Pendalaman Alkitab: _____, Pengharapan dan Kasih

(Staf In Touch Ministries)

Apa jadinya kehidupan Kristen jika tanpa iman?

Apakah Anda pernah salah mengira garam sebagai gula? Mungkin Anda mencoba memanggang sesuatu, membuat kopi manis, atau bahkan membumbui masakan. Bahan yang salah itu dimasukkan dan hasil akhirnya juga beraroma dan tampak menggugah selera—sampai cicipan pertama yang mengecewakan. Demikian juga, dalam perjalanan Kristen kita, kita bisa salah mengira sejumlah sikap dan perasaan lain sebagai iman yang tulus. Tetapi Tuhan, yang melihat hati kita, selalu mengetahui perbedaannya.

IMAN DI PERJANJIAN LAMA

Sejak di halaman-halaman awal kitab Kejadian, Tuhan memenuhi firman-Nya dengan figur-figur teladan yang menunjukkan iman ketika mereka mencari Tuhan.

BACA

IHYPERLINK “https://www.intouch.org/read/articles/bible-study-blank-hope-and-love”brHYPERLINK “https://www.intouch.org/read/articles/bible-study-blank-hope-and-love”aniHYPERLINK “https://www.intouch.org/read/articles/bible-study-blank-hope-and-love” 11:1-19

RENUNGKAN

Berjalan dengan iman bisa mendatangkan risiko atau kerugian, tetapi bagaimanapun, hidup dengan iman – dalam ketaatan pada Tuhan – itu sangat penting. Itu karena Bapa kita yang pengasih selalu menginginkan yang terbaik bagi anak-anak-Nya.

  • Bagi Tuhan, percaya adalah kunci kebenaran (KejadianHYPERLINK “https://www.intouch.org/read/articles/bible-study-blank-hope-and-love” 15:6). Karena persembahan Habil dilihat sebagai bukti iman yang tulus (KejadianHYPERLINK “https://www.intouch.org/read/articles/bible-study-blank-hope-and-love” 4:3-8), “Allah berkenan pada persembahannya itu … [dan] karena iman ia masih berbicara sesudah ia mati” (IbraniHYPERLINK “https://www.intouch.org/read/articles/bible-study-blank-hope-and-love” 11:4). Sebutkanlah beberapa orang percaya yang “masih berbicara” dalam hidup Anda meskipun sudah tiada. Jelaskan dampak mereka. Pesan spesifik apa yang Anda harapkan akan menjadi bagian warisan Anda?
  • Abraham sangat memercayai keandalan dari janji-janji Tuhan sehingga ia dapat bertindak menaati perintah yang mengerikan untuk mengorbankan anak yang dikasihinya (ayat 17-19). Apakah Anda pernah merasa Tuhan memanggl Anda untuk melakukan tindakan yang rasanya berbahaya, memalukan atau bahkan menjijikkan? Ceritakanlah apa yang terjadi. Bagaimana Anda akan menasihati teman yang bergumul dengan keputusan iman semacam itu?
  • Bertindak berdasarkan iman kadang bisa menimbulkan keheranan – atau kegusaran. Bacalah Daniel 6:6-10. Agar dapat menyembah Tuhan, Daniel mempertaruhkan nyawanya sendiri. Tuliskanlah beberapa prinsip dan prioritas yang dapat menolong Anda mengetahui cara melangkah maju jika perintah dari atasan, sekolah, gereja atau otoritas lain tampak bertentangan dengan Kitab Suci.
  • Bacalah 1 Samuel 24:1-22. Ketika sedang dikejar-kejar, Daud punya kesempatan untuk mengambil nyawa penindasnya. Tetapi ia menolak godaan itu “karena Tuhan” (ayat 6). Kapan tindakan iman Anda membutuhkan pengendalian-diri yang kuat? Peran apa yang dimainkan doa-doa Anda dan Roh Kudus?

IMAN DI PERJANJIAN BARU

Di dalam kitab-kitab Injil, Yesus berulang-ulang menekankan bahwa Tuhan mengutamakan iman.

REFLEKSI

Apa peran kita dalam mengembangkan iman yang lebih kuat?

  • Para guru memberikan ujian-ujian agar mereka dapat memeriksa penguasaan materi setiap siswa. Tetapi Bapa kita yang mahatahu sudah mengetahui hasilnya; ujian-ujian iman yang Dia berikan pada kita akan menunjukkan seberapa besar kesediaan kita untuk memercayai-Nya – dan benar-benar menumbuhkan iman kita ketika kita melihat yang Dia lakukan melalui respons kita.

MELANGKAH LEBIH LANJUT

Pikirkan bagaimana penerapan studi ini dalam hidup Anda.

Ungkapan lahiriah Kekristenan dapat terjadi tanpa iman, tetapi hal itu tidak membuat kita lebih dekat pada Tuhan jika kita hanya “ikut-ikutan.” Dia membaca hati dan mengetahui jika iman dan ketaatan memotivasi penyembahan, pelayanan dan perbuatan. Bapa kita tidak mengharapkan kesempurnaan instan, tetapi Dia mau iman kita bertumbuh menjadi dewasa. Dengan demikian kita dapat beranjak dari mengeluh atas situasi-situasi kita menjadi bersandar pada-Nya dengan yakin.