Memenuhi Kerinduan Yang Paling Dalam
(Joseph Miller)
Selama kita masih bernapas, belum terlambat untuk mengenal Yesus.
Empat tahun yang lalu, Ann Lao masuk ke Ruang Kudus Gereja Yerusalem dan menangis di kaki salib. Dokternya sudah memperbolehkannya melakukan perjalanan itu – ia baru saja menyelesaikan terapi radiasinya yang ke-25 atas penyakit kanker sinus yang dideritanya. Tetapi bukan itu yang menyebabkan ia menangis. Berlutut di tempat yang dipercayai secara luas sebagai lokasi penyaliban Yesus, ia sadar bahwa ia belum mengenal Yesus. Dan ia merasa putus asa untuk mengubah keadaan itu.
Beberapa minggu kemudian, di negara asalnya di California utara, Lao dan pacarnya datang ke ibadah gereja yang menghadap ke Samudera Pasifik. Mereka berusaha untuk tidak dikenali, tetapi seorang anggota gereja yang ingin tahu memerhatikan pasangan itu dan mengundang mereka untuk mengikuti Pendalaman Alkitab. Setelah beberapa pelajaran, Lao bertobat dan menyatakan imannya kepada Yesus.
Lalu, baru dua bulan menjalani hidup barunya bersama Kristus, Lao mendapati ada benjolan di payudara kanannya. Pada saat dioperasi, tim dokter menemukan dan menyingkirkan tiga benjolan lain, dan hasil biopsi menunjukkan ia mengidap Limfoma Non-Hodgkin (sejenis kanker darah/kelenjar getah bening) stadium lanjut. Di tengah hantaman pandemi, ia dirawat sendirian di rumah sakit. Lao menemukan kekuatan dan penghiburan dari kotbah-kotbah Dr. Stanley selama masa isolasi yang panjang itu dan saat ia menjalani sembilan sesi kemoterapi.
Suatu hari Tuhan berbicara di hatinya: “Aku akan memberimu tambahan waktu, dan ada tujuannya.” Dengan iman yang bangkit, Lao menghapus airmatanya, dan merasa yakin Tuhan mau ia mengalahkan kanker itu. Setelah bekerja selama bertahun-tahun sebagai penasihat/profesional keuangan, ia merasa terpanggil untuk mengadakan dan mengajar kelas-kelas gratis bagi orang-orang dengan latar belakang minim/tidak memiliki pemahaman ekonomi. Saat ini Lao, yang sudah bebas-kanker, menolong banyak orang untuk mencapai kesuksesan dalam mengelola sumber daya pribadi mereka. Dan ia dengan terbuka menceritakan yang sudah Tuhan lakukan dalam hidupnya, yang mengingatkan banyak orang bahwa tak pernah ada kata terlambat untuk datang pada Yesus.