Bahan Bakar Untuk Perjalanan
(Tim Rhodes)
Dahulu Mike Dawson adalah satu-satunya pembawa Kitab Suci bagi suku Yąnomamö, tetapi sekarang Torch sudah menyebarkan Firman Tuhan di seluruh wilayah itu.
Ketika matahari mulai terbenam di hutan itu, Mike Dawson masih berdiri di tepi Sungai Orinoco, mencari tanda-tanda perahu motor. Ia mengecek waktu saat itu, telinganya mencari-carisuara dengung mesin dari kejauhan. Solar adalah bahan bakar yang langka tetapi sangat dibutuhkan untuk mengunjungi desa-desa yang belum terjangkau di wilayah itu, dan hari itu, perjalanan itu tampaknya tidak terjadi.
Jauh di dalam hutan-hujan di selatan Venezuela, lokasi Dawson sangat terpencil. “Saya katakan kepada orang-orang,” katanya sambil tertawa, “jika Anda melewati kami, Anda mulai mendekati seseorang tanpa mendekati orang yang lain lagi.” Mike Dawson dan keluarganya tinggal bersama suku Yąnomamö di dekat perbatasan Brasil. Sebagian besar waktunya dihabiskan untuk bepergian, melakukan penginjilan, dan mengadakankelompok-kelompok pemuridan untuk menguatkan orang-orang percaya dan para pemimpin. Dawson lahir di sini, dibesarkan oleh para orangtua yang merupakan para misionaris pertama ke suku Yąnomamö.
Ketika bahan bakar tidak datang, Dawson, yang sudah terbiasa dengan ketidakpastian hidup di tempat terpencil itu, menyibukkan diri dengan memeriksa alat terbarunya untuk menyampaikan Injil: Torch, alat bertenaga surya yang bisa dipakai menyetel Alkitab audio dan menjadi lentera— sesuatu yang ingin sekali ia bagikan begitu ia menerima bahan bakar untuk perjalanan berikutnya.
Sampai saat itu, belum ada Alkitab atau bahan pemuridan untuk para anggota masyarakat yang hanya memiliki budaya lisan/mendengar ini. Dawson biasanya akan memutar film YESUS dan membacakan Alkitab dalam kelompok besar di setiap desa terpencil itu. Kemudian ia akan tinggal selama beberapa waktu untuk mendiskusikan pelajaran-pelajaran sebelum ia kembali berlayar ke desa terdekat lainnya. Untuk waktu yang sangat lama, Dawson adalah satu-satunya penyampai Kitab Suci bagi mereka.
Tetapi Torch lalu mengubah segalanya. Sekarang suku Yąnomamö dapat mendengar Firman Tuhan bahkan ketika Dawson tidak bersama mereka. Dengan bahan bakar yang sulit didapat dan dibeli, benar-benar tidak mungkin bagi Dawson untuk mengunjungi semua desa yang diperhatikannya sesering yang diperlukan. Dan sejak terjadinya krisis politik dan sosial ekonomi di Venezuela beberapa tahun lalu, ia bahkan memiliki lebih banyak kendala. Pada saat itu, semua orang non-pribumi dipaksa meninggalkan wilayah-wilayah pedalaman, tetapi syukur atas rakhmat dan kasih karunia Tuhan, keluarga Dawson terhindar dari relokasi itu karena ia lahir di tengah-tengah suku Yąnomamö. Namun, meskipun demikian, mereka mengalami kekurangan dalam hampir segala hal, termasuk obat-obatan dan peralatan. “Fakta bahwa kami masih dapat menyalakan generator dan memfungsikannyatak lain adalah sebuahmukjizat,” katanya.
Pagi harinya, dengan tibanyalebih banyak solar lagi, Dawson dengan cepat menyiapkan perahunya yang kecil untuk perjalanan selama tiga hari. Ia tahu penduduk desa sudah mencemaskan kedatangannya yang terlambat, namun mereka pasti akan sangat gembira melihat hadiah yang akan mengubah-hidup yang dibawanya untukmereka. Mereka tidak akan perlu lagi menunggu-nunggukedatangan Firman Tuhan; mereka akan dapat langsung mendengarkannya sendiri dan dapat mempelajarinya bersama-sama di antara mereka sendiri. Dawson berharap ia akan punya waktu untuk membawa perahunya lebih jauh lagi untuk menjangkau lebih banyak suku Yąnomamö. “Saya berharap kami bisa memiliki banyak Torch 50 tahun lalu,” katanya. “Dan puji Tuhan—sekarang kamisudah memilikinya.”