10 Kiat Membuka Diri Dan Tempat

(Kimberly Coyle)

Bagaimana menyambut orang lain tanpa memiliki rumah

Hospitality(keramahtamahan, kesediaan menyambut tamu atau memberi tumpangan) mengharapkan kita membuka diri dan tempat bagi orang lain, dan kita sering menganggap bahwa ini berarti menerima dan menyambut mereka di rumah/tempat kita secara fisik. Namun karena situasi-situasi tertentu – anggaran yang terbatas, teman serumah yang sulit, penyakit kronis, jam kerja yang tak beraturan – kita mungkin tidak selalu dapat membuka rumah kita. Tetapi menerima dan menyambut atau menjamu tamu di rumah bukanlah satu-satunya cara kita menunjukkan keramahtamahan. Berikut ini ada beberapa saran yang lain:

  1. Mengajak berdoa.

Mungkin ini bisa berupa merencanakan hubungan telepon seminggu sekali atau mengadakan persekutuan doa dalam komunitas daring.

  1. Memberi perhatian.

Menyingkirkan dulu ponsel, komputer atau pekerjaan Anda untuk hadir sepenuhnya di hadapan orang lain tanpa gangguan yang mengurangi kualitas waktu bersama.

  1. Menjadi tuan rumah yang kreatif.

Mengadakan pertemuan di paviliun dekat taman setempat, merencanakan piknik ke pantai, membawa bahan makanan ke rumah teman dan memasak di dapurnya (dengan tidak lupa untuk kemudian membersihkannya!)

  1. Melayani pada hari Minggu.

Membuka diri dan kesempatan kepada orang lain ketika datang ke gereja – menyediakan sarapan untuk para sukarelawan, mendampingi ibu yang masih baru dan menawarkan diri untuk mengasuh bayinya agar ia dapat mengikuti ibadah, atau memberikan kursus singkat dalam bidang yang menjadi keahlian Anda kepada jemaat yang berminat sebelum atau sesudah kebaktian.

  1. Menyediakan makanan.

Menyiapkan dua porsi besar makan malam untuk orangtua baru, keluarga yang sedang berduka, atau mahasiswa di musim ujian akhir. “Hanya karena” selalu menjadi alasan yang tepat untuk menyediakan makanan.

  1. Mendengarkan sebelum pergi.

Mungkin Anda tipe orang yang langsung pergi setelah acara selesai untuk menghindari obrolan ringan atau percakapan yang kaku. Bagaimana jika Anda berlama-lama dan menyediakan diri untuk mendengarkan – membuka kesempatan untuk berelasi dengan bercakap-cakap?

  1. Memberi tumpangan kendaraan.

Menawarkan diri untuk mengantar orang lanjut usia pergi ke doker. Menunjukkan tempat-tempat di sekitar kota kepada tetangga baru sambil menjalankan tugas-tugas rutin. Memberi tumpangan kepada anak dari keluarga yang sibuk tanpa mengharapkan balasan.

  1. Masalah pekerjaan.

Jika Anda memiliki pekerjaan yang dilakukan secara tetap, menunjukkan keramahtamahan di tempat kerja akan menjadi hal yang berdampak. Adakanlah acara makan-makan seadanya, rencanakan perayaan menyambut kelahiran bayi, atau bawalah kue-kue pada setiap hari Selasa ketiga.

  1. Menulis surat.

Kakek nenek yang sudah tua, anak asuh, atau orang yang dipenjara mungkin membutuhkan kata-kata yang menguatkan. Menulis surat adalah keramahtamahan yang membutuhkan waktu dan pikiran melalui kemampuan berbahasa.

  1. Memberikan undangan.

Carilah kesempatan-kesempatan untuk mengajak orang lain terlibat dalam kegiatan yang Anda lakukan. Mungkin saat Anda berjalan kaki sebulan sekali, memberi kuliah, atau membuka pertunjukan seni di komunitas Anda. Tampillah dalam kehidupan sehari-hari Anda dan ajaklah orang lain untuk tampil bersama Anda.