Prakata Dr Charles Stanley
Dari Hati Gembala
Hidup dipimpin Firman Tuhan bukan saja mungkin, tetapi juga sangat penting.
Ketika saya berusia 17 tahun, saya sering mengunjungi kakek saya. Saya tidak yakin Kakek saya menyadari bahwa waktu kebersamaan dengannya itu sangat berpengaruh pada saya. Menyaksikan keyakinannya pada ajaran Alkitab memicu terjadinya titik balik dalam kehidupan saya. Saya sadar bahwa hidup yang dipimpin firman Tuhan bukan saja mungkin, tetapi juga sangat penting.
Di awal tahun baru ini, saya ingin membagikan beberapa pelajaran yang saya dapatkan, baik dari Kakek saya maupun dari pengalaman saya sendiri sepanjang perjalanan hidup saya bersama Kristus.
Jika Anda ingin tahu mengapa memahami dan menjalani hidup berdasarkan ajaran Alkitab itu sangat penting, perkenankan saya mengatakan resikonya lebih dulu.
Jika pikiran Anda tidak didasarkan pada kebenaran-kebenaran Alkitab, Anda akan lebih dipengaruhi oleh lingkungan Anda daripada oleh Roh Kudus. Anda kemungkinan akan sering merasa seperti bola pingpong yang dilambungkan dari situasi yang satu ke situasi yang lain, tanpa pernah menyadari apa yang sedang Tuhan kerjakan dalam hidup Anda. Anda akan bereaksi terhadap tekanan-tekanan saat itu dan membuat keputusan-keputusan berdasarkan emosi yang tidak stabil.
Cara hidup seperti itu bukanlah yang Tuhan maksudkan untuk anak-anak-Nya.
Dia tahu kita perlu ditolong untuk menyikapi situasi dengan bijak, karena itu Dia memberi kita firman-Nya yang berisi pengajaran-pengajaran yang menuntun kita dalam setiap situasi kehidupan. Dan saya sungguh bersyukur karena dari tahun ke tahun Dia dengan sabar, namun tegas, menanamkan kebenaran-kebenaran-Nya di hati dan pikiran saya.
Prinsip pertama yang ingin saya bagikan adalah prinsip yang diajarkan Kakek pada saya – taatilah Tuhan dan serahkan segala konsekuensinya kepada-Nya.
Untuk menaati Tuhan, Anda harus tahu apa yang Dia mau Anda lakukan. Itu berarti waktu untuk berdoa dan membaca firman-Nya harus menjadi prioritas dalam hidup Anda. Kemudian, Anda harus percaya bahwa Dia akan mengatasi apa pun yang terjadi sebagai konsekuensinya. Salah satu halangan terbesar untuk menaati Tuhan adalah mencemaskan hasilnya. Kita ingin tahu apa yang terjadi agar kita dapat memutuskan apakah kita akan melanjutkannya. Tetapi cara kerja Tuhan tidak seperti itu.
Hanya Tuhan yang tahu tentang masa depan, dan Dia memanggil kita untuk percaya pada-Nya dan berjalan dengan iman, bukan dengan melihat (2 Korintus 5:7).
Diperlukan keberanian untuk taat ketika Anda tidak mengetahui tentang hasilnya, dan itulah tepatnya yang Tuhan ingin bentuk di dalam diri kita. Tugas kita adalah melangkah dengan iman dan ketaatan, karena kita tahu Tuhan memegang kita dan masa depan ada di tangan-Nya yang mahakuasa. Dia bertanggung jawab atas yang terjadi dan akan memakainya untuk mencapai tujuan dan kemuliaan-Nya, meskipun hal itu sama sekali tidak seperti yang kita harapkan atau bayangkan.
Ada kalanya dalam hidup saya ketika saya sangat yakin saya sudah bertindak sebagaimana yang Tuhan kehendaki, tetapi hal itu justru membawa bencana. Saya menghadapi serangan demi serangan secara rohani, dan pencobaan serta kesulitan datang bertubi-tubi. Tetapi pengalaman-pengalaman ini lalu membuat saya berlutut dengan kebergantungan penuh pada Bapa surgawi. Dia selalu setia pada saya di masa lalu, dan itu membuat saya lebih mudah untuk memercayai-Nya lagi, apa pun yang terjadi.
Prinsip berikutnya yang hendak saya bagikan adalah bahwa Tuhan itu memegang kendali mutlak atas segala situasi kehidupan.
Inilah dasar keberhasilan untuk prinsip yang pertama. Jika kita tidak percaya bahwa Tuhan berdaulat atas hasil ketaatan kita, kita punya alasan yang tepat untuk tidak melakukan yang Dia katakan. Tetapi Roma 8:28 berkata, “Kita tahu sekarang, bahwa Tuhan turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Tuhan.”
Jika Anda milik Kristus, tidak ada suatu apa pun yang bisa terjadi pada Anda di luar kehendak-Nya.
Jika Dia mengizinkan masalah dan kesulitan terjadi, Dia punya tujuan yang baik untuk itu. Tetapi kita tidak selalu mengetahuinya. Kita ingin segala sesuatu terjadi untuk kebaikan saat ini, padahal prioritas Tuhan untuk kebaikan kekal. Dan Dia berjanji bahwa penderitaan sementara yang kita alami sekarang ini tidak ada artinya dibandingkan dengan kemuliaan yang menanti kita di surga (2 Korintus 4:17).
Kita hidup di bawah tudung kemahatahuan, kemahahadiran, dan kemahakuasaan Tuhan. Jika kita tidak memercayai hal ini, kita akan menganggap diri kita hanya sebagai korban belas kasihan dunia. Tetapi karena Tuhan berdaulat atas segala situasi hidup kita, kita bukanlah korban. Dia bisa memakai situasi-situasi buruk itu untuk “menyempurnakan, meneguhkan, menguatkan dan membangun” kita (1 Petrus 5:10).
Prinsip terakhir yang perlu saya sampaikan pada Anda hari ini adalah percayailah Tuhan dalam setiap kebutuhan hidup Anda.
Jika kita ingin menikmati kehidupan yang penuh dalam setiap situasi, kita perlu tahu bahwa Tuhan itu dapat dipercaya – dan itu benar (1 Tesalonika 5:23-24). Kita dapat percaya dengan keyakinan teguh bahwa jika Dia berjanji, Dia pasti menepatinya. Jika kita tidak memercayai-Nya, kita akan cemas, takut, dan khawatir, padahal selama ini Dia memiliki damai yang benar-benar sedang menanti kita.
Saya berdoa Anda akan menanamkan prinsip-prinsip ini di hati dan pikiran Anda dan hidup dalam kepenuhan yang Tuhan maksudkan untuk setiap kita. Saat Anda bersandar pada Roh Kudus, Dia akan membuat kebenaran-kebenaran Alkitab ini menjadi nyata agar Anda dapat hidup dengan bijaksana – dan dengan demikian akan memuliakan dan menghormati Tuhan.