Mengikuti Bintang
(Aline Mello)
Terkadang penyingkapan yang kita inginkan bukanlah yang kita dapatkan – tetapi Tuhan membuat diri-Nya kita kenal dengan satu dan lain cara.
Di dalam sejarah Alkitab, satu cara Tuhan memperkenalkan dan menyatakan diri-Nya adalah melalui terang. Kepada Musa, kehadiran-Nya mengambil bentuk api yang menyala di semak duri namun tidak membakar (Keluaran 3:2). Kemudian, Musa diizinkan melihat sekilas punggung Tuhan ketika kemuliaan-Nya lewat, dan wajah nabi itu lalu memancarkan cahaya berkilauan setelah paparan sekilas yang dekat itu (Keluaran 33:21-23; 34:20-30). Setelah itu, tentu saja, ada tiang api yang memimpin bangsa Israel melalui padang gurun pada waktu malam (Keluaran 13:21). Dan Yesus sendiri, ketika Dia berada di atas gunung bersama Petrus, Yakobus dan Yohanes, “wajah-Nya bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang” (Matius 17:2). Maka tidak heran jika pada saat kedatangan Mesias, ada sebuah bintang yang tampak yang menyatakan tentang kehadiran-Nya.
Banyak pakar sudah mencoba menjelaskan hal itu. Apakah itu komet yang menunjuk pada orang-orang Majus yang menuju lokasi Yesus? Suatu penjajaran planet-planet? Sebuah ledakan bintang besar (supernova)? Kebanyakan penelitian itu mengandalkan waktu yang tepat—berapa usia Yesus ketika orang-orang Majus itu sampai? Kapan tepatnya raja Herodes mati? Namun, apa pun ilmu pengetahuan yang ada di balik hal itu, Matius 2:9 mengatakan “bintang yang mereka lihat di Timur itu mendahului mereka hingga tiba dan berhenti di atas tempat, di mana Anak itu berada.” Seperti halnya tiang api, bintang itu berfungsi sebagai pemandu.
Dalam tulisan yang berjudul “And It Was Night,” Dr. Stanley mengungkapkan: “Sama seperti mata jasmani kita tidak dapat menangkap apa yang terjadi di dalam gelap, keterbatasan-keterbatasan kita sebagai manusia juga menghalangi kita untuk mengetahui apa yang sedang Tuhan kerjakan di dunia spiritual. Tetapi Bapa akan menyingkapkan apa yang Dia ingin kita ketahui.”
Bapa menyingkapkan Anak-Nya kepada sekelompok orang non-Yahudi yang menyiapkan hadiah-hadiah mereka dan pergi mengikuti bintang. Orang-orang lain tentu juga ada yang melihat bintang itu, tetapi, dengan alasan apa saja, mereka tidak berpikir untuk melakukan hal yang sama. Tetapi dapatkah saya menyalahkan mereka? Tidak. Seringkali, saya ingin matahari yang utuh – saya ingin petunjuk-petunjuk yang tertulis di awan. Saya ingin semak duri yang menyala berbicara pada saya, memberitahu saya ke mana tepatnya saya harus pergi atau apa yang harus saya lakukan. Tetapi Tuhan menyingkapkan yang Dia ingin kita ketahui, dan tampaknya terkadang Dia tidak ingin saya mengetahui lebih dari yang saya ketahui saat ini, betapa pun besar dan kuatnya keinginan saya itu.
Natal kali ini, doa saya adalah saya akan mengikuti bintang apa pun yang Tuhan nyatakan pada saya. Bahwa saya akan melihatnya. Bahwa saya akan memercayai penantian-penantian yang baik ke mana pun Dia memimpin saya. Dan bahwa saya akan pergi dengan senang hati, karena saya tahu Dia selalu memberi penyataan yang cukup.