Bapa Yang Setia

(Charles F. Stanley)

Meskipun kita tidak selalu tahu apa yang sedang dikerjakan Tuhan, kita dapat selalu bersandar pada siapa Dia.

Seberapa bergantungnya Anda pada Tuhan? Berhentilah sejenak dan pikirkan baik-baik tentang hal itu. Sebagai orang Kristen, kita suka berpikir kita bergantung sepenuhnya pada Dia, dan pada hari-hari Minggu kita bahkan  – dengan penuh kesungguhan – menyanyikan lagu-lagu rohani dan nyanyian-nyanyian yang mengungkapkan kebergantungan kita pada-Nya. Tetapi buktinya tidak terletak pada yang kita katakan atau nyanyikan, melainkan pada pikiran, tindakan dan sikap kita.

Apa reaksi pertama Anda ketika suatu masalah muncul? Apakah Anda cemas dan gelisah, mencari solusi sendiri, atau datang pada teman untuk meminta nasihat? Apakah Anda khawatir tentang masa depan atau gampang mengeluh tentang situasi Anda? Meskipun khawatir merupakan reaksi yang wajar dan tidak ada yang salah dengan mencari nasihat yang baik, namun jika kita melakukan hal-hal ini tanpa mencari Tuhan terlebih dahulu (Matius 6:33), hal ini biasanya menunjukkan bahwa kita sulit memercayai Tuhan. Bersyukur, kita dapat bertumbuh dalam kebergantungan kita pada Tuhan, tetapi jalan yang menuju  ke sana mungkin mengejutkan. Kita bisa sampai ke tempat yang Tuhan inginkan bukan dengan berusaha lebih keras, tetapi dengan belajar mengenal Tuhan lebih dalam melalui firman-Nya.

Yang Anda pikirkan tentang Tuhan sangat penting karena akan memengaruhi setiap aspek hidup Anda. Jika Anda tidak memiliki pengertian akurat yang berdasarkan Firman tentang siapa Dia, pandangan Anda tentang Dia akan selalu berubah-ubah mengikuti situasi-situasi Anda. Ketika hidup berjalan sesuai dengan yang Anda inginkan, Anda akan bersukaria atas kebaikan dan kesetiaan-Nya, namun jika kesulitan dan penderitaan datang, iman Anda mungkin mulai goyah. Alih-alih memercayai yang dikatakan Alkitab tentang Tuhan, Anda malah bertanya-tanya, Di mana Tuhan? Mengapa Dia tidak menjawab doa-doaku? Tidakkah Dia peduli?

Kita perlu tahu bahwa Tuhan tak pernah meninggalkan atau membiarkan kita, sekalipun pada saat kita bimbang dan gagal. Dan itulah tepatnya yang dijanjikan 2 Timotius 2:13 pada kita: “Jika kita tidak setia, Dia tetap setia karena Dia tidak dapat menyangkal diri-Nya.” Kita semua yang sungguh-sungguh percaya dan menerima Yesus Kristus sebagai Juru Selamat telah dipersatukan dengan Dia (Yohanes 17:21). Dan meskipun kita jatuh dan kedapatan tidak setia, kesatuan yang tak terpisahkan ini tak pernah dapat dihancurkan.

Dasar kesetiaan Tuhan adalah sifat-Nya yang tidak berubah, yang sungguh-sungguh berarti Dia tidak pernah berubah dan selalu sama. Kita dapat memercayai Dia dalam segala situasi dan setiap waktu karena Tuhan kita bukanlah dewa yang impulsif yang bisa berubah kebaikannya setiap waktu atau karena suatu alasan.

Tuhan kita bukan saja tidak berubah, Dia juga mahakuasa. Ini berarti Dia memiliki kuasa yang diperlukan untuk menepati apa pun yang Dia janjikan. Selanjutnya, Bapa surgawi kita mahatahu – Dia mengetahui segala pengetahuan dan pemikiran – dan selalu mengasihi kita menurut hikmat-Nya yang sempurna. Kesetiaan-Nya pada kita anak-anak-Nya tak pernah berubah – sekalipun situasi-situasi kita menggoda kita untuk meragukan Dia.

Alkitab adalah bukti kesetiaan Tuhan. Setiap kali kita mulai berpikir-pikir dan mempertanyakan apakah Tuhan sungguh dapat dipercaya, kita perlu meneguhkan iman percaya kita dengan ayat-ayat firman Tuhan yang memastikan sifat dapat dipercaya-Nya. Sebagai contoh, Ratapan 3:22-23, salah satu ayat favorit saya, berkata, “Tak berkesudahan kasih setia Tuhan, tak habis-habisnya rakhmat-Nya, selalu baru tiap pagi, besar kesetiaan-Mu.”

Pikirkan isi surat Petrus yang ditulis kepada orang-orang Kristen yang sedang dalam penganiayaan dan kesesakan. Bagi mereka mungkin tampaknya Tuhan telah meninggalkan mereka, tetapi Petrus meyakinkan mereka bahwa itu tidak benar dan menasihati orang-orang yang menderita itu untuk “menyerahkan diri kepada Pencipta yang setia sambil terus berbuat baik” (1 Petrus 4:19).

Salah satu sarana yang dipakai Tuhan untuk mengajar kita tentang kebergantungan adalah pengalaman sulit dan penderitaan. Kita bisa sangat bergantung pada diri sendiri sampai kita ditimpa kesusahan. Lalu kita datang pada satu-satunya yang dapat menolong – Tuhan Yang Mahakuasa. Meskipun kita mungkin tidak mengerti yang sedang Dia kerjakan, namun ketika kita melihat ke belakang, kita dapat melihat bagaimana Dia telah menuntun kita dan menguatkan kita untuk bertahan. Seiring berjalannya waktu, bukti pemeliharaan-Nya yang berdaulat semakin kuat sampai kita hanya dapat berkata, “Tuhan sungguh setia setiap waktu!”

Tidak ada yang lebih dapat dipercaya selain Tuhan. Tidak ada di dunia yang diciptakan ini yang dapat dipercaya sepenuhnya. Manusia bisa mengecewakan kita, keamanan finansial bisa menguap, dan filosofi-filosofi ternyata keliru, tetapi Tuhan dan firman-Nya tetap untuk selama-lamanya. Jika Anda meragukan hal ini, pikirkan bagaimana kesetiaan-Nya sudah ditunjukkan dalam hidup Anda:

  • Dia menyelamatkan Anda. Ini bukan hal yang layak Anda dapatkan atau terima. Ini adalah pemberian kasih karunia Tuhan melalui iman. Dia tidak hanya menggenapi setiap nubuat Perjanjian Lama yang menjanjikan kedatangan Juru Selamat, Dia juga menjelaskan di Perjanjian Baru, bagaimana cara yang tepat untuk diselamatkan. Lalu Dia memastikan Anda mendengar Injil dan memberi Anda janji ini: “Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat” (Kisah Para Rasul 16:31). Anda percaya ini benar dan akhirnya menerima Yesus Kristus sebagai Juru Selamat dan Tuhan Anda. Sekarang Anda aman sebagai anak Tuhan dan Dia tak pernah meninggalkan Anda.
  • Tuhan meyakinkan Anda tentang pengampunan dan penyucian-Nya yang terus-menerus. “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan” (1 Yohanes 1:9). Janji tentang dipulihkannya persekutuan dengan Tuhan ini berlaku untuk semua orang percaya. Janji itu tidak didasarkan pada perasaan, tetapi pada kesetiaan Tuhan.
  • Tuhan menjaga Anda. “Aku yakin sepenuhnya bahwa Dia yang memulai pekerjaan baik di antara kamu akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus” (Filipi 1:6). Anda diselamatkan bukan oleh perbuatan baik, dan Anda juga tidak dapat mempertahankan keselamatan Anda dengan berbuat baik. Satu-satunya yang dapat menjaga Anda adalah Tuhan, dan Dia berjanji suatu hari kelak Anda akan berdiri di hadapan-Nya di surga dalam keadaan tak bercacat dan benar-benar serupa dengan gambaran Anak-Nya (1 Korintus 1:8-9).

Kesetiaan Tuhan adalah landasan kita. Setiap orang percaya telah mempertaruhkan masa depan kekalnya kepada keandalan Tuhan Yang Maha Kuasa. Jika Dia tidak setia, seluruh kehidupan Kristen tak ada artinya, dan kita tidak punya pengharapan. Tetapi Tuhan itu setia. Dia memegang hidup kita dengan tangan-Nya dan memberi kita kekuatan untuk menanggung situasi-situasi sulit dengan pengharapan, sukacita dan ucapan syukur.

Jika Anda orang percaya yang sedang “megap-megap” dalam kehidupan rohani Anda, mungkin itu karena konsep Anda tentang Tuhan terlalu sempit. Anda perlu melihat Dia sebagai Tuhan yang mahakuasa dan tidak berubah yang berkuasa atas diri dan segala situasi Anda. Dia selalu peduli pada kesulitan dan penderitaan Anda dan Anda tak pernah lepas dari perlindungan-Nya.

Semakin baik pandangan Anda tentang Tuhan, semakin besar damai sejahtera Anda pada masa baik atau pun buruk. Dia setia selamanya, dan kebenaran ini dapat Anda andalkan dalam setiap situasi di sepanjang sisa hidup Anda. Dengan memercayai Dia, Anda tak akan kehilangan apa pun selain kecemasan dan kekhawatiran Anda.

Refleksi

Terkadang melihat kebalikan dari suatu kebenaran menolong kita untuk menemukan nilai kebenaran itu. Sebagai contoh, seperti apa hidup Anda jika Tuhan tidak setia dan dapat berubah? Bagaimana ini akan memengaruhi keandalan firman-Nya? Dapatkah Anda mengandalkan janji-janji-Nya? Mengajukan pertanyaan-pertanyaan seperti ini akan membantu kita melihat betapa mendasarnya kesetiaan Tuhan itu. Tanpa itu, kita semua celaka.

Kita memerlukan Tuhan yang tidak berubah yang dapat kita andalkan sepenuhnya dan memberi kelegaan. Bersyukur, Tuhan kita persis seperti itu. Hanya, kita perlu beranjak dari sekadar mengetahui kebenaran ini dengan mempersilakan kebenaran ini memengaruhi cara hidup kita setiap hari. Kesetiaan Tuhan seharusnya membentuk cara kita berpikir, berdoa, menyembah, membaca firman-Nya dan menyikapi kesulitan hidup.

Sebagai contoh, dalam skenario berikut ini, bagaimana bergantung pada Bapa surgawi yang dapat diandalkan mengubah cara merespons Anda yang biasanya?

  • Anda harus membuat keputusan, dan Anda tidak tahu apa yang harus dilakukan.
  • Anda bergumul dengan suatu pencobaan, dan Anda merasa terlalu lemah untuk menolak.
  • Anda menghadapi masalah keuangan, dan sepertinya tidak ada jalan keluar.

Doakan 

Bapa surgawi, saya mengakui bahwa saya sering mudah melupakan kesetiaan-Mu dan mengandalkan diri sendiri. Tetapi ketidaksetiaan saya tidak membatalkan sifat-Mu yang dapat dipercaya. Terima kasih karena Engkau telah menjadi perisai atau pelindung yang tak pernah gagal bagi saya, dan di bawah kepak sayap-Mu saya dapat menemukan tempat perlindungan dalam badai kehidupan. Amin.

Renungkan

Lakukan

Mengeluh, khawatir, takut dan cemas adalah tanda-tanda orang yang tidak percaya Tuhan. Setiap kali situasi-situasi menggoda Anda untuk menyerah kepada perasaan dan perilaku ini, buatlah pilihan untuk tidak bersandar pada pengertian Anda sendiri dalam situasi itu. Sebaliknya, sandarkan diri Anda pada ayat-ayat yang memberi Anda pengertian yang lebih baik tentang Tuhan dan kesetiaan-Nya. Ketika fokus Anda beralih dari situasi-situasi kepada Tuhan, semua hal lain tak ada apa-apanya dibandingkan kesetiaan-Nya yang besar.