Katakan Sesuatu Yang Indah

(Winn Collier)

Kekuatan yang membangkitkan dari mengajukan pertanyaan yang baik

Saya pernah duduk berhadapan dengan seorang pria lembut dan rendah hati yang belum saya kenal baik, tetapi kami sudah mengatur untuk menghabiskan suatu sore bersama-sama. Saya langsung mendapatibahwa ia bukanlah orang yang suka berbasa-basi. Kami baru saja duduk selama beberapa menit ketika, tanpa tergesa-gesa dan berusaha membangun percakapan, ia bertanya tentang apa yang ada di hati saya. Undangan sederhana ini membuka sumber yang belum pernah digunakan dalam diri saya, dan berjam-jam percakapan yang berawal dari situ menjadi sangat kaya dan bermakna.

Ia mendengarkan saya dengan saksama dan penuh perhatian. Kehangatan dan keterbukaannya membuat saya tahu bahwa ia akan menerima saya apa adanya, tanpa mengharapkan apa-apa. Saya ingat bagaimana ia terus tersenyum pada saya dengan sukacita yang tulus, seakan-akan ia adalah orang yang terdampar di sebuah pulau yang sunyi dan saya baru datang dengan membawa berita dari rumah. Ia tidak berusaha terdengar pintar atau bijaksana. Ia tidak mencoba melemparkan pertanyaan-pertanyaan hebat yang sudah disiapkan sebelumnya. Ia hanya bersandar ke depan dan membiarkan rasa ingin tahu memimpin jalannya percakapan itu.

Ketika kami sedang bersama-sama, saya mendapati diri saya juga menjadi ingin tahu tentang dirinya. Ketika tiba waktunya bagi kami untuk berpisah, saya tahu ada suatu getaran yang dibangkitkan dalam diri saya. Lalu ia mengatakan bahwaia juga mengalami hal yang sama. Kami baru berkenalan beberapa jam saja, tetapi sekarang kami sudah berteman. Dibutuhkan hanya beberapa pertanyaan yang indah untuk mengantar kami sampai ke sana.

Penyair David Whyte dari Inggris berbicara tentang perlunya kita memelihara disiplin “mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang indah” ini. Pertanyaan yang indah adalah pertanyaan yang menyelamsampai kekedalaman jiwa, yang menyambut orang-orang lain ketika kita mencari hubungan dan persahabatan, dan yang membuka wilayah baru yang dapat didiami dua orang. Pertanyaan-pertanyaan yang indah menganggap orang yang ada di hadapan kita menyimpan berbagai karunia unik dalam dirinya dan memiliki berbagai kebaikan yang menanti untuk ditemukan.

Dengan menyelidiki kehidupan Yesus, kita mendapati bahwa Dia mencontohkan seni bertanya ini. Dengan membaca dan meneliti perjumpaan-perjumpaan Tuhan, kita menemukan betapa banyak pertanyaan bijak dan menarik yang Dia sampaikan. Kristus adalah orang yang sangat ingin tahu. Kepada murid-murid yang ketakutan di tengah badai dahsyat, Dia berkata, “Mengapa kamu takut?” Setelah mengawasi Petrus berjalan di atas air dan menarik tangan murid yang akan tenggelam di lautan yang dingin itu, Yesus bertanya, “Mengapa engkau bimbang?” Kepada Marta, Dia bertanya, “Percayakah engkau akan hal ini?” Dan kepada para pengikut yang bingung, Yesus berkata: “Apakah kamu juga tidak memahaminya?”

Yesus, manusia ilahi sejati, telah menunjukkan pada kita bagaimana cara menjalani hidup secara otentik, hidup dengan lebih menjadi diri sendiri sepenuhnya, dan hidup yang mengasihi dan menerima orang lain. Lebih jauh, Firman Tuhan juga menyingkapkan satu sisi kemanusiaan Yesus yang jarang dijelajahi: pendekatan-Nya yang penuh rasa ingin tahu dan mau terlibat. Yesus mengejar relasi-relasi yang bermakna dengan laki-laki dan perempuan, tua atau muda, kaya maupun miskin, orang-orang dalam yang religius maupun orang-orang di luar yang terpinggirkan. Dalamsekian banyak persahabatan ini, Yesus mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang menembus sampai ke hati dan membuka percakapan yang tulus. Dia tampaknya tipe orang yang ingin sekali mengetahui tentang nama-nama dan kisah-kisah, mimpi-mimpi dan ketakutan-ketakutan, rasa ingin tahu yang menyingkapkan keindahan dan tragedi dalam setiap kisah.

Agar suatu pertanyaan bermakna, pertanyaan itu harus tulus. Kita seringkali mengajukan pertanyaan bukan karena kita peduli dan ingin mengenal seseorang, tetapi karena kita berusaha menggali informasi, membangun timbunan pengetahuan, mengatur siasat untuk mengungkit-ungkit, atau mendukung gambaran yang ingin kita proyeksikan. Tetapi pertanyaan-pertanyaan Yesus selalu riil, selalu mencari persahabatan yang tulus.

Kebanyakan dari kita gagal melibatkan orang lain dengan pertanyaan-pertanyaan yang indah karena kita mementingkan diri sendiri. Jika kita dikuasai olehkedudukan atau agenda kita sendiri, hampir mustahil untuk kita benar-benar dapat ingin tahu tentang teman atau pasangan yang  berada tepat di samping kita. Jika Anda kebetulan harus menghabiskan waktu lama bersama anggota keluarga atau rekan kerja yang tidak pernah menunjukkan rasa ingin tahu tentang diri dan kehidupan Anda, Anda kemungkinan akan mereka lelah dan kesepian. Orang egois akan terserap oleh dunia kecil mereka sendiri, dan mereka menyedot kehidupan dari orang-orang di sekitar mereka. Orang egois bukanlah orang yang ingin tahu. Tetapi seluruh hidup Yesus adalah ungkapan dari kasih yang memberi-diri. Tak heran jika Dia melimpah dengan begitu banyak pertanyaan yang baik dan merasuk.

Ada pertanyaan yang membuka percakapan, ada pula pertanyaan yang mengunci percakapan. Orang yang sungguh mau terlibat datang dengan tangan dan hati terbuka, mencari tahu apa yang bisa ditemukan atau keindahan unik apa yang bisa digali. Pertanyaan yang baik mengadopsi sistem kekeluargaan – berasumsi bahwa karena kita semua adalah penyandang gambar Kristus, kita pasti menemukan suatu alasan yang mempertemukan di antara kita, meskipun pun kita sangat berbeda-beda.

Jika kita ingin mengembangkan rasa ingin tahu yang membangun, kita harus belajar untuk tidak tergesa-gesa, untuk hadir bersama orang-orang dalam hidup kita. Pertanyaan yang indah adalah salah satu bentuk keramahtamahan, yang menciptakan ruang untuk dapat didiami orang lain, tempat ia dapat didengarkan dan dikenal. Yesus mengundang kita untuk memiliki visi-Nya bagi umat manusia yang ditebus, dan pertanyaan yang indah adalah satu cara yang tepat untuk melakukannya.