Sukacita Dalam Pekerjaan Tuhan
(Charles Stanley)
Kita bersukacita atas cara Tuhan bekerja melalui kita.
Ketika Anda menengok ke belakang kepada kehidupan Anda sepanjang tahun lalu, apakah Anda melihat beberapa pencapaian yang menggairahkan?
Mungkin Anda mencapai suatu tujuan atau mulai menjalankan suatu tujuan. Keberhasilan Anda mungkin berupa hal-hal rohani yang hanya dilihat oleh Anda dan Tuhan. Meskipun Anda merasa tahun itu dipenuhi kemunduran dan kegagalan, tinjaulah kembali semua itu dengan saksama karena saya percaya Anda akan melihat beberapa kemenangan, entah hal itu besar atau kecil.
Mendapat pujian atas pencapaian-pencapaian kita, atau menganggap kita pantas menerima berkat-berkat selanjutnya adalah hal yang manusiawi.
Tetapi kita tidak melakukan hal itu—dan itu kabar baik. Di usia 90 tahun, saya telah diberkati dengan berbagai tonggak bersejarah yang patut dikenang, tetapi saya telah belajar bahwa Tuhan dengan kasih karunia-Nya itulah yang bertanggung jawab atas semua hal itu. Dan mengetahui hal itu memberi saya kepercayaan diri untuk menjalani setiap hari baru.
Pada suatu pagi beberapa tahun yang lalu, kesadaran ini muncul sangat jelas dalam diri saya. Saya sudah melakukan begitu banyak hal pada minggu sebelumnya dan merasa lelah. Saya memerlukan kekuatan, jadi saya membaca Yesaya 26:3: “Yang hatinya teguh Kaujagai dengan damai sejahtera, sebab kepada-Mulah ia percaya.” Itulah tepatnya yang saya butuhkan. Tetapi kemudian saya membaca ayat 12: “Ya TUHAN, Engkau akan menyediakan damai sejahtera bagi kami, sebab segala sesuatu yang kami kerjakan, Engkaulah yang melakukannya bagi kami.”
Itulah panggilan yang benar-benar menyadarkan! Tuhan memberi saya kelegaan meskipun Dialah yang telah melakukan semua pekerjaan itu. Saya pikir saya sudah melakukan begitu banyak hal, ternyata Tuhanlah yang bekerja melalui saya. Tidak ada tempat untuk kesombongan saya.
Hal yang sama terjadi pada semua orang percaya. Untuk setiap pencapaian, Tuhanlah yang telah memberi Anda kekuatan, kesempatan, keterampilan atau kesehatan untuk melakukannya, dan Dia bekerja di dalam Anda untuk mencapai kesuksesan.
Hanya Dialah satu-satunya yang pantas menerima segala kemuliaan, bukan Anda atau saya.
Dan Dia tidak akan memberikan kemuliaan-Nya kepada yang lain (Yesaya 42:8). Kita mungkin ingin mendapat pujian, entah dalam hal keselamatan atau suatu pencapaian. Tetapi Kitab Suci tidak menerima kesombongan semacam itu.
Tuhan menyelamatkan kita bukan karena Dia melihat ada suatu kebaikan atau potensi dalam diri kita, melainkan karena Dia sudah memilih kita di dalam Kristus sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya. (Efesus 1:4). Dan setelah diselamatkan, kita tetap tidak berhak untuk sombong, karena “Tuhanlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya” (Filipi 2:13).
Tujuan—dan sukacita—kehidupan Kristen bukanlah hidup untuk diri sendiri dan meninggikan diri sendiri, tetapi untuk hidup bagi Tuhan dan kemuliaan-Nya.
Memuliakan Tuhan bukan sekadar menyanyikan suatu pujian pada hari Minggu, tetapi mencakup keseluruhan hidup kita. Jadi, mari kita melihat lebih jauh apa artinya ini.
Pertama, untuk memuliakan Tuhan kita harus mengerti apa itu kemuliaan-Nya. Dari Kitab Suci kita belajar bahwa kemuliaan Tuhan adalah manisfestasi dari sifat-sifat, kesempurnaan dan keindahan-Nya. Mazmur 145 menghubungkannya dengan keagungan, semarak kemuliaan, perbuatan-perbuatan ajaib, kedahsyatan kuasa, kasih setia, kemurahan, kebajikan, kekuasaan dan keadilan Tuhan yang tak terselami. Dia sungguh layak menerima segala kemuliaan dan hormat.
Sekarang pikirkan bagaimana cara kita memuliakan Tuhan. Cara yang paling jelas adalah dengan kata=kata kita. Tetapi kita juga dapat memuliakan Dia dengan merendahkan diri, bersandar pada-Nya, dan mengakui bahwa semua yang baik dalam dan tentang diri kita sebenarnya adalah dari Dia. Kehendak Tuhan adalah hidup kita membawa pujian bagi-Nya. Ini akan digenapi sepenuhnya di surga tetapi sebaiknya juga sudah menjadi kebiasaan kita sejak di bumi (Efesus 1:13-14).
Akhirnya, apakah Anda bertanya-tanya mengapa kita harus memuliakan Tuhan? Ada dua alasan pokok: Karena Siapa Dia dan Apa yang Dia lakukan. Semakin kita mengenal keindahan Tuhan dan kedahsyatan perbuatan-perbuatan-Nya bagi kita maupun di dalam kita, semakin kita akan rindu untuk meninggikan Dia.
Oleh karena perbuatan-Nyalah, Anda berada di dalam Kristus Yesus, bukan karena segala usaha atau kebaikan Anda sendiri (1 Korintus 1:30). Oleh karena Roh-Nyalah, Anda memiliki hidup di dalam tubuh yang dapat binasa ini (Roma 8:11). Oleh karena Anda mengambil bagian dalam kodrat ilahi-Nyalah, Anda memiliki segala yang Anda perlukan untuk hidup dan kesalehan (2 Peter 1:3-4). Oleh karena Kristus tinggal di dalam diri Andalah, Anda dapat mencapai hal-hal yang tak mampu Anda lakukan sendiri (Filipi 4:13). Dan oleh karena pekerjaan Tuhan di dalam diri Andalah, hal-hal yang lebih dari yang dapat Anda doakan dan pikirkan itu terjadi (Efesus 3:20). Anda hanyalah penerima dari karunia-karunia-Nya yang indah, dan itu adalah alasan untuk sukacita yang melimpah.
Menjelang tahun yang baru ini, saya ingin menantang Anda meluangkan waktu untuk membaca firman-Nya, menjelajahi kemuliaan Tuhan dan bersukacita atas perbuatan-perbuatan-Nya yang luar biasa di dalam dan melalui Anda.
Di sini, di dalam pelayanan Sentuhan Hati (In Touch), kami selalu merayakan yang sudah dan akan Dia lakukan. Bapa surgawi yang memampukan anak-anak-Nya untuk melayani dan memberkati orang lain. “Tuhan sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan” (2 Korintus 9:8). Betapa indahnya berkat memberi diri kepada Tuhan agar Dia dapat bekerja melalui kita.
Kiranya Anda membawa kemuliaan bagi Tuhan di tahun 2024 dan menemukan sukacita dan damai sejahtera dengan menundukkan diri pada-Nya di dalam kasih.