Mengasihi Orang Asing
PrakataDr. Charles F. Stanley
Ketika Anda mendengar khotbah tentang pentingnya keramahtamahan (hospitalitas– atau kesediaan memberi tumpangan), bagaimana reaksi Anda? Sebagian orang mungkin merasa bersalah, sementara yang lain merasa tidak berdaya, dan orang yang memiliki karunia keramahtamahan berkata “Amin!” Tetapi entah kita memiliki karunia khusus dalam hal ini atau tidak, 1 Petrus 4:9 mengatakan bahwa kita semua hendaknya “memberi tumpangan seorang akan yang lain dengan tidak bersungut-sungut.”
Lalu apa sebenarnya hospitalitas atau keramahtamahan itu? Saat ini istilah itu sudah diartikan agakberbeda dari yang dipahami di abad pertama. Kita sering menyamakan arti keramahtamahan itu denganmengundang orang untuk makan bersama atau menerima tamu di rumah kita, yang keduanya termasukdalamarti kata ini. Kata Yunani aslinya untuk keramahtamahan berarti “mengasihi orang asing.” Dan bagi sebagian besar dari kita, ada dua kelompok besar orang yang kita anggap sebagai orang asing: orang-orang yang tidak kita kenal di gereja dan orang-orang di luar gereja.
Jika Anda pernah harus mencari jemaat baru, Anda tentu tahu kecangggungan yang dirasakan sebagai orang asing – dan perbedaan terjadi ketika ada orang yang menyambut dan ingin mengenal Anda. Ingatlah bahwa ada banyak orang yang kesepian, dan kita harus berlaku bijak terhadap orang-orang tidak percaya, peka terhadap kebutuhan-kebutuhan mereka, dan memanfaatkan kesempatan sebaik-baiknya untuk menunjukkan kasih dan perhatian (Kolose 4:5). Dan ini termasuk menceritakan tentang relasi kita dengan Tuhan.
Meskipun mempraktikkan keramahtamahanmungkin perlu keluar dari zona nyaman untuk menunjukkan kasih Kristus kepada orang asing, namun dengan melakukannya akan memberkati Anda maupun orang lain. Saya berdoa semoga renungan-renungan bulan ini dapat mendorong Anda untuk melihat kebutuhan-kebutuhan yang mungkin Tuhaningin penuhi melalui Anda.