Dibangkitkan Untuk Hidup Baginya
Oleh Charles F. Stanley
Apa sebenarnya baptisan itu, dan mengapa hal itu penting bagi orang percaya?
Mengapa kita perlu dibaptis?
Orang Kristen harus dikenal dari ketaatannya kepada Kristus. Namun, ada satu perintah-Nya yang sering diabaikan. Setelah membuat pengakuan iman, sebagian orang percaya tidak mau dibaptis meski Alkitab dengan jelas memerintahkan hal itu. Karena kecenderungan ini cukup signifikan, kita perlu menyelidiki apa yang dikatakan Firman Tuhan tentang hal ini.
Mari kita mulai dengan membaca Matius 28:18-20: Yesus mendekati mereka dan berkata: “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di Sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”
Dari ayat-ayat ini jelas bahwa Yesus menghendaki murid-murid-Nya dibaptis dan memastikan orang-orang percaya lainnya juga menerima baptisan. Yesus tidak berkata bahwa baptisan adalah syarat untuk diselamatkan, tetapi baptisan sewajarnya akan mengikuti keselamatan.
Kata baptisan berasal dari kata Yunani baptizo, yang berarti “membersihkan, mencuci, membersihkan dengan air, atau membanjiri.” Kata ”baptizo” dipakai 76 kali di dalam Alkitab Perjanjian Baru (NASB) —dan disebutkan 19 kali di dalam kitab Kisah Para Rasul saja!
Dari beberapa ayat di kitab Kisah Para Rasul, kita dapat belajar dua kebenaran penting sehubungan dengan baptisan:
- Baptisan terbatas untuk orang-orang yang sudah memercayai kesaksian Yesus Kristus dalam hal kematian, penguburan dan kebangkitan-Nya. Setelah Petrus menyampaikan khotbah pertamanya dan banyak orang menjadi percaya kepada Kristus, ia memerintahkan mereka untuk bertobat dan memberi diri dibaptis (Kisah Para Rasul 2:37-38).
- Orang percaya-baru langsung dibaptis setelah diselamatkan. Sebagai contoh,
Ketika Filipus menjelaskan bahwa Yesus menggenapi nubuat nabi Yesaya, sida-sida Etiopia itu percaya dan langsung minta dibaptis (Kisah Para Rasul 8:26-39). Demikian pula, Paulus membaptis kepala penjara di Filipi beserta keluarganya ketika mereka menerima Kristus (Kisah Para Rasul 16:27-33).
Menurut catatan tradisi, Yesus Kristus dibaptis oleh Yohanes Pembaptis di tempat yang sekarang bernama Qasr al-Yahud atau “Benteng Orang Yahudi.” Lokasinya di Tepi Barat Sungai Yarden, yang dulu merupakan sungai yang diseberangi bangsa Israel di bawah pimpinan Yosua dan tempat nabi Elia diangkat ke surga.
Guinness World Records mencatat bahwa orang tertua yang dibaptis adalah Clarence Raymond Kannheiser. Ia dibaptis pada tanggal 11 April 2009 dalam usia 97 tahun 53 hari.
Baptisan dilakukan dengan beberapa cara. Ada yang dengan memercikkan air di kepala (aspersion), ada pula yang dengan mengguyurkan air ke kepala (affusion). Denominasi-denominasi lain melakukannya dengan memasukkan seluruh tubuh ke dalam air (immersion).
Alasan-alasan mengapa kita perlu dibaptis:
Sebagian orang Kristen menolak dibaptis karena mereka tidak tahu arti baptisan yang sebenarnya. Oleh karena itu, mari kita menyelidiki yang dikatakan Kitab Suci tentang pentingnya baptisan.
Baptisan itu merupakan:
- Perintah Yesus Kristus (Matius 28:19). Ini saja sebenarnya sudah merupakan alasan yang kuat untuk setiap orang percaya memberi diri dibaptis.
- Pengakuan terbuka tentang keselamatan yang kita alami (Roma 10:9-10). Tidak ada hal yang sepenting keyakinan pribadi bagi orang yang sungguh percaya kepada Kristus. Bagaimana kita dapat menjadi terang dunia jika kita tidak mengakui-Nya sebagai Tuhan?
- Gambaran visual tentang pengalaman rohani kita (Roma 6:3-6). Kita sudah matidari jalan-jalan kita yang lama dan dibangkitkan dalam kehidupan yang baru. Kita tidak pernah menjadi orang yang sama lagi seperti ketika kita belum menerima Kristus.
- Pernyataan simbolis dari isi berita Injil (I Korintus 15:1-4). Dimasukkan ke dalam air melambangkan kematian dan penguburan Kristus, dan keluar dari air melambangkan kebangkitan-Nya.
- Identifikasi dengan tubuh Kristus (Kisah Para Rasul 2:41), yang menunjukkan bahwa kita adalah milik-Nya dan merupakan bagian dari gereja-Nya.
“Kita harus menghargai sakramen baptisan. Perintah yang merupakan bagian dari Tuhan Yesus sendiri tidak boleh dianggap remeh. Perintah yang diberikan oleh Kepala Gereja sendiri harus selalu dihormati oleh orang-orang yang menyatakan diri Kristen.” – J. C. Ryle
- Identifikasi pribadi kita dengan Kristus (Roma 6:3-4). Kita sudah mati bersama dengan Kristus bagi dosa dan karenanya kita kini dimampukan untuk hidup dengan cara yang baru melalui kuasa kebangkitan-Nya.
- Pernyataan terbuka tentang kebangkitan Kristus dan kebangkitan kita yang akan datang (I Korintus 15:20-23). Karena Yesus sudah mengalahkan maut, kita bisa yakin bahwa kita juga akan dibangkitkan untuk hidup yang kekal.
Jadi, menurut Alkitab, baptisan bukanlah pilihan bagi orang percaya. Yesus telah bersedia menyamakan diri-Nya dengan orang berdosa ketika Dia dibaptis oleh Yohanes (Matius 3:13-15). Bagaimana mungkin kita tidak mau menyamakan diri dengan-Nya yang telah menyelamatkan dan memberi kita hidup yang kekal – dengan memberi diri dibaptis?
Adakah sesuatu hal yang menahan Anda untuk dibaptis? Menurut Anda, apa yang akan dikatakan Yesus tentang alasan-alasan Anda?
Jika Anda sudah dibaptis, apa yang sudah Anda pelajari dari penyelidikan yang membuat Anda lebih mengerti tentang baptisan ini?