Membela Firman

(Charles F. Stanley)

Apa yang kita katakan ketika seseorang mencoba mengikis relevansi dan kuasa Alkitab?

Alkitab adalah pemberian Tuhan yang luar biasa. Alkitab berisi catatan dan janji tentang kasih-Nya. Dan di dalam Kitab Suci ini, kita bisa menemukan kerinduan dan kehendak-Nya bagi kita, tentang kehidupan yang Dia mau kita nikmati. Namun tidak semua orang memandang Alkitab seperti ini. Banyak orang mengakui relevansi historis Alkitab atau mengagumi narasi-narasi puitis di dalamnya, tetapi mereka mengabaikan kebenaran tentang Tuhan yang kekal dan sempurna. Sebuah surat elektronik bertanya seperti ini:

“Bagaimana orang Kristen bisa diharapkan menyampaikan yang diajarkan Alkitab jika respons yang kita terima biasanya, ‘Itu hanya penafsiran Anda saja’?” Saya menghadapi keberatan ini dari orang Kristen maupun orang yang belum percaya.

Jawaban saya: Jangan bereaksi. Dengarkan dengan saksama sebelum berbicara, dan hindari bersikap defensif. Akan menolong jika memulai percakapan dengan pertanyaan, “Apakah Anda percaya bahwa Alkitab diilhami?” Jika mereka sependapat dengan Anda tentang pengilhaman Kitab Suci, cobalah tindaklanjuti dengan bertanya, “Di mana di dalam Alkitab disebutkan tentang yang Anda percayai?”

Dan berusahalah menemukan motivasi mereka: Apakah mereka sedang mencoba menghindari sesuatu yang sudah Tuhan peringatkan pada mereka? Apa yang sedang mereka pertahankan? Atau, apakah mereka sungguh-sungguh ingin mengetahui kebenaran? Seringkali orang berusaha membela suatu dosa dalam hidup mereka untuk menghalau rasa bersalah yang mereka rasakan. Hidup Anda yang saleh bisa menjadi kesaksian bagi mereka— tetapi bisa juga membuat mereka tidak nyaman. Dengan hati-hati sampaikanlah keyakinan Anda dan mungkin dengan contoh pribadi dari pengalaman Anda sendiri atau kehidupan orang lain.

Jika masalahnya adalah persoalan doktrinal, bukalah Kitab Suci dan katakan, “Inilah yang dikatakan Firman Tuhan …” Anda dapat berdoa dalam hati agar mata mereka terbuka, atau, jika ada kesempatan berdoa bersama, lakukanlah dengan kepekaan, mintalah Roh Kudus menolong agar setiap orang memahami permasalahan dengan benar. Jika Anda benar-benar tidak mengerti mengapa kepercayaan mereka seperti itu, jangan berdebat. Sama sekali tak apa-apa jika Anda hanya menyatakan keyakinan Anda dan kemudian menyerahkan persoalan itu ke dalam tangan Tuhan.