Dimampukan Untuk Mendidik
(Joseph Miller)
Keterbatasan kita sebagai orangtua adalah kesempatan untuk melihat Tuhan bekerja.
Catherine DePalma duduk di samping putranya yang berusia 9 tahun, Anthony. Dengan sabar ia menjelaskan petunjuk-petunjuk untuk mengerjakan tugas berikutnya, tetapi sia-sia – anak itu sudah frustrasi dan “mandek”. Meskipun ia berusaha mengarahkannya lagi, anak itu sudah tidak bisa melakukan apa-apa lagi. Sebagai anak autis, Anthony memiliki hambatan belajar yang spesifik. Hari-hari tertentu bisa lebih mudah dari hari-hari lainnya, tetapi pada hari itu Ibunya tahu bahwa mereka sama-sama perlu beristirahat. DePalma bergumul dengan keputusan memilih pendidikan untuk anaknya. Ia merasa jika disekolahkan di sekolah umum, Anthony tidak akan mendapat pertolongan yang ia butuhkan. Tetapi pikiran tentang sekolah di rumah (homeschooling) membuatnya cemas, Kualifikasi apa yang aku miliki untuk mengajar anakku yang berkebutuhan khusus?
DePalma mengakui, sangat sedikit hal-hal dalam hidupnya yang terjadi sesuai harapan. Lebih dari sepuluh tahun lalu, ia dan suaminya Bob merupakan pengantin baru dan orang percaya baru dengan masa lalu yang rumit. Setelah anak-anak dari keluarga-campuran mereka sudah besar-besar, pasangan ini ingin memiliki anak dari mereka berdua. Setelah empat kali mengalami keguguran, DePalma bertanya-tanya mengapa Tuhan tidak mengaruniakannya seorang anak. Lalu ia mengandung Anthony.
Selama tahun pertama kehidupannya, anak itu menepati tonggak-tonggak pertumbuhannya. Lalu, sepertinya dalam semalam, ia berhenti bicara. Para dokter akhirnya mendiagnosa Anthony mengalami apraxia of speech, gangguan saraf bicara. Selama empat tahun, anak itu tidak mengucapkan sepatah kata pun. Dan ketika ia mulai berbicara lagi, ia jelas membutuhkan pendidikan khusus.
DePalma banyak menghabiskan waktunya untuk berdoa, dan ia merasa Tuhan memimpinnya untuk kuliah lagi guna mendalami pendidikan khusus. Ia harus menjawab beberapa pertanyaan dari keluarga dan teman-temannya tentang “kembali ke sekolah di usianya” ini, tetapi DePalma tahu internet bisa memberikan fleksibilitas dalam pengalaman berkuliah. Meskipun tidak mudah mengaturnya, ia dapat menjadwalkan waktu kuliah di antara jam mengajar Anthony di rumah, menjadi ibu rumahtangga dan mengurusi banyak hewan peliharaan mereka.
Seakan tantangan hidup sehari-harinya belum cukup berat, DePalma juga harus hidup dengan rasa sakit fisik yang naik turun —akibat kecelakaan mobil pada tahun 2004. DePalma saat itu terlempar di dasbor dan setelah menjalani operasi, tulang belakangnya harus dipasangi perangkat keras dari logam. Duduk dalam waktu lama akan membuatnya merasa kesakitan, demikian juga gerakan-gerakan berulang seperti menulis dan mengetik. Namun sesakit apa pun yang ia rasakan, DePalma harus sering berjuang untuk tetap fokus pada kuliahnya. Ia mendapat kekuatan ketika membaca 30 Prinsip Hidup Dr. Stanley—khususnya Prinsip No. 7: “Masa kelam hidup kita hanya akan berlangsung selama diperlukan Tuhan untuk mencapai tujuan-Nya di dalam kita.”
Iman DePalma yang bertumbuh menolongnya untuk dapat menerima diagnosis Anthony. Dan melalui tingkat-tingkat pembelajaran yang diselesaikan dalam pendidikan khusus maupun studi-studi Alkitab, ia kini merasa dimampukan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anaknya, sembari juga mengajarkan Kitab Suci kepadanya—sekarang Anthony dapat menghafal dan mengulangi perkataan ayat-ayat Alkitab. Hidup memang tidak selalu mudah, tetapi satu hal yang pasti: Tuhan selalu menyertainya di setiap lembah, dan ketinggian.