Pendalaman Alkitab: Dengan Memuaskan

(Staf In Touch Ministries)

Akhiri tahun Anda seperti cara Paulus mengakhiri suratnya—penuh kasih dan iman.

Keinginan untuk mengakhiri dengan baik—dan memulai yang baru – merupakan hal yang wajar. Dalam segala hal, dari pertemuan-pertemuan bisnis sampai perjamuan-perjamuan makan istimewa, proyek-proyek jangka panjang, atau tahun kalender, mengakhiri dengan baik memberikan rasa puas tentang yang lalu dan kepercayaan diri untuk yang akan datang. Tetapi perspektif sangatlah penting: Ketika kita menghargai hal-hal yang benar, kita akan mengerti kemenangan yang sebenarnya. Lalu, dengan kuasa Kristus, kita dapat menemukan sukacita yang seringkali tampaknya sangat sulit bagi orang lain.

LATAR BELAKANG

Tidak seperti surat-surat Paulus kepada jemaat di Galatia dan Korintus, suratnya kepada jemaat di Filipi tidak ditulis sebagai respons terhadap suatu krisis dalam gereja. Surat itu lebih merupakan pesan yang penuh kasih kepada para sahabat terkasih. Pasal terakhir surat Filipi berisi pesan-pesan perpisahannya.

 

BACA

Filipi 4:1-23

 

RENUNGKAN

Bagaimana akhir surat Paulus dapat menjadi alat bantu untuk menutup tahun Anda?

• Paulus mengungkapkan kasihnya kepada jemaat Filipi, dengan dua kali menyebut mereka agapētoi (ayat 1). Ketika para penulis Perjanjian Baru menyapa pembacanya dengan “yang kekasih,” mereka memakai bentuk kata agape, jenis kasih yang tertinggi dan paling tidak mementingkan diri. Bagaimana kasih di dalam gereja, di antara sesama orang Kristen, telah menopang Anda tahun ini? Sudahkah Anda bertumbuh dalam kasih yang tidak mementingkan diri dengan meneladani Kristus?
• Bacalah kembali ayat 2-3. Paulus menyebutkan perselisihan di antara dua anggota jemaat dan mendorong mereka “untuk sehati sepikir dalam Tuhan.” Hal yang lazim untuk berharap masalah-masalah duniawi berakhir di pintu gereja, tetapi orang Kristen pun bergumul setiap hari dengan kedagingan. Apa yang menjadi cara terbaik Anda tahun ini dalam mengatasi perselisihan sehari-hari?
• Paulus mengungkapkan penghargaannya kepada Euodia maupun Sintikhe dengan menyatakan bahwa mereka “telah berjuang dengan aku dalam pengabaran Injil.” Apakah Anda terkejut bahwa pihak-pihak yang terlibat dalam pertikaian gereja perlu dihargai seperti itu? Mengapa Paulus meminta orang lain untuk “menolong wanita-wanita ini” (ayat 3)?
• Kata-kata di ayat 4 bisa dianggap sederhana atau biasa saja, tetapi dengan kedewasaan rohani, kita bisa memahami kebenaran di balik nasihat Paulus untuk “bersukacita di dalam Tuhan senantiasa.” Apakah ada yang menghalangi Anda di tahun ini untuk fokus pada hal yang terpenting itu – hidup Anda dalam Kristus?

MELANJUTKAN CERITA

Dengan perhatian yang lembut, Paulus menyampaikan lebih banyak cara lagi untuk menolong sahabat-sahabatnya memelihara damai sejahtera secara mental di dunia yang pelik.

• Kekhawatiran mencuri sukacita dan membuat iman tetap kecil. Tetapi doa mendatangkan damai sejahtera, yang memungkinkan untuk bersukacita dan membuat iman bertumbuh. “Janganlah khawatir tentang apa pun juga,” kata Paulus di ayat 6. Kata Yunani untuk khawatir secara harfiah berarti “hancur berantakan, ditarik ke berbagai arah.” Apakah Anda merasa “dihancurkan” oleh suatu situasi pada tahun ini? Berhentilah sejenak untuk menceritakan pengalaman itu pada Tuhan. Undanglah Dia untuk menangani segala hal yang belum selesai.
• Bacalah kembali daftar kata sifat yang ditulis Paulus di ayat 8. Apakah cara berpikir ini asing bagi Anda? Pikirkanlah untuk menghafalkan daftar itu pada bulan ini, agar Anda dapat “memikirkan hal-hal ini” sesuka hati.
• Rasul Paulus mengungkapkan rasa syukurnya atas kemurahan hati jemaat Filipi kepadanya, sambil juga menjelaskan kepuasannya yang abadi. Apa “rahasia” yang ia bicarakan di ayat 12?

REFLEKSI

Menemukan damai dan kepuasan dalam penyertaan Juru Selamat yang tetap akan mendatangkan sukacita dalam segala situasi.

• Dengan memandang ke belakang ke tahun yang lalu dan ke depan ke tahun yang akan datang, pikirkanlah hal-hal yang benar-benar berharga ini: persekutuan orang percaya yang penuh kasih, damai sejahtera yang hadir bersama doa, kebaikan Tuhan yang murah hati, kekuatan Kristus di dalam Anda, dan anugerah hidup kekal yang tak ternilai harganya.

 

MELANGKAH LEBIH LANJUT

Pikirkan bagaimana penerapan studi ini dalam hidup Anda.

Pernahkah pikiran Anda berkecamuk tak terkendali atau memutar kembali hal-hal tak menyenangkan yang membuat hati Anda gundah? Filipi 4 menunjukkan bahwa banyak hal yang kita sebut “sukses” dalam kehidupan Kristen berasal dari pikiran yang benar. Ini kabar baik. Anda sudah memiliki penyertaan Tuhan yang mahakuasa dan menjadi bagian dari kerajaan-Nya yang kekal. Ayat-ayat ini menunjukkan bahwa dengan pikiran yang diubahkan, damai sejahtera surgawi dapat menjadi milik Anda sekarang juga. Mari kita selidiki lebih dalam kata-kata Paulus, yang menggabungkan dengan baik sekali tindakan praktis manusia dengan kebenaran ilahi.

• Di ayat 7, Paulus menulis tentang menjaga hati dan pikiran dalam Kristus, yang menunjukkan bahwa keduanya dapat mengembara ke mana-mana. Bagaimana berdoa kepada Tuhan yang pengasih dan mahakuasa dapat membuat perasaan (hati) dan pikiran (otak) tetap damai sejahtera?
• Ayat 8 menuliskan delapan macam hal yang dapat kita pikirkan untuk membuat pikiran yang gelisah menjadi bersukacita senantiasa. Dapatkah Anda mengingat semuanya sekarang? Pikirkanlah satu contoh untuk setiap kategori. Sekarang amatilah sikap dan pandangan Anda. Apakah sudah ada yang berubah?
• Paulus berbicara dari perspektif ilahi dengan kuasa Roh Kudus. Apa peran Roh Kudus dalam Anda mengenali kebenaran, keindahan, kemuliaan dan kategori-kategori lainnya?

Kesulitan-kesulitan akan menekan kita jika kita tidak mencari damai sejahtera Tuhan yang  supernatural. Serahkanlah segala kekhawatiran Anda kepada Tuhan dalam doa, dan gantilah dengan pikiran-pikiran tentang apa yang benar, yang mulia, yang adil, yang suci, yang manis, yang sedap didengar, yang disebut kebajikan dan yang patut dipuji. Maka Anda akan mengakhiri tahun ini dengan memuaskan—dan memulai tahun berikutnya dengan bersukacita di dalam Tuhan, yang selalu dekat (ayat 4-5).