Kesempatan-Kesempatan Ilahi
Orang Kristen sering bertanya, “Apa kehendak Allah untuk hidupku?” Kita tahu kita harus mentaati perintah-perintah yang dituliskan dalam Alkitab, tetapi bagaimana dengan pimpinan hidup pribadi? Saya percaya Allah memimpin kita melalui kesempatan-kesempatan yang Dia berikan setiap hari – sebagian mungkin berupa perubahan arah yang besar, tetapi kebanyakan hanya berupa kesempatan-kesempatan kecil untuk kita melayani Dia dengan menolong orang lain.
Kita bisa memandang hidup kita sebagai serangkaian kesempatan terus-menerus yang dirancang Allah untuk memimpin kita kepada kehendak-Nya. Namun terkadang kesempatan-kesempatan yang Dia berikan ini tampaknya seperti mengganggu rencana-rencana kita. Saya teringat ketika suatu kali telepon berdering saat saya sedang menyiapkan khotbah. Awalnya saya menganggapnya sebagai gangguan dalam saya melayani Tuhan. Namun ternyata itu adalah kesempatan untuk membuat perubahan besar dengan membantu terjadinya rekonsiliasi antara si penelepon dengan ayahnya yang sudah tua.
Anda mungkin memiliki cerita-cerita interupsi sejenis yang ternyata merupakan kesempatan ilahi. Cara kita menyikapi interupsi yang tak terduga dan seringkali tak diinginkan ini menyingkapkan prioritas-prioritas kita. Apakah kita bersedia diganggu agar dapat mengasihi dan memperhatikan orang lain? Kita tahu kita harus mengasihi Allah dengan segenap hati dan mengasihi sesama seperti diri kita sendiri, tetapi kebenaran-kebenaran ini lebih mudah dikatakan daripada dilakukan.
Renungan-renungan bulan ini diseleksi untuk menolong Anda mengenali kesempatan-kesempatan yang diberikan Allah untuk berbelas kasihan. Ketika Anda mulai memandang interupsi-interupsi dari sudut pandang Allah, perhatikanlah yang terjadi – bukan hanya bagaimana orang lain diberkati, tetapi juga bagaimana sukacita Anda sendiri karena mendapat kesempatan untuk melayani.