Satu Tubuh, Banyak Anggota

Kristus adalah kepala gereja, namun setiap kita memainkan peran yang penting.

Oleh: Charles F. Stanley

Satu-Tubuh-Byk-AnggotaDalam beberapa tahun terakhir, banyak yang telah dikatakan tentang karunia roh – kemampuan yang Allah berikan, yang dengannya Ia memperlengkapi kita untuk melayani secara efektif. Akan tetapi, banyak orang di gereja pada masa kini yang masih tidak memahami dan menerima apa yang Ia telah sediakan.

Karunia rohani kita telah dipilih secara khusus bagi kita oleh Tuhan – untuk kebaikan kita dan untuk kebaikan gereja. Tuhan ingin kita semua melayani kerajaan-Nya dengan cara tertentu, bukan karena ada pekerjaan yang harus diselesaikan melainkan juga karena melayani membawa kita semakin dekat dengan Dia. Ia menyediakan segala sesuatu yang kita perlukan, sehingga menjadi tanggung jawab kita untuk menemukan karunia roh kita dan kemudian mengembangkan dan mempraktekkannya dengan pertolongan Roh Kudus.

Menemukan Karunia Roh Kita

Paulus mengatakan kepada jemaat di Korintus, “Sekarang tentang karunia-karunia Roh. Aku mau, saudara-saudara, supaya kamu mengetahui kebenarannya” (I Korintus 12:1). Tuhan tidak berusaha untuk menyembunyikan dari kita kemampuan kita. Sebaliknya, Ia ingin kita mengetahui apa kemampuan kita dan bagaimana cara menggunakannya. Alkitab menuliskan beberapa daftar karunia yang berbeda-beda. (Baca Roma 12:6-8; I Korintus 12:4-11, I Korintus 12:28; Efesus 4:11-12.) Sekalipun karunia itu berbeda-beda, semunya datang dari satu Roh (I Korintus 12:4). Untuk menemukan karunia roh kita, kita harus melihat bagaimana kita meresponi berbagai situasi atau kebutuhan. Alih-alih memikirkan apa yang kita harus lakukan atau bagaimana cara orang lain melayani, kita harus berfokus pada apa yang memotivasi kita. Contohnya, bila kita memiliki hasrat untuk belajar Firman Tuhan dan membagikan apa yang kita telah pelajari, kita mungkin memiliki karunia mengajar. Bila kita suka menolong orang lain atau menunjukkan kepedulian dan kasih sayang kita, hal itu mungkin mengindikasikan bahwa kita memiliki karunia melayani atau kemurahan hati.

Mengembangkan Karunia Roh Kita

Begitu kita menemukan karunia kita, langkah selanjutnya adalah mengembangkannya. Sekalipun karunia itu diberikan kepada kita pada saat kita menerima keselamatan, namun karunia itu belum sepenuhnya terbentuk. Melalui latihan, kita belajar bagaimana menggunakannya. Hal ini mirip dengan pengembangan bakat: Seseorang mungkin memiliki bakat alami musik, namun bila ia tidak pernah menerima pengajaran dari guru yang memenuhi syarat atau berusaha untuk memainkan suatu instrumen, maka bakat itu akan terpendam. Namun demikian, oleh karena ini adalah kemampuan-kemampuan yang diberikan Tuhan, dan bukan kemampuan alami, maka ia harus diberdayakan oleh Roh Kudus agar efektif. Mengusahakannya sendiri hanya akan menghasilkan tekanan, kelelahan dan kegagalan. Namun ketika kita berjalan di dalam Roh, berserah dan taat kepada Dia, Ia yang menjadikan upaya kita berhasil.

Kesalahan yang kita sering lakukan adalah berpikir bahwa karunia roh itu tentang melakukan pekerjaan. Kenyataannya, pertama-tama kita harus tinggal di dalam Kristus dan berjalan di dalam Roh. Kita harus bersedia berkata kepada Tuhan, “Aku tidak akan menghalangi apa yang Engkau lakukan di dalamku dan terhadapku, apapun yang Engkau pilih. Hilangkan segala sesuatu yang tidak berkenan dan hasilkan di dalam diriku apapun yang kurang dariku.”

Melatih Karunia Roh Kita

Begitu kita menemukan apa karunia kita dan mulai mengembangkan mereka melalui latihan dan tunduk kepada Roh Kudus, maka kita siap untuk menggunakannya secara penuh. Petrus berkata, “Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah” (I Petrus 4:10). Seberapa pun kecilnya yang kita dapat tawarkan, Tuhan menginginkan kita untuk membuat diri kita tersedia untuk melayani. Kita tidak akan menyadari potensi kita sampai kita bertindak. Karena itu, kita tidak pernah boleh menganggap remeh apa yang Allah dapat lakukan melalui kita.

Ada satu lagi unsur penting untuk melatih karunia kita secara efektif. Terjepit diantara dua pasal mengenai karunia roh, Paulus menulis tentang pentingnya kasih (I Korintus 13:1-3). Tak peduli seberapa besar karunia kita atau betapa mahir kita menggunakannya, namun bila kita tidak memiliki kasih, maka karunia itu tidak efektif dan tidak menguntungkan kita sama sekali. Tanpa kasih bagi mereka yang kita layani, semua pekerjaan kita akan binasa dalam penghakiman Allah sama seperti kayu, rumput kering dan jerami (I Korintus 3:12-15).

Karunia Roh pertama-tama menuntut kita untuk tinggal di dalam Kristus dan berjalan dalam Roh.

Sekalipun ini nampak seperti suatu standar yang mustahil, kita harus mengingat bahwa karunia roh diberdayakan dan dimotivasi secara ilahi. Kita tidak dapat menghasilkan kasih Allah bila kita memakai karunia roh itu dengan kekuatan kita sendiri. Namun ketika kita berjalan di dalam Roh, Yesus menjalani hidup-Nya melalui kita.

Menghargai Semua Karunia Roh

Yesus Kristus adalah ekspresi penuh dari semua karunia Roh sebab Ia sendiri adalah Allah-manusia yang menjalani hidup yang sempurna. Setelah naik kepada Bapa, Ia mempercayakan gereja dengan tugas untuk melakukan karya-Nya di bumi. Untuk mewujudkannya, Ia memberikan berbagai karunia roh kepada para pengikut-Nya yang sekarang adalah tubuh-Nya. Kristus adalah kepala, dan Ia adalah pribadi yang mempersatukan kita untuk membentuk suatu tubuh yang berfungsi baik yang bertumbuh dan membangun dirinya sendiri di dalam kasih (Efesus 4:15-16). Saat kita semua beroperasi menurut karunia kita masing-masing, bersama kita menjadi apa yang kita rindukan – suatu jemaat Perjanjian Baru.

Tidaklah cukup hanya untuk menemukan, mengembangkan, dan melatih karunia kita sendiri; kita juga harus menghargai karunia orang lain (I Korintus 12:18-21). Tak seorang pun yang melihat keseluruhan gambarnya atau memiliki semua jawabannya. Kita saling membutuhkan satu sama lain untuk menunjukkan apa yang menjadi kekurangan kita, mengajarkan kerendahan hati, dan menangani masalah yang tidak dapat kita tangani sendiri. Tuhan menggunakan perbedaan kita untuk membentuk kita menjadi serupa dengan rupa Kristus sehingga kita dapat memperlihatkan buah Roh. Setiap kita memiliki satu tugas untuk dilakukan di dalam gereja. Karena itu, marilah kita menjadi pelaku karunia roh yang baik dengan kuasa dan kasih Roh Kudus sehingga suatu hari nanti kita akan mendengar pujian dari Tuhan, “Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia” (Matius 25:21).

“One Body, Many Parts”

Christ is the head of the church, but each of us plays an essential role.

By Charles F. Stanley

Satu-Tubuh-Byk-AnggotaIn recent years, much has been said about spiritual gifts—those God-given abilities He equips us with to serve effectively. And yet, many people in church today still fail to understand and embrace exactly what He’s provided.

Our spiritual gifts are specifically chosen for each of us by God—for our good and for the good of the church. The Lord wants all of us to serve His kingdom in some manner, not just because there’s work to be done but also because serving draws us closer to Him. He’s provided everything we need, so it’s our responsibility to discover our spiritual gifts and then develop and exercise them with the help of the Holy Spirit.

Discovering Our Spiritual Gifts

Paul told the Corinthians, “Now concerning spiritual gifts, brethren, I do not want you to be unaware” (1 Cor. 12:1). God isn’t trying to hide our abilities from us. On the contrary, He wants us to know what they are and how to use them. Scripture contains several lists of the various gifts. (See Rom. 12:6-8; 1 Cor. 12:4-11, 1 Cor. 12:28; Eph. 4:11-12.) Although they differ in many ways, all of them come from one Spirit  (1 Cor. 12:4). To discover our spiritual gifts, we should examine how we respond to situations or needs. Instead of dwelling on what we should do or how others are serving, we must focus on what motivates us. For example, if we have a passion to study the Word and share what we’ve learned, we may have the gift of teaching. If we love to help others or show compassion, that might indicate we have the gift of serving or mercy.

Developing Our Spiritual Gifts

Once we have discovered our gifts, the next step is to cultivate them. Although they are given to us at the moment of salvation, they do not come fully developed. Through practice, we learn how to employ them. It’s similar to the development of a talent: Someone may have a natural musical ability, but if he never receives instruction from a qualified teacher or makes an attempt to play an instrument, that talent will lie dormant. However, since these are divinely given abilities, not natural ones, they must be empowered by the Spirit in order to be effective. Self-effort results only in strain, exhaustion, and fruitlessness. But when we walk in the Spirit, yielded and obedient to Him, He makes our efforts succeed.

We can’t manufacture God’s love any more than we can effectively use our spiritual gifts in our own strength.

The mistake we often make is in thinking that spiritual gifts are all about doing. In reality, they first require abiding in Christ and walking in the Spirit. We must be willing to say to God, “I won’t get in the way of You doing in and with me whatever You choose. Remove anything displeasing and produce in me whatever I am lacking.”

Exercising Our Spiritual Gifts

Once we’ve discovered our gifts and have begun to develop them through training, practice, and submission to the Spirit, we’re ready to put them to full use. Peter says, “As each one has received a special gift, employ it in serving one another as good stewards of the manifold grace of God” (1 Peter 4:10). No matter how little we have to offer, God wants us to make ourselves available for service. We won’t realize our potential until we act. Therefore, we should never underestimate what God can do through us.

There is one more element that’s essential for the effective exercise of our gifts. Sandwiched between two chapters about spiritual gifts, Paul writes of the importance of love (1 Cor. 13:1-3). No matter how great our gifts or how proficiently we use them, if we do not have love, they are ineffective and profit us nothing. Without love for those we serve, all our work will be burned up in God’s judgment like wood, hay, and straw (1 Cor. 3:12-15).

Spiritual gifts first require abiding in Christ and walking in the Spirit.

Although this seems like an impossible standard, we must remember that spiritual gifts are divinely empowered and motivated. We can’t manufacture God’s love any more than we can effectively use our spiritual gifts in our own strength. But when we walk in the Spirit, Jesus lives His life through us.

Appreciating All of the Spiritual Gifts

Jesus Christ is the full expression of all the spiritual gifts because He alone is the God-man who lived a perfect life. After ascending to the Father, He entrusted the church with the task of carrying out His work on earth. To accomplish this, He gave a variety of spiritual gifts to His followers who are now His body. Christ is the head, and He’s the one who fits us together to form a well-functioning body that grows and builds itself up in love (Eph. 4:15-16). When all of us are operating according to our gifting, together we become what we long to be—a New Testament church.

It’s not enough to discover, develop, and exercise our own gifts; we must also value other people’s (1 Cor. 12:18-21). No one sees the entire picture or has all the answers. We need each other to point out our blind spots, teach us humility, and handle matters we cannot tackle alone. God uses our differences to shape us into Christ’s image so we can display the fruit of the Spirit. We each have a job to do in the church. Therefore, let’s be good stewards of our gifts in the power and love of the Spirit so  that one day we will hear our Lord’s commendation, “Well done, good and faithful servant” (Matt. 25:21 NIV).