Mengejar Kerendahan Hati

(Charles F. Stanley)

Belajar menjadi makin kecil agar Kristus menjadi makin besar

Kerendahan hati: Kata yang sering kita ucapkan dan kualitas yang harus dimiliki setiap orang percaya. Namun kita kadang sulit memahami dengan tepat apa artinya kata itu dalam kehidupan sehari-hari. Anda bisa menanyakan definisinya pada teman-teman Anda. Anda bisa mencari artinya di kamus. Tetapi cara terbaik untuk memahami apa itu kerendahan hati adalah dengan menyelidiki Kitab Suci, dan terutama ketaatan yang mengosongkan diri Yohanes Pembaptis kepada Tuhan.

Yohanes adalah seorang yang tidak biasa. Ia tidak berpakaian atau makan seperti halnya orang-orang lain, dan ia tentu saja tidak cocok dengan sistem keagamaan pada zamannya. Ketika ia mulai membaptis orang-orang di sungai Yordan dan berkata, “Bertobatlah, karena kerajaan surga sudah dekat,” para pemimpin agama datang untuk memeriksanya (Matius 3:2). Ketika mereka mempertanyakan dirinya, Yohanes berkata bahwa tugasnya adalah memberitakan tentang kedatangan Mesias. Ia hanya membaptis dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi Mesias akan membaptis dengan Roh Kudus (Matius 3:11).

Tak lama sesudah itu, Yesus datang untuk dibaptis dan memulai pelayanan-Nya. Untuk beberapa waktu, keduanya sama-sama melayani di Israel. Mereka mengajarkan pesan yang sama tentang pertobatan dan datangnya Kerajaan, tetapi ada perbedaan yang sangat besar di antara mereka.

Kerendahan hati yang sejati meninggikan Yesus Kristus, bukan diri sendiri. Yohanes Pembaptis tahu siapa dirinya dalam hubungannya dengan Juru Selamat ilahi – ia muncul di hadapan orang banyak bukan untuk menarik perhatian kepada dirinya, tetapi untuk menunjuk kepada Dia yang lebih besar dari dirinya. Ketika murid-muridnya menjadi gelisah karena semakin banyak orang yang mengikut Yesus, Yohanes menjelaskan bahwa Yesus memang jauh lebih besar darinya (Yohanes 3:26-36):

  • Yohanes adalah perintis jalan bagi Kristus; Yesus adalah Mesias (Yohanes 3:28).
  • Yohanes adalah sahabat yang berdiri di dekat dan bersukacita mendengar suara Mempelai Laki-laki; Yesus adalah Sang Mempelai Laki-laki itu (Yohanes 3:29).
  • Yohanes berasal dari bumi; Yesus datang dari surga dan di atas segalanya (Yohanes 3:31).
  • Yohanes memiliki Roh Kudus; Yesus dikaruniakan Roh Kudus dengan tidak terbatas (Yohanes 3:34).
  • Yohanes adalah hamba Tuhan; Tuhan sudah memberikan segala sesuatu kepada Yesus Anak-Nya (Yohanes 3:35).
  • Yohanes mengarahkan orang-orang kepada Dia yang dapat memberi hidup; Yesus memberikan hidup kekal kepada orang yang percaya kepada-Nya (Yohanes 3:36).

Kerendahan hati tidak memerlukan perbandingan nilai manusia. Di mata murid-murid Yohanes Pembaptis, jumlah menentukan kesuksesan, dan jenis perbandingan ini masih terjadi sampai saat ini. Jika kita melihat hal-hal mengagumkan yang dilakukan orang lain, kita mungkin merasa tidak berharga. Sebagian orang mengira perasaan ini adalah tanda kerendahan hati, padahal bukan. Kerendahan hati yang sejati bukan melihat diri sendiri tidak berharga, tetapi melihat Tuhan yang berharga untuk dilayani dalam tugas apa pun yang Dia berikan pada kita.

Yohanes tidak menganggap misinya kecil, demikian juga Kristus. Suatu ketika Yesus berkata kepada orang banyak itu, “Tidak ada seorang pun yang lebih besar daripada Yohanes” (Lukas 7:28). Tidak ada hidup yang dijalani dalam ketaatan pada Tuhan yang tidak berharga atau tidak penting. Ketika kita berdiri di hadapan Tuhan di surga, ganjaran kita tidak ditentukan oleh seberapa mengagumkannya pekerjaan kita menurut standar manusia. Tetapi seberapa taat kita dalam memenuhi apa pun yang Tuhan mau kita lakukan.

Yohanes memberikan contoh tujuan kerendahan hati. Kehidupan Yohanes merupakan pertunjukan kerendahan hati yang indah serta kesetiaan yang tak tergoyahkan; ia tidak menjadi iri hati atau berkubang dalam mengasihani diri ketika orang lain mulai berduyun-duyun mengikut Yesus. Yohanes adalah orang yang mengenali peran yang diberikan Tuhan padanya dan bertekun melakukannya.

Yang dikatakan Yohanes segera terjadi: Yesus semakin meningkat popularitas dan kuasa-Nya, sementara pengaruh Yohanes semakin berkurang. Peran Yohanes sebagai pembuka jalan akhirnya selesai ketika ia dipenjara dan kemudian dipancung. Kematiannya mungkin tampaknya belum waktunya, tetapi dari perspektif Tuhan, ia sudah menyelesaikan misi yang diberikan padanya dengan sukses. Meminjam kata-kata Paulus, Yohanes sudah mengakhiri pertandingan yang baik, ia telah mencapai garis akhir dan telah memelihara iman (lihat 2 Timotius 4:7).

Apa yang Tuhan mau Anda lakukan? Ada banyak pengajaran hari ini tentang mengerjakan hal besar bagi Tuhan, dan itu dapat membuat sebagian dari kita berpikir bahwa kehidupan yang biasa-biasa saja tidak cukup berarti. Namun, tidak semua orang dipanggil untuk berkhotbah kepada ribuan orang atau melayani ke negeri-negeri yang jauh. Menjadi ibu, mahasiswa, karyawan yang bekerja keras juga merupakan panggilan yang luar biasa, jika itu adalah tugas yang diberikan Tuhan pada Anda.

Hidup yang rendah hati dipimpin Roh Kudus. Yang membuat Yohanes Pembaptis bisa sedemikian taat memenuhi perannya adalah karena ia dipenuhi Roh Kudus. Hanya ada dua opsi dalam kehidupan Kristen: hidup oleh Roh atau dikendalikan oleh keinginan-keinginan manusia lama yang berdosa (Galatia 5:16). Dan hanya ketika kita berserah sepenuhnya pada otoritas Roh Kudus, keserupaan dengan Kristus di dalam kita menjadi jelas.

Yohanes Pembaptis adalah ibarat bintang fajar yang cahayanya meredup di pagi hari kedatangan Kristus. Ia tidak berjuang untuk melampaui Yesus, tetapi ia menyiapkan jalan bagi Anak yang adalah Terang yang sesungguhnya dan bersukacita dalam terang-Nya. Itulah jenis kerendahan hati yang kita perlukan. Kita bukan terang, tetapi lentera-lentera yang mengarahkan orang lain kepada Tuhan. Hanya ketika kita makin kecil maka orang-orang di sekitar kita dapat melihat Juru Selamat, yang memberikan hidup kekal kepada mereka.