Siapa Anda Menurut Tuhan

(Charles F. Stanley)

Hidup dalam realitas identitas Anda yang sebenarnya

Kebanyakan dari kita mengindentifikasi diri kita dengan nama, relasi-relasi, profesi atau bahkan lokasi tempat tinggal. Padahal jika kita orang Kristen, kita memiliki identitas yang berhubungan  dengan Tuhan kita Yesus Kristus. Alkitab memakai perkataan “di dalam Kristus” untuk menjelaskan aspek diri kita ini. Karena itu, saat kita memikirkan identitas kita yang sebenarnya, kita harus selalu mengingat siapa kita di dalam Dia. Hal ini sangat penting karena kita mudah sekali melihat diri kita berdasarkan perasaan dan pengalaman di masa lalu. Memahami dan memercayai yang dikatakan Tuhan dalam firman-Nya tentang kita adalah kunci untuk menghidupi identitas sejati kita di dalam Kristus. Ayat yang baik untuk memulai adalah Efesus 1:1-14 yang menjelaskan dengan tepat siapa kita di dalam Tuhan dan berkat apa saja yang kita miliki sebagai penyertanya.

Orang kudus yang dipilih. Paulus mengalamatkan suratnya kepada orang-orang kudus, dan ia menjelaskan bahwa Tuhan telah memilih kita di dalam Kristus “sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya” (Efesus 1:4). Hal ini tampaknya membuat kita seolah-olah hidup dalam paradoks: Meskipun kita disebut sebagai orang kudus, kita tahu bahwa banyak sikap, pikiran, perkataan dan perbuatan kita masih jauh dari kudus. Untuk menyelaraskan pengalaman kita dengan yang dikatakan Alkitab tentang kita, kita harus memahami apa yang terjadi pada saat kita menerima keselamatan.

Pada saat diselamatkan, setiap kita langsung diubahkan – melalui penciptaan-baru kita. Yang terjadi mungkin tidak disertai kesadaran yang langsung bisa merasakan adanya perubahan, tetapi kita sesungguhnya sudah bukan lagi diri kita yang sebelumnya. Dan kita juga tidak pernah kembali kepada identitas kita yang sebeIumnya. Tuhan menyatakan bahwa sejak saat itu, kita menjadi kudus dan tak bercacat karena Dia sudah mengenakan kebenaran Kristus, Anak-Nya, pada kita.

Milik yang ditebus. Sebelum menerima keselamatan, kita adalah budak/hamba dosa (Yohanes 8:34), tetapi Yesus sudah menebus kita dengan menanggung dosa-dosa kita dan mati di kayu salib sebagai pengganti kita. Dalam pertukaran yang dahsyat ini, kita menerima pengampunan penuh, dan kebenaran Kristus menjadi kebenaran kita. Yesus kini adalah Tuhan dan Tuan kita, dan kita adalah milik-Nya. Itu sebabnya sebagian orang tidak tertarik pada Kristus dan keselamatan – karena mereka tidak mau ada yang lain yang mengendalikan hidup mereka.

Kita mungkin juga merasa terancam dengan ketuhanan Kristus karena hasrat kita untuk mengendalikan diri sendiri; meskipun kita mudah untuk berkata bahwa Yesus adalah Tuhan kita, tindakan kita seringkali menunjukkan hal yang berbeda. Pada kenyataannya, kita sering menempatkan diri kita di atas tahta itu, dan ini sama saja dengan penyembahan berhala – sebuah godaan untuk bersaing dengan Tuhan, yang begitu mengasihi kita sampai menyelamatkan kita.

Anak yang diadopsi. Sebelumnya kita adalah musuh/seteru Tuhan, tetapi sekarang – di dalam Kristus Yesus – kita adalah anak-anak yang dikasihi-Nya, dan kita harus memandang diri kita seperti ini (Roma 5:10; Kolose 1:21; Efesus 1:4-5). Lagipula, hidup kita harus mencerminkan identitas baru kita. Sama seperti anak-anak mirip dengan orangtuanya dan memiliki nilai-nilai, sikap-sikap dan kebiasaan-kebiasaan orangtuanya, kita juga harus meniru Bapa surgawi kita dengan berperilaku dan berkata-kata yang menunjukkan kemiripan keluarga.

Ahli waris bersama Kristus. Salah satu berkat dari diadopsi ke dalam keluarga Bapa surgawi adalah kita menjadi ahli waris bersama dengan Kristus (Roma 8:17). Sesungguhnya, kita sudah menerima warisan itu karena Tuhan sudah menentukan kita untuk mendapatkannya (Efesus 1:11). Untuk meneguhkan janji berkat-Nya ini, Dia memberi kita Roh Kudus (Efesus 1:13-14). Warisan ini sudah menjadi milik kita di hadapan Tuhan, tetapi baru akan dinyatakan sepenuhnya ketika Yesus datang kembali; dan sebelum saat itu tiba, warisan yang tidak dapat binasa, tidak dapat cemar dan tidak dapat layu ini tetap tersimpan bagi kita di surga oleh Tuhan Yang Maha Kuasa (1 Petrus 1:4).

 Terjamin. Hidup dalam identitas sejati dalam Kristus adalah bukti keselamatan kekal kita. Begitu kita menerima Yesus sebagai Juru Selamat, kita dimeteraikan dan diserahkan ke tangan pemeliharaan dan perlindungan Tuhan. Tak ada yang dapat membatalkan karya Kristus bagi kita atau memisahkan kita dari kasih-Nya. Kita tidak melakukan apa-apa untuk menyelamatkan diri kita sendiri, dan kita juga tidak dapat melakukan apa-apa untuk membatalkan keselamatan kita. Tuhan menyelamatkan kita oleh kasih karunia, memelihara kita dengan kasih karunia, dan pasti akan membawa kita ke dalam kerajaan-Nya yang kekal melalui kasih karunia. Kita benar-benar aman di tangan Juru Selamat. Merenungkan semua yang sudah Tuhan lakukan untuk kita di dalam Kristus, kita tak lain hanya perlu melihat diri kita seperti Tuhan melihat. Setiap kali kita berperilaku tidak sesuai dengan identitas sejati kita di dalam Dia, kita menyimpang dari karakter kita dan menaiki takhta hidup kita sendiri. Pikiran dan perilaku kita harus selaras dengan siapa diri kita sebenarnya. Jika kita memahami kebenaran ini, kita akan terdorong untuk hidup dalam kekudusan dan ketaatan seperti para orang kudus.

Renungkanlah: Apakah persepsi diri Anda sesuai dengan identitas sejati Anda dalam Tuhan, atau apakah Anda cenderung lebih bersandar pada perasaan dan pengalaman? Kehidupan Kristen hanya dapat dijalani dengan percaya pada yang dikatakan Tuhan. Karena itu, jika Anda mengabaikan identitas sejati Anda dalam Kristus, Anda sedang berjalan dengan melihat dan bukan dengan iman.

Apakah kegagalan dan dosa-dosa Anda membuat Anda kurang bisa menerima yang Tuhan janjikan? Satu-satunya cara untuk hidup dengan mantap dan aman adalah dengan memahami dan memercayai yang sudah Dia lakukan untuk Anda di dalam Kristus. Hal itu memberi Anda dasar iman yang pasti untuk Anda dapat mengalahkan dosa kebiasaan, menghancurkan berhala-berhala palsu, mengatasi rasa tidak aman dan ragu-ragu, serta bersandar pada kecukupan kasih karunia-Nya.

Memiliki identitas yang benar dalam Kristus dimulai dari pikiran. Karena itu, setiap kali Anda menyadari ada pikiran-pikiran yang tidak sesuai dengan perkataan Tuhan, gantilah segera dengan kebenaran dari firman-Nya, dan mintalah kasih karunia-Nya untuk percaya dan hidup sebagai ciptaan baru yang sudah menjadi diri Anda.