Dan jika kita memerlukan Allah untuk melepaskan kita dari yang jahat di dalam diri kita, betapa kita jauh lebih membutuhkan-Nya untuk melepaskan kita dari yang jahat di luar diri kita? Saya baru membaca tentang penembakan di sekolah akhir-akhir ini dan menyadari betapa tidak berdayanya saya untuk melindungi gadis kecil saya ketika ia tidak berada di dekat saya; tetapi saya dapat menyerahkannya kepada Tuhan yang selalu menyertainya. Jadilah Pelindung anakkuyang mahahebat, Tuhan.

Kita mungkin cenderung berpikir bahwa kita sangat mampuuntuk mengenali dan menjauhi pencobaan dan kejahatan dari dalam diri kita sendiri, tetapi bagaimana dengan segala ancaman terhadap diri kita yang tidak dapat terdeteksi? Apakah kita pernah meminta Tuhan melepaskan kita dari kejahatan sehari-hari seperti ketergesa-gesaan, kecemasan atau kesibukan? Hal-hal ini bisa menghilangkan damai sejahtera yang seharusnyabisa kita miliki di dalam Kristus, namun kita jarang meminta Juru Selamat untuk mencabut rumput liar ini dari hati kita. Akibatnya, kita hidup dengan demam rohani kadar rendah – gejala-gejala penyakit jiwa yang terlalu biasa diabaikan dan terlalu sulit disingkirkan tanpa pertolongan Allah. Tuhan, kami sering mengangap terlalu rendah potensi kejahatan semacam ini yang membuat kami tersesat dari dalam, dan menganggap terlalu tinggi kemampuan kami untuk mengatasinya tanpa pertolongan-Mu.

Jika kita nyaman-nyaman saja dengan hal-hal merusak ini tanpa pernah berpikir untuk meminta pertolongan Tuhan, betapa lebih besar kemungkinan kita untuk mengabaikan kejahatan-kejahatan yang tampaknya seperti kebaikan? Kita rindu menjadi penurut Alkitab yang lebih serius tetapi kemudian menjadi legalis dalam prosesnya dan kehilangan pandangan tentang kasih ilahi yang merupakan inti Firman-Nya. Kita menjadi pekerja keras dengan harapan dapat memelihara keluarga kita tetapi melakukannya secara berlebihan sampai mengabaikan pasangan dan anak-anak kita. Seberapa banyak hal-hal lain yang kita usahakan untuk kebaikan tetapi akhirnya menjadikan lebih buruk? Bapa, terkadang kami bahkan tidak mengenali kejahatan yang bersarang di tengah-tengah kami. Beri kami kepekaan, ya Yesus.

Lebih dari segalanya, Matius 6:13 membuat kita bergantung pada Allah – seperti anak-anak yang membutuhkan perlindungan Bapa surgawi. Saya tidak dapat tidak berpikir bahwa putri saya sudah menjadicontoh yang baik. Doanya agar Tuhan tidak membawanya ke dalam ‘tation jelas membuat saya ingin datang kepada Pencipta saya dengan sifat percaya dan bergantung yang seperti kanak-kanak juga. Ketika saya mendengar ucapannya yang agak meleset itu, saya teringat pada ucapan doa saya yang pernah lebih tulus dari yang sekarang – dan bahwa Allah sanggup memperbaiki ucapan saya dan seluruh hidup saya dengan doa itu. Ya Abba, ya Bapa, Engkau tahu situasi sulit kami lebih baik daripada keadaan kami. Bebaskanlah kami, Tuhan. Lepaskanlah kami dari yang jahat dan jadikanlah kami tidak-salahlagi.