Kabar Baik Tentang Kesukaan Besar
(Charles F. Stanley)
Kabar baik tentang kehidupan Yesus di bumi adalah alasan yang cukup untuk bersukacita sepanjang tahun—dan kemungkinan hal itulah yang dapat membedakan kita dari yang lain.
Ingatlah bagaimana perasaan Anda pada tanggal 24 Desember ketika Anda masih kecil. Anda mungkin hampir tak sabar menanti datangnya esok hari, dan penantian itu membuat Anda tidak bisa tidur. Nah, ada sekelompok gembala yang juga merasa seperti itu pada malam Natal yang pertama, tetapi kegirangan mereka bukan hanya tentang yang akan datang; mereka gembira karena apa yang sudah mereka dengar dan mereka lihat. Mengingat Tuhan sudah tidak berbicara kepada manusia selama berabad-abad, pesan yang disampaikan para malaikat merupakan berita yang sangat mengejutkan bagi para penerima yang “tidak mungkin” itu.
Pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa Tuhan mau menyingkapkan kelahiran Anak-Nya kepada para gembala yang rendah dan bukan kepada para pemimpin Israel, atau mengapa Dia membiarkan Anak-Nya dilahirkan di sebuah kandang? Karena Tuhan tidak pernah melakukan sesuatu dengan sembrono, kedua pilihan itu tentu ada makna dan maksudnya. Sudah sepantasnya orang-orang ini menjadi orang-orang pertama yang mendengar berita tentang Yesus, Sang Gembala yang baik yang “menyerahkan nyawa-Nya bagi domba-domba-Nya” (Yohanes 10:11). Dan kemungkinan memang tidak ada tempat kelahiran yang lebih cocok untuk “Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia” (Yohanes 1:29) selain tempat bernaung yang dibuat untuk ternak alias kandang domba.
Untuk membantu Anda memahami betapa mengejutkannya perjumpaan ini, pikirkanlah apa yang akan Anda lakukan jika malaikat tiba-tiba muncul di gereja Anda dan mengumumkan bahwa Yesus akan datang kembali besok. Bagaimana perasaan Anda? Mungkinkah Anda langsung melupakannya dan bisa tidur dengan nyenyak pada malam itu, atau apakah Anda akan seperti para gembala yang langsung pergi menjumpai Mesias dan menceritakan yang mereka alami kepada semua orang?
Ini benar-benar “kabar baik tentang kesukaan besar . . . untuk seluruh bangsa” (Lukas 2:10). Malaikat itu menyatakan bahwa Tuhan akan memberikan keselamatan kepada manusia melalui Bayi mungil yang terbaring dalam palungan. Betapa menariknya evangelion itu, kata Yunani untuk “kabar baik,” yang juga diterjemahkan sebagai “Injil” di bagian-bagian lain Perjanjian Baru. Pada intinya, seluruh kehidupan Kristus—sejak Dia dikandung dari Roh Kudus, dilahirkan oleh anak dara Maria, mati di kayu salib untuk menebus dosa-dosa kita, bangkit dari antara orang mati dan naik ke surga untuk duduk di sebelah kanan Bapa, dan juga janji-Nya untuk datang kembali—dapat disimpulkan dengan satu kata ini.
Kristus adalah sumber sukacita kita
Kabar-kabar yang sangat menggembirakan mendatangkan kebahagiaan seketika, tetapi sesudah itu, perasaan yang melambung tinggi memudar, meninggalkan kita tetap dalam keadaan tidak berubah. Tetapi, ketika kita percaya pada kabar baik Injil dan menerima Yesus sebagai Juru Selamat kita, sukacita kita abadi dan mengubah hidup. Kita dapat menjadi penuh karena Roh Kudus-Nya selalu menyertai kita. Dan ketika kita tinggal di dalam Dia seperti ranting yang melekat pada pokok anggur, hidup-Nya mengalir melalui kita, dan Roh menghasilkan buah (Yohanes 15:4,11; Galatia 5:22-23).
Perjanjian Baru memberi kita banyak alasan untuk merayakan/bersukacita. Yohanes berbicara tentang sukacita yang dialami ketika saling bertemu dan berbicara dengan sesama orang percaya (2 Yohanes 1:12). Titus merasa tergetar karena ketaatan orang-orang Korintus, dan gereja-gereja di Makedonia menemukan kepuasan dalam memberi dengan penuh pengorbanan (2 Korintus 7:13; 2 Korintus 8:1-2). Yesus berbicara tentang sukacita penuh yang berasal dari mendengar Firman dan menerima jawaban doa yang dipanjatkan dalam nama-Nya (Yohanes 17:13; Yohanes 16:24).
Kita bahkan dapat bersukacita karena menderita. Yesus berkata, berbahagialah kita jika kita dihina dan dianiaya oleh karena Dia, karena upah kita besar di surga (Matius 5:11-12). Paulus menasihati kita untuk bergembira dalam kesengsaraan kita karena kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, karakter tahan uji dan pengharapan (Roma 5:3-4). Dan Petrus berkata semua itu menguji kemurnian iman kita dan akan menghasilkan puji-pujian dan kemuliaan pada hari kedatangan Tuhan kembali (1 Petrus 1:6-8).
Seperti yang dapat Anda lihat, sukacita yang diberikan Kristus pada kita itu unik. Kita bukan senang dengan kesusahan, tetapi kita dapat bersukacita dalam tujuan-tujuan baik Tuhan yang mengizinkan penderitaan itu terjadi. Sukacita kita ada di dalam Kristus – karena apa yang sudah Dia lakukan untuk kita, bagaimana Dia sedang bekerja di dalam kita, dan apa yang Dia janjikan dalam kekekalan. Hal ini sangat bertentangan dengan kecenderungan-kecenderungan manusiawi kita. Itu sebabnya fokus kita sangat penting.
Di mana Anda sedang mencari sukacita? Dalam pengharapan bahwa kehidupan yang baik akan memberikan kebahagiaan, Anda mungkin sudah berusaha mengatur situasi-situasi Anda, namun Anda hanya mendapatkan kekecewaan. Kebahagiaan bukanlah hal yang dapat Anda ciptakan. Hanya Yesus yang dapat memberikan kebahagiaan abadi dalam setiap situasi, baik atau buruk.
Tuhan adalah sumber kekuatan kita.
Ketika gembala-gembala itu mendengar tentang Mesias, kegirangan mereka meluap menjadi tindakan. Mereka tidak dapat menyimpan berita itu untuk diri mereka sendiri saja. Sukacita Kristus itu berkuasa/ memiliki kekuatan. Dan sebagaimana yang terjadi pada gembala-gembala itu, sukacita itu juga dapat mengubah hidup kita dan memotivasi kita untuk melayani Dia.
Hidup yang penuh sukacita adalah kesaksian paling menarik yang dapat Anda dan saya tunjukkan kepada dunia yang terhilang dan terluka. Banyak orang sedang mencari sukacita di berbagai tempat yang salah, sehingga ketika mereka melihat kita menghadapi penderitaan, masalah dan konflik dengan kepuasan yang tenang dan damai di hati, pintu pun terbuka bagi kita untuk membagikan berita tentang Juru Selamat yang sudah datang untuk memberi hidup baru.
Ketika Anda merayakan Natal, ingatlah perkataan Nehemia kepada bangsa Israel ini: “Sukacita karena TUHAN itulah kekuatan/perlindunganmu” (Nehemia 8:10). Ketika mereka mendengar Kitab Suci dibacakan kepada mereka, mereka menangis dan berduka karena dosa-dosa mereka. Tetapi Nehemia berkata supaya mereka jangan bersedih, tetapi merayakan, membagikan hadiah-hadiah dan bersukacita karena hari itu adalah hari yang kudus.
Kedengarannya seperti Natal, bukan? Natal adalah hari kita yang kudus—waktu untuk bersukacita dalam Tuhan dengan perayaan besar, hadiah-hadiah dan bersekutu dengan orang-orang yang kita kasihi. Tuhan ingin kita menikmati hari ini dengan menghormati Yesus Kristus dan merayakan dengan satu sama lain.
Sekalipun situasi-situasi Anda pada Natal ini tidak/kurang baik, jangan lepaskan sukacita Anda. Sukacita adalah hadiah yang berharga dari Kristus, dan Dia ingin Anda memiliki sukacita itu sepenuhnya hari ini dan setiap hari. Natal hanyalah pendahuluan dari yang menanti kita di surga—sukacita karena kehadiran Bapa, Anak dan Roh Kudus yang tidak terputus dan tidak terhalang. Dan hanya itulah alasan kita untuk merayakan dan bersukacita.