7 Kebenaran untuk Membuat Kebiasaan Bertahan
Daripada membuat resolusi Tahun Baru, pikirkan untuk membuat perubahan kecil di setiap waktu.
Oleh Mary DeMuth
Seperti halnya mesin jam, jutaan orang membuat resolusi di awal tahun baru, berjanji untuk merubah diri mereka. Dan ketika hari demi hari mereka tetap melakukan hal yang mereka biasa lakukan, banyak orang mengabaikan resolusi mereka di tengah kekalahan mereka – hanya karena mereka tidak dapat memenuhi resolusi itu.
Banyak dari kita ingin mengubah kehidupan kita, dan kita dapat melakukannya dengan berfokus pada satu kebiasaan setiap kalinya, dengan meminta Roh Kudus untuk memampukan kita. Sangatlah mungkin bagi kita untuk menguasai satu kebiasaan, dan kemudian memindahkan fokus pada kebiasaan lainnya. Masalah muncul ketika kita berusaha untuk menyelesaikan resolusi seumur hidup di hari pertama tahun yang baru. Tak mengherankan bila kita menjadi putus asa dan kemudian menyerah.
Pada tahun 2016, saya ingin memasukkan satu kebiasaan baru: berolahraga. Setahun kemudian, hal itu menjadi ritual harian. Oleh karena olahraga telah menjadi bagian dari rutinitas pagi saya, saya dapat membayangkan diri saya memakai pakaian olahraga pada saat tidur malam.
Saat saya mengusahakan kebiasaan ini dan belajar untuk menguasainya, saya menemukan tujuh kebenaran yang mungkin dapat menolong Anda memulai petualangan kebiasaan Anda sendiri.
1) Alkitab menyarankan kebiasaan. Paulus membahas pentingnya ketekunan saat ia berbicara tentang bagaimana para atlit mempersiapkan diri mereka untuk berkompetisi (Baca I Korintus 9:24-27.) Dan penulis kitab Ibrani mengingatkan kita, “Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya.” (Ibrani12:11)
2) Introspeksi kecil menolong Anda memilih kebiasaan mana yang akan dipilih. Isilah bagian yang kosong: “Saya sangat bahagia saat ______________.” Ketika saya menyadari bahwa saya sangat bahagia ketika berada di luar rumah, dan bahwa saya menyukai kisah-kisah, olahraga menjadi hal yang luar biasa. Mengapa? Sebab saya berjalan di luar rumah setiap harinya sambil mendengarkan podcast. Oleh karena ini adalah kebiasaan yang menyenangkan, sesungguhnya saya sangat menantikan untuk melakukannya setiap hari. Dan ketika saya melihat kembali ke belakang, dengan jujur saya dapat katakan bahwa olahraga telah menjadi salah satu kebiasaan yang paling konsisten yang pernah saya jaga.
3) Anugerah meningkatkan kebiasaan, namun roh yang kritis memudarkannya. Suatu kebiasaan dapat dimulai kembali sebab kegagalan melakukannya bukanlah suatu akhir. Jadi tidak perlu menghukum diri Anda bila Anda gagal melakukan kebiasaan pada suatu hari. Ikat saja tali sepatu lari Anda di hari berikutnya dan mulailah berlari.
4) Rutinitas pagi mempengaruhi kesuksesan kebiasaan lainnya. Pagi hari kita mengatur ritme untuk hari kita, karena itu menciptakan kebiasaan yang luar biasa – dimana kita mendisiplinkan diri kita – di pagi hari membuat hari kita lebih baik. Penulis Don Marquis mengingatkan kita, “Orang yang sukses tidak dilahirkan dengan kesuksesan. Mereka menjadi sukses dengan cara membangun kebiasaan melakukan hal-hal dimana orang yang tidak sukses tidak suka melakukannya.”
5) Minimalisasi dan kesederhanaan memberikan lingkungan yang ideal untuk kebiasaan-kebiasaan yang baik. Salah satu contoh: Bila Anda ingin memiliki kebiasaan makan yang lebih baik, sederhanakan menu Anda (dan hilangkan makanan yang telah diproses) akan menolong Anda. Bila Anda lelah memilih baju apa yang hendak Anda pakai setiap hari, pertimbangkan untuk “merampingkan” kumpulan baju Anda atau menciptakan suatu “seragam” sehingga Anda dapat dengan mudah menghilangkan satu keputusan. Saya mendapati bahwa semakin banyak saya melepaskan banyak hal (menyederhanakan rumah saya, ruangan saya, lemari saya), semakin banyak tempat kosong di kepala saya untuk membuat keputusan-keputusan yang benar-benar penting.
6) Saat menciptakan kebiasaan rohani, pertimbangkan jalur-jalur rohani. Dengan unik, Tuhan menciptakan setiap kita untuk berhubungan dengan Dia secara kreatif dan dengan cara yang berbeda-beda. Apa yang paling cocok dengan Anda: pujian penyembahan, berada di luar rumah, melayani sesama, melakukan aktivitas, belajar, tinggal tenang, berpetualang, hubungan dengan orang lain, atau ekspresi artistik? Mungkin Anda sudah lupa bagaimana melayani mereka yang kurang beruntung mengesankan jiwa Anda dan membawa Anda semakin dengan kepada Yesus (selagi Anda melakukannya karya-Nya). Mungkin “saat teduh” membosankan Anda karena tidak membuat Anda duduk di luar rumah, menikmati ciptaan Tuhan, atau menciptakan karya seni berdasarkan kisah-kisah Perjanjian Baru. Salah satu kegiatan jasmani paling rohani dan paling menghubungkan saya yang saya lakukan tahun ini adalah memfokuskan diri saya selama 40 hari menuju Paskah. Praktek yang sederhana ini sangat mengubah hati saya dan membawa saya semakin dekat dengan hati Tuhan.
7) Realisme mengalahkan idealisme di dalam proses pembentukan kebiasaan. Kita harus realistis. Pilihlah satu kebiasaan, kemudian habiskan beberapa bulan untuk menguasainya. Bila Anda memilih terlalu banyak pada satu kali kesempatan, Anda akan gagal. Sebaliknya, bersikaplah realistis tentang kemampuan Anda, dan berikan diri Anda waktu untuk menguasainya.
Jadi, daripada membebani diri Anda di awal tahun yang baru, ingatlah perkataan dari Yesus ini: “Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar” (Lukas 16:10). Mulailah dari hal yang kecil, kuasai satu kebiasaan, rasakan sukacita dari disiplin itu, kemudian mulailah lagi pada kebiasaan yang baru. Menjalani praktek ini di sepanjang 2016, hubungan saya dengan Yesus menjadi lebih baik, dan saya memiliki pikiran yang lebih jernih dan tubuh yang lebih sehat. Semuanya itu memotivasi saya untuk memulai lagi di tahun 2017 untuk menguasai satu kebiasaan luar biasa lainnya: menghabiskan lebih banyak waktu mendengarkan suara Tuhan.