Setiap persembahan, berapa pun besarnya, berharga bagi Tuhan jika berasal dari hati.
Ketika Daud menulis Mazmur 69, hidupnya sedang tidak baik-baik saja. Ia sangat tertekan karena musuh-musuh yang tak henti-hentinya mengejarnya. Nyanyiannya yang tanpa tedeng aling-aling di hadapan Tuhan berisi ratapan atas situasinya yang pelik dan juga seruan minta keadilan ilahi tentang musuh-musuhnya. Namun ketika Daud terus mencurahkan isi hatinya kepada Tuhan, nuansa doanya mulai berubah. Sebelum mazmur itu berakhir, kata-katanya sudah mengungkapkan...
Baca selengkapnya