Teladan Ayah

Menjadi ayah adalah sebuah hak istimewa dan juga tanggung jawab. Karena kebanyakan anak kecil ingin menjadi seperti ayah mereka, pria yang bijaksana perlu berhati-hati dengan teladan yang mereka berikan. Pria-pria yang tidak memiliki anak pun harus selalu ingat bahwa orang lain – tua maupun muda – sedang melihat dan memperhatikan. Kehidupan orang percaya seharusnya membuat orang lain rindu untuk makin mengenal Allah.

Ketika para murid kurang menghargai anak-anak kecil, Yesus marah dan berkata, “Biarkanlah anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah” (Markus 10:14). Jika kita memiliki sikap ini, kita akan menghargai anak-anak kecil dan berusaha sedapat mungkin untuk membawa mereka kepada iman.

Menolong anak memahami sejak dini arti mempercayai Yesus sebagai Juru Selamat itu penting – dan ada banyak sekali situasi yang dapat menjadi saat-saat “teachable” – saat anak dapat diajar (baca Ulangan 6:5-9). Ketika suatu keluarga menghadapi masalah keuangan, anak bisa belajar bahwa Allah adalah Pemelihara yang selalu peduli pada mereka. Ketika berbagai persoalan atau pertanyaan muncul, mereka perlu tahu bahwa Alkitab memiliki jawabannya. Dan ketika mereka dipengaruhi oleh berbagai macam teman dan aktivitas yang salah, pengaruh dan teladan Ayah yang penuh kasih dapat membimbing mereka untuk berjalan dalam kehendak Allah.

Teguran dan nasihat Ayah itu sangat penting, karena ketaatan pada Allah tidak terjadi dengan sendirinya. Menjadi orangtua terlalu penting untuk dilewatkan begitu saja. Karena itu, pikirkanlah kualitas-kualitas yang hendak Anda teruskan, dan mulailah mencontohkannya secara berkelanjutan dan terus menerus. Bersukacita sekali melihat anak-anak Anda meniru Anda.