Kemurahan Tuhan Yang Tak Berkesudahan

(Pendalaman Alkitab Staf In Touch Ministries)

Tak seorang pun pernah melihat Tuhan, jadi mungkin sulit untuk menggambarkan seperti apa Tuhan itu. Gambaran kita tentang Tuhan kemungkinan dibentuk oleh orangtua, pendeta atau figur otoritas lain yang kita kenal. Tetapi karena semua orang ini tidak sempurna, kita berisiko membiarkan kelemahan-kelemahan mereka menyimpangkan pemahaman kita tentang Tuhan. Barangkali itu sebabnya Alkitab bersusah payah menjelaskan karakter Tuhan yang penuh kebaikan dan belas kasihan.

LATAR BELAKANG

Di Keluaran 3:13-15, Tuhan memperkenalkan nama-Nya untuk pertama kalinya. Sebelum memberi janji-janji kepada Israel melalui hamba-Nya dan akhirnya mengadakan perjanjian dengan umat pilihan-Nya itu, Tuhan ingin membuat Musa mengerti siapa Dia sesungguhnya.

BACA

Keluaran 33:18-23, Keluaran 34:1-8

RENUNGKAN

Ketika berbicara kepada Musa dalam ayat-ayat ini, Tuhan menggambarkan diri-Nya lebih jelas lagi sebagai  “TUHAN, TUHAN, Allah penyayang dan pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih dan kesetiaan-Nya” (Keluaran 34:6). Ingatlah kembali apa yang diajarkan tentang Tuhan pada Anda pertama kali? Apakah deskripsi-deskripsi dalam ayat ini cocok dengan kesan pertama Anda tentang Dia?

  • Kata Ibrani hesed (yang di sini diterjemahkan sebagai “kesetiaan”) paling sering diungkapkan sebagai “teguh atau kasih setia,” “belas kasih,” “kasih sayang,” “kebaikan,” atau “kemurahan.” Ketika Tuhan melewati Musa untuk memperkenalkan diri-Nya, konsep-konsep inilah yang Dia pilih untuk tegaskan, bahkan dengan menyatakan Dia berlimpah-limpah dalam hal-hal ini. Bagaimana memahami kata-kata yang dipakai Tuhan untuk menggambarkan diri-Nya akan memengaruhi cara Anda menggambarkan Dia kepada orang lain? Bacalah lagi ayat 6 dan renungkan setiap kata atau frasa yang dipilih Tuhan untuk Dia pakai. Adakah suatu pikiran atau perasaan baru yang muncul di benak Anda?
  • Pemahaman tentang Tuhan yang dikenal karena kasih sayang-Nya atau hesed, merupakan tema Perjanjian Lama yang disebutkan sampai sekitar 250 kali. Para pemazmur menyanyikan kasih setia dan kemurahan-Nya, para nabi berbicara tentang kasih-Nya yang lembut dan teguh. Berulang-ulang Tuhan yang memperkenalkan diri-Nya sebagai yang murah hati dan berlimpah kasih setia mengingatkan umat-Nya tentang siapa Dia, dahulu, sekarang, selalu dan selamanya. Kita melihat hal ini dalam kasih setia-Nya kepada bangsa Israel maupun pribadi-pribadi seperti Hagar dan Hana. Di mana lagi di Alkitab Anda melihat kemurahan Tuhan ditekankan?

MELANJUTKAN CERITA

Jauh sebelum Tuhan berbicara kepada Musa—dan setiap hari sejak saat itu—Tuhan sudah menyatakan kasih setia-Nya kepada seluruh ciptaan.

  • Di Roma 2:4, Paulus berkata agar jangan menganggap sepi pentingnya “kekayaan kemurahan-Nya”—suatu pengingat bahwa kemurahan Tuhanlah yang mengantar kita kepada pertobatan. Dapatkah Anda memikirkan contoh-contoh dalam hidup Anda ketika hal ini terjadi? Orang atau pengalaman apa yang telah memengaruhi cara Anda memahami karakter dan sikap Tuhan pada Anda?
  • Kita melihat Allah Bapa paling jelas dalam diri Anak-Nya (Yohanes 14:9). Yesus mengajar dengan belas kasihan dan hikmat, menyembuhkan berbagai macam penyakit, dan makan bersama orang-orang yang terpinggirkan. Pada akhirnya, Dia menimpakan dosa-dosa kita pada diri-Nya, dan membuka jalan yang menuju kehidupan kekal. Di mana Anda melihat kemurahan Tuhan dalam Yesus ini – baik di dalam kitab-kitab Injil maupun dalam kehidupan Anda sendiri?

REFLEKSI

Menyadari bahwa Kitab Suci menggambarkan Tuhan sebagai yang pengasih dan murah hati pada kita dapat mengubah pandangan kita tentang Dia, diri sendiri dan orang lain.

  • Gambaran tentang Tuhan yang bagaimana yang Anda pikir Anda refleksikan kepada orang lain? Bagaimana Anda bisa lebih sungguh-sungguh menyatakan Dia dengan bersikap lemah lembut dan ramah?
  • Jika kita hanya membaca Perjanjian Lama sepintas lalu saja, Tuhan mungkin tampak keras, atau bahkan pemarah dan intoleran. Padahal sejak awal, Dia menyatakan diri-Nya sebagai yang berlimpah belas kasih dan kemurahan. Dia mengundang kita untuk mengenal kemurahan yang dicurahkan melalui kasih-Nya yang tak berkesudahan—dan juga untuk menyatakan ketaatan kita dengan menunjukkan hesed kepada orang lain (Mikha 6:8).