Pendalaman Alkitab: Berseru Kepada Tuhan
(Staf In Touch Ministries)
Bukankah menyenangkan mengetahui bahwa sebagai anak Tuhan, Anda sangat dikasihi? Daud mengakui dirinya sebagai “biji mata Tuhan.” Tetapi itu tak berarti segala sesuatu berjalan mulus. Sebagaimana yang bisa terjadi pada umat Tuhan saat ini, Daud juga mengalami hal buruk dalam relasi-relasi dengan manusia, ia bahkan punya musuh yang berusaha untuk membunuhnya. Ketika kita menghadapi konflik yang serius dengan orang lain, kita memiliki perlindungan ilahi dalam Kristus. Tetapi memohon kuasa seperti itu bukan hal yang bisa dianggap enteng. Kita harus melakukan seperti yang Daud lakukan – dengan bijak dan dengan sangat rendah hati.
LATAR BELAKANG
Mazmur kali ini berisi beberapa seruan tentang kejahatan, rencana jahat, dan kekejaman.
BACA
RENUNGKAN
Kapan kita boleh meminta Tuhan melepaskan kita dari kesulitan?
- Menunjukkan kesabaran, kasih dan kelemahlembutan adalah kewajiban kita dalam situasi-situasi sulit – dan merupakan bagian dari sifat dasar kita di dalam Kristus (Galatia 5:22-23). Tetapi ketika suatu masalah menjadi bukan saja mengganggu tetapi betul-betul membahayakan, orang yang paling lemah lembut pun dapat mencapai titik kesabarannya. Daud berseru kepada Tuhan bahwa tuntutan perkaranya adalah keadilan (Mazmur 17:1). Menurut Anda, mengapa ia mengawali permohonannya seperti ini?
- Saat kita mengalami konflik dengan orang lain, secara naluri kita akan berpikir kita benar, dan kita mungkin akan berusaha meyakinkan diri kita dan orang lain tentang hal itu. Bahkan, semakin kita merasa dipertaruhkan, semakin sulit bagi kita untuk berlaku Dengan mengingat hal ini, jelaskan pencapaian besar yang diungkapkan Daud di bagian kedua ayat 1. Seberapa mudah, atau sulit, Anda mendapati untuk jujur di hadapan Tuhan?
- Di ayat 3-5, Daud mengungkapkan tiga hal yang ia ketahui sebelum meminta Tuhan campur tangan: tindakan-tindakannya baik, maksud-maksudnya murni, dan Tuhan puas dengannya. Apa yang dikatakan hal ini pada Anda tentang pentingnya memeriksa-diri, kerendahan hati dan kedekatan dengan Tuhan ketika konflik-konflik dalam kehidupan meningkat?
MELANJUTKAN CERITA
Setelah mengambil waktu untuk memastikan masalahnya dan juga kesalahannya dalam situasi itu, Daud meminta perlindungan Tuhan.
- Bagaimana ayat 6-7 menunjukkan paradoks bahwa Tuhan selalu memerhatikan kita tetapi kita harus berseru kepada-Nya dan mencurahkan isi hati kita dalam doa? Melalui percaya kepada Yesus, orang percaya adalah anak-anak Bapa. Jelaskan bagaimana berseru kepada orangtua setelah mempertimbangkannya dengan cermat, seperti yang dilakukan Daud dalam mazmur ini, dapat menguatkan relasi orangtua-anak – dan juga relasi seseorang dengan Tuhan.
- Di ayat 8 Daud menunjukkan kesadaran bahwa ia adalah “biji mata Tuhan.” Bagaimana ayat ini menunjukkan kasih, kepercayaan dan kegembiraannya di dalam Tuhan? Saat Anda menjawab, pikirkanlah relasi Anda sendiri dengan Bapa. Bersyukurlah pada-Nya atas kebaikan-Nya dan mintalah pertolongan-Nya untuk melakukan yang sangat menyenangkan hati-Nya.
- Pernahkah Anda mendapati diri Anda “membual” (ayat 10)? Bagaimana mazmur ini membuat Anda memikirkan ulang tindakan-tindakan dan sikap-sikap Anda sendiri?
- 1 Petrus 5:7 mendorong kita untuk jujur pada Tuhan tentang perasaan-perasaan kita, dan Filipi 4:4 menasihati kita untuk menyampaikan permohonan-permohonan kita kepada Tuhan. Pada saat yang sama, Firman Tuhan berkata, “Kuasa dan keperkasaan ada di dalam tangan [Tuhan] sehingga tidak ada yang dapat bertahan melawan [Dia]” (2 Tawarikh 20:6). Keseimbangan apa yang bisa Anda temukan dalam kedua pemikiran ini? Bagaimana menurut Anda, hal ini diterapkan dalam permohonan Daud yang berani di Mazmur 17:13?
REFLEKSI
Berkat kita adalah menemukan kepuasan dalam kehadiran Tuhan, bagaimana pun situasi yang kita hadapi.
- Terkadang Tuhan melindungi kita dalam bahaya itu, dan terkadang Dia menyingkirkan bahaya itu. Semua itu adalah bagian dari hikmat dan otoritas-Nya atas hidup kita. Tetapi berseru kepada Tuhan dengan jujur adalah hak kita sebagai anak-Nya. Dan Dia akan mengganjar kita dengan kehadiran-Nya —berkat yang tiada duanya (ayat 15).