Bagaimana Menikmati Waktu Teduh Ketika Hidup Tidak Teduh

(Sunita Theiss dan Staf IT)

Panduan Sentuhan Hati untuk kesehatan rohani yang lebih baik

Saat Anda berpikir tentang waktu teduh, apakah kata “teduh” terasa seperti tidak cocok? Apakah Anda bergumul dengan perasaan seakan sudah gagal dalam berelasi dengan Tuhan? Kami mengerti. Kami juga merasa malu dengan Alkitab kami yang berdebu dan kehidupan doa kami yang kering selama ini.

Hidup ini sulit. Mungkin Anda hidup dalam keluarga yang padat, menuntut dan juga rumit. Atau mungkin Anda bekerja dengan jam kerja yang sambung-menyambung untuk berusaha mencukupi kebutuhan. Namun, terkadang masalahnya adalah kebisingan di dalam diri kita sendiri – kegelisahan dan kesedihan, kekhawatiran (di antara hal-hal lainnya) memenuhi pikiran kita. Hidup ini sulit, dan ternyata, juga sangat bising.

Apa pun penyebab kebisingan kita, yang seringkali terlalu membebani hidup, waktu teduh bersama Tuhan adalah salah satu korban pertama ketika kita dalam keadaan paling sibuk. Padahal justru di dalam saat-saat kacau dan seringkali tidak teduh inilah kita paling membutuhkan untuk bersama Tuhan.

Tak ada yang menyangkal betapa bermanfaatnya saat-saat teduh bersama Tuhan – jika kita bisa menikmatinya. Itu sebabnya “waktu teduh” menjadi istilah yang penting dalam usaha-usaha pemuridan kita. Meskipun demikian, ketidakmampuan kita untuk memiliki saat-saat itu tak perlu menjadi sumber rasa malu atau frustrasi. Masih mungkin untuk kita bertemu Tuhan di tempat dan pada waktu yang lain.

Kami menyusun panduan ini untuk membantu Anda memanfaatkan sebaik-baiknya situasi apa pun yang ada pada Anda. Tujuan kami bukanlah memperlengkapi Anda untuk menikmati pertemuan yang “sempurna” dengan Tuhan, tetapi benar-benar menolong Anda untuk memiliki kesempatan itu.

Seperti apakah “Waktu Teduh” itu

Tidak ada yang menjadi satu cara saja yang benar dalam berelasi dengan Tuhan. Bahkan, kita juga bisa tidak memakai istilah “waktu teduh” dan menggantinya dengan istilah yang senada dengan “waktu berelasi” karena keteduhan itu berada di luar kendali kita.

Seperti apa waktu bersama Tuhan itu berbeda-beda pada setiap orang, dan juga dapat berubah seiring terjadinya perubahan musim kehidupan. Tetapi pada umumnya, devosi pribadi biasanya terdiri dari gabungan antara doa, membaca Alkitab dan menyembah. Anda bisa memilih untuk memakai buku renungan, mengikuti rencana bacaan tertentu, atau meninjau ayat-ayat favorit dan merenungkannya. Sebagian orang Kristen membuat jurnal atau menuliskan doa-doa mereka, sementara yang lain berdoa dengan bersuara keras. Ada yang berlutut, ada juga yang duduk. Benar-benar ada banyak cara untuk menghabiskan waktu bersama Tuhan.

Di era media sosial dan influencer sekarang ini, sangat mudah untuk membandingkan waktu pribadi kita bersama Tuhan dengan foto-foto saat teduh orang lain yang berpose dengan Alkitab dan secangkir kopi, lalu kita bertanya-tanya apakah yang kita lakukan sudah benar. Atau juga ketika para sahabat, pemimpin gereja dan anggota keluarga menggambarkan ibadah pagi mereka, kita langsung bertanya pada diri sendiri, Apakah waktu teduhku sebaik waktu teduh mereka? Tetapi apa yang dilakukan orang lain tidak boleh mendikte bentuk waktu devosi yang Anda lakukan.

Ketika kita memikirkan perjalanan kita bersama Tuhan, gagasan untuk melakukan “cukup” atau melakukannya “dengan benar” bisa menjadi hal yang membingungkan, jika tidak membahayakan. Izinkan kami menghemat waktu dan kesedihan Anda dengan mengatakan kebenaran: Usaha-usaha Anda memang tak akan pernah cukup. Karena “cukup” tidak pernah menjadi intinya.

Dia mengenal hati Anda

Yang jauh lebih penting dari berapa banyak waktu yang Anda sediakan adalah kualitas hati Anda terhadap Tuhan. Lima menit berdoa pada Tuhan dengan rendah hati dan penuh kasih serta menerima kasih-Nya lebih baik daripada lima jam disiplin rohani yang digerakkan oleh keinginan berprestasi.

Terhiburlah karena mengetahui Tuhan tidak memperhitungkan waktu. Jika Anda rindu lebih lama bersama firman-Nya, Dia tahu. Jika Anda ingin lebih banyak berdoa, Dia tahu. Di Markus 12, Yesus sedang berada di bait suci bersama para murid-Nya. Mereka memerhatikan banyak orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan, termasuk sejumlah besar uang dari orang-orang yang sangat kaya. Lalu, mereka melihat seorang janda miskin memasukkan dua keping uang receh ke dalam kotak persembahan itu. Yesus berkata kepada para murid-Nya bahwa janda itu telah memberikan lebih banyak daripada orang-orang kaya itu. (Markus 12:41-44)

Di saat para janda tidak mampu mendapatkan penghasilan, ia telah mempersembahkan kepada Tuhan seberapa pun yang ia miliki. Sebaliknya, orang kaya memiliki kelimpahan untuk dipersembahkan dan – tidak seperti janda itu – tidak memberi dengan cara yang bisa membuat mereka kekurangan. Perbandingan yang sama bisa diterapkan pada waktu kita. Apakah banyaknya tuntutan hidup hanya memungkinkan Anda menyisihkan sedikit waktu saja setiap hari? Jika Anda mempersembahkan “waktu yang ada” itu kepada Tuhan, Dia melihat hati Anda dan akan sangat menghargai waktu Anda.

Sekalipun hal itu mungkin terasa tak berarti bagi kita, Tuhan menghargai yang kita berikan pada-Nya, karena Dia senang berelasi dengan kita. Lakukanlah yang Anda dapat. Dan ketika Anda dapat, lakukanlah lebih baik lagi. Yang kita kejar adalah mengalami level hubungan yang memungkinkan dalam hidup kita, dengan harapan dapat meningkatkannya lagi dari waktu ke waktu.

Pikirkanlah relasi-relasi Anda dengan keluarga dan sahabat. Kedekatan, kepercayaan dan kasih biasanya tidak dibangun dengan tindakan-tindakan besar yang hanya dilakukan sesekali. Tetapi, kita saling mendekati satu sama lain dengan irama-irama kecil setiap hari saat menjalani kehidupan bersama-sama. Dengan membangun dan mengandalkan irama-irama inilah dunia terasa aman dan dikenal.

Demikian pula dengan Bapa surgawi. Dia tidak mengharuskan kita memiliki waktu doa dan penyembahan yang panjang dan tanpa interupsi tetapi jarang-jarang. Dia hanya ingin kita tetap datang dengan apa yang dapat kita berikan setiap hari.

Kreatiflah dengan waktu Anda

Jika hidup Anda rasanya terlalu sibuk untuk melakukan waktu teduh “sekaligus,” cobalah kreatif. Jajaki bagaimana Anda dapat mengatur aktivitas-aktivitas Anda sedemikian rupa agar Anda dapat bertemu dengan Tuhan pada hari itu, dan mintalah Dia menolong Anda memanfaatkan kesempatan itu sebaik-baiknya.

Pikirkan kebiasaan-kebiasaan yang Anda rasa sudah menjadi bagian yang tetap dari irama hidup Anda sehari-hari. Apa yang membuat hal itu berhasil? Dapatkah Anda menambahkan waktu bersama Tuhan pada salah satu rutinitas yang sudah ada itu?

Banyak pakar tentang membangun kebiasaan menekankan pentingnya mempraktikkan yang disebut “habit stacking” (seni membangun kebiasaan baru melalui perilaku-perilaku yang sudah dimiliki-Red). Ini berarti mengindentifikasi hal-hal yang sudah Anda lakukan secara konsisten (seperti menyikat gigi) dan meningkatkannya dengan menambahkan hal yang sedang Anda usahakan untuk melakukannya secara lebih konsisten (seperti membaca Kitab Suci atau berdoa syafaat).

Saat Anda memulainya, cobalah salah satu dari yang berikut ini:

  • Tentukan tempat untuk Alkitab, buku renungan atau jurnal di dekat alat pembuat kopi atau teko teh. Sementara kopi atau teh Anda dibuat, pakailah beberapa menit untuk membaca dan merenungkan.
  • Jika Anda mencoba menghafalkan ayat tertentu atau hendak mendoakan orang tertentu, tuliskanlah ayat atau nama orang itu dan tempelkanlah di cermin atau dasbor mobil Anda. Anda juga dapat menuliskannya di ponsel Anda. Kemudian, setiap kali Anda melihat catatan itu, bacalah secara singkat ayat itu atau berdoalah, dan bersyukurlah pada Tuhan atas kesempatan itu.
  • Gunakanlah alarm atau tanda pengingat telepon Anda untuk berhenti sejenak dan “melapor” singkat pada Tuhan. Notifikasi pertama bisa mendorong Anda untuk mengenali bagaimana Tuhan telah memberkati Anda pada hari itu, yang kedua untuk mendoakan orang terkasih atau rekan tertentu, yang ketiga untuk membaca Alkitab, dan yang satu lagi untuk mengingatkan Anda bahwa Dia sedang bekerja memakai segala sesuatu untuk menggenapi tujuan-Nya.
  • Alih-alih memutar situs komedi favorit Anda saat melipat pakaian, dengarkanlah kotbah dari pendeta tepercaya. Alih-alih menyetel siaran berita saat mengemudi pergi dan pulang kerja, putarlah Alkitab audio atau rekaman renungan. Jika ada acara favorit yang suka Anda tonton bersama anak-anak, manfaatkanlah waktu lima menit untuk melakukan ibadah keluarga sebelum menonton.

Cobalah memasukkan salah satu dari kebiasaan-kebiasaan seperti ini selama 2 atau 3 hari. Kemudian tanyakan pada diri Anda mana yang berhasil dan mana yang perlu Anda ubah. Tidak lama, Anda akan memiliki lebih banyak waktu bersama Tuhan daripada sebelumnya.

Tetaplah sederhana dan konsisten

Kebanyakan dari kita tidak akan keluar rumah dan berharap bisa lari sepanjang 26 kilometer pada usaha yang pertama. Kemungkinan kita akan mulai dengan satu atau dua kilometer, dan berfokus pada latihan pernapasan dan peregangan otot. Pada akhirnya dengan latihan yang konsisten dan ketahanan yang meningkat, Anda akan memiliki kemampuan untuk berlari dengan jarak yang makin lama makin jauh.

Ibarat berlatih untuk perlombaan lari jarak jauh, memberikan yang Anda miliki kepada Tuhan akan lebih mudah jika Anda konsisten. Dalam buku Atomic Habits, James Clear berkata bahwa “setiap tindakan yang Anda ambil adalah suara pilihan untuk menjadi orang seperti apakah keinginan Anda. Tidak ada satu kejadian pun yang akan mengubah Anda, tetapi seiring bertambahnya jumlah suara pilihan, bukti identitas baru Anda juga akan meningkat.” Kita tidak perlu mengambil langkah-langkah drastis untuk berelasi dengan Tuhan secara bermakna. Tetapi langkah-langkah yang berkesinambungan dan konsisten – sekalipun kita mungkin lalai sehari atau dua hari – akan memberi dampak nyata pada cara kita berelasi dengan Dia.

Jika Anda sesekali abai, lalai atau melupakan waktu bersama Tuhan, berkasih karunialah pada diri Anda sendiri. Jangan terpancang pada fakta bahwa Anda sudah kehilangan satu hari sementara tujuan Anda adalah 5 hari berturut-turut. Sebaliknya, ambillah kesempatan untuk mengagumi kenyataan bahwa Anda berhasil menyelesaikan 4 dari 5. Kasih karunia dan belas kasihan Tuhan tidak terbatas, dan rancangan-Nya untuk kita tidak termasuk kecemasan. Dia ingin kita mendapat kelegaan dalam waktu kita bersama Dia.

Saat Anda membangun kebiasaan-kebiasaan dan keluar masuk masa sibuk, Anda mungkin mendapati bahwa hal-hal tertentu menjadi kurang menuntut atau tantangan-tantangan baru muncul. Anda mungkin memiliki lebih banyak waktu dari sebelumnya, atau mungkin waktu teduh Anda yang sebelumnya 30 menit perlu dibagi menjadi dua kali 15 menit pada hari itu.

Apa pun masalahnya, tetaplah berdoa dan fleksibel sementara kebutuhan dan kapasitas Anda untuk berelasi berkembang. Tuhan menyertai Anda, dan Dia rindu menghabiskan waktu bersama Anda setiap hari‚ bagaimanapun bentuknya. Ingat, waktu kita bersama Tuhan tidak harus sempurna; bahkan bersyukurlah karena faktanya hal itu tidak pernah sempurna. Bagaimanapun, sebagai makhluk yang bercacat cela, kita dapat datang pada Tuhan hanya dengan ketidaksempurnaan kita. Tetapi Dia siap menjumpai kita di tempat kita berada, dengan apa pun yang bisa kita berikan kepada-Nya.