Tidak Lagi Putus Asa
(John Vandenoever)
Sepasang suami istri yang dulu dianggap orang buangan, kini membawa pengharapan bagi komunitas mereka.
Di rumah betonnya yang kecil, seorang pria menyendok kacang yang dicampur tepung beras, dan memasukkannya ke dalam penggorengan yang berisi minyak mendesis. Banu sedang menggoreng peyek, camilan gurih khas Indonesia. Neli, istrinya, memasukkan setiap lempengan peyek ke dalam plastik dan menutup kemasan itu dengan kawat lilit.
Polio membuat Neli tidak bisa berdiri tegak. Dengan lutut yang selalu menekuk dan satu kaki terpelintir tidak wajar, ia harus membungkuk untuk bisa bergerak, dan berjalan seperti kepiting. Banu hanya memiliki satu kaki dan satu tangan. Kedua anggota tubuh lainnya terpotong saat ia mengalami kecelakaan motor yang membuatnya tak sadarkan diri di atas rel kereta api. Ia memegang alat-alat dengan tiga jari tangan kanannya yang masih ada.
Mereka selalu dipandang rendah—bahkan oleh keluarga mereka yang tidak ingin mereka menikah dan merasa khawatir, “Bagaimana kalian akan mengurus diri sendiri?” Tetapi Tuhan menyediakan jalan. Mereka mungkin tidak memiliki banyak, tetapi sekarang mereka telah mempekerjakan 10 orang untuk membantu pendistribusian produk mereka. Dan banyak orang di komunitas mereka yang merasa sebagai orang buangan telah belajar berjualan peyek agar mereka juga dapat menopang kehidupan mereka sendiri.
Ketika masih muda, Neli pernah minum racun untuk mengakhiri hidupnya. Saat percobaan bunuh diri itu gagal, ia terbaring di tempat tidur dan berdoa. Orang-orang di kuil Hindu melihat kecacatannya dan menolaknya, dan ia bertanya-tanya apakah orang Kristen akan berbeda. Namun ketika ia datang ke gereja pada suatu hari Natal, ia diantar untuk duduk ke tempat terhormat di barisan depan.
Sekarang, wajah Neli berseri-seri penuh sukacita ketika ia dan Banu mendengarkan firman Tuhan melalui alat Messenger sembari mereka bekerja. Orang sering bertanya, “Bagaimana kamu dapat melakukan semua ini?” Dan Neli menjawab, “Saya tahu dari Alkitab bahwa Yesus mengasihi segala macam orang – juga kami. Anda juga dapat mengikuti Tuhan saya. Dialah yang membuat hidup saya menjadi lebih baik.”