Marah Kepada Tuhan

(Charles F. Stanley)

Apakah marah kepada Yang Mahakuasa itu dosa.

Ketika hal-hal buruk terjadi, kita ingin tahu, Mengapa hal ini terjadi padaku? Kita sering mencari seseorang untuk disalahkan. Orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus tahu bahwa Tuhan memegang kendali atas segala sesuatu, tetapi terkadang, alih-alih menemukan penghiburan dalam rencana Tuhan untuk kita, kita justru bergumul tentang hal itu. Hari ini ada sebuah pertanyaan:

Apakah marah kepada Tuhan itu dosa? Karena saya kadang menjadi marah pada-Nya.

Sama seperti semua orang, kita pada suatu ketika bisa menjadi marah pada Tuhan karena hal-hal yang tidak berjalan sebagaimana mestinya, menurut kita. Tetapi apakah Tuhan akan membalas dengan menjadi marah juga? Tidak. Tuhan mengerti segala kelemahan dan kegalauan kita. Dia tahu ketika kita kecewa, frustrasi, dan tidak memahami apa yang sedang terjadi.

Ketika hal ini terjadi, yang pertama-tama perlu kita tanyakan adalah, Mengapa aku marah pada Tuhan? Dia adalah Penguasa semesta, yang mengendalikan segala sesuatu dan berjanji mengubah segala sesuatu untuk kebaikan Anda jika Anda berjalan dalam kehendak-Nya. Ketika kita menyadari fakta-fakta ini, jawabannya menjadi jelas: Kita marah pada Tuhan karena Dia membiarkan sesuatu yang tidak kita sukai terjadi dalam hidup kita.

Alkitab berkata, “Apabila kamu menjadi marah, janganlah berbuat dosa. Janganlah matahari terbenam sebelum padam kemarahanmu; dan janganglah beri kesempatan kepada Iblis” (Efesus 4:26-27). Jadi yang menjadi persoalan sebenarnya di sini bukanlah perasaan marah kita, tetapi apakah kita berbuat dosa dalam kemarahan itu atau tidak. Itu tergantung pada apakah emosi kita lalu menjadi pemberontakan terhadap Tuhan. Jika kita berdoa, meminta Dia mengubah sesuatu dan Dia tidak melakukannya, lalu kita menjadi marah dan memutuskan mencari jalan kita sendiri, itu akan menjadi masalah. Jadi, apakah marah pada Tuhan itu dosa? Ya, jika ada sikap memberontak terhadap Tuhan dan kehendak-Nya dalam hidup Anda.

Jika Anda mengenali sikap ini, akuilah. Mintalah Tuhan menyingkapkan yang terjadi dan mengampuni Anda. Serahkan diri Anda kepada-Nya dan beranjaklah. Tak ada gunanya berkubang dalam kekecewaan Anda. Katakan saja, Tuhan, aku marah. Aku tidak mengerti. Aku perlu Engkau untuk menolongku melalui semua ini. Apakah Dia akan mau melakukannya? Ya, Dia mau. Dia mengerti kemarahan kita dan bersedia mengampuni kita dan mengubah hidup kita.