Melebihi Bertahan Untuk Hidup

(Tim Rhodes)

Setelah masa kecil yang ditandai dengan kehilangan dan kesedihan, Rose menemukan pemulihan dengan mengembangkan orang lain.

Suatu penantian sedang berlangsung di Sekolah Menengah Pertama St. Mary di Kakiri, Uganda. Para siswa berada di bangku mereka, tetapi semuanya hampir tak bisa duduk tenang. Saat Rose Price tiba, gerombolan berseragam sekolah biru muda itu pun bangkit secara bersamaan.

Price yang baru saja tiba dari Amerika Serikat menyapa anak-anak itu, memberikan pelukan dan mendengarkan cerita-cerita mereka. Tetapi ia dengan cepat melihat seorang anak laki-laki, dan mereka pun bergegas saling mendekati. Anak itu berterima kasih pada Rose karena sudah memungkinkannya untuk bersekolah di St. Mary setelah ia kehilangan orangtuanya. Rose merasakan kesedihan yang sama di sorotan mata anak itu.

Dibesarkan pada masa epidemi HIV di Uganda, Price kehilangan kedua orang tuanya karena penyakit itu. Ia masih remaja ketika dihadapkan pada tanggung jawab untuk membesarkan kelima adiknya dan empat sepupunya, dengan hanya dibantu oleh neneknya.

Price mengingat kehilangan-kehilangan yang terjadi di sekelilingnya dan keputusasaan bersama yang dialami masyarakat itu. Namun ia juga ingat bahwa di saat-saat yang paling kelam itu, Dr. Stanley dan In Touch Ministries (Pelayanan Sentuhan Hati) mendorongnya untuk memercayai Tuhan dan bersandar pada hikmat dan penghiburan-Nya. Dan renungan-renungan itu terus mengingatkannya untuk mencari cara untuk menjadi tangan dan kaki Tuhan. Terinspirasi untuk bertindak, Price memulai sebuah organisasi pada tahun 2020 yang sekarang dipimpinnya bersama dua saudara kandungnya—Second Chance Children’s Ministry (Pelayanan Kesempatan Kedua bagi Anak-anak) menyediakan sumber-sumber yang sangat diperlukan dan kesempatan pendidikan bagi anak yatim piatu dan remaja tunawisma. Tanpa dibayang-bayangi kekhawatiran akan kelangsungan hidup, anak-anak itu diperlengkapi untuk membawa keluar keluarga mereka dari lingkaran kemiskinan.

Price sangat takjub dengan cara Tuhan memakai penderitaannya untuk menciptakan masa depan yang cerah dan penuh harapan bagi orang-orang yang telah mengalami tragedi. Imannya menjadi makin teguh dengan melihat peran kecilnya dalam karya penebusan Kristus.