Penilaian Ketaatan Kita

(Renee Oglesby)

Sudah waktunya untuk berhenti mencemaskan tentang resume rohani dan melanjutkan pertumbuhan.

Setelah memercayai Tuhan Yesus Kristus sebagai Juru Selamat, terlalu banyak orang percaya baru yang diberi kesan bahwa mereka sudah berada di garis finis, bukan di tempat memulai. Entah bagaimana, tidak ada yang mengajarkan pada mereka bahwa setelah mereka diselamatkan, mereka harus mulai bertumbuh dalam kehidupan Kristen. Dan pertumbuhan itu adalah untuk menjadi serupa dengan Kristus. Tuhan berkenan hidup di dalam anak-anak-Nya agar orang lain dapat melihat Kristus di dalam kita. Mereka mendengar perkataan kita dan menangkap refleksi-refleksi kita tentang Dia. Dalam kehadiran kita, mereka merasakan sesuatu yang istimewa di dalam diri kita. Dan sesuatu itu adalah kehadiran Yesus Kristus yang hidup. Ada beberapa hal yang menimbulkan ketakutan di hati karyawan seperti misalnya frasa performance review (tinjauan kinerja). Sungguh menakutkan mengetahui bahwa ada orang(-orang) yang sedang mengevaluasi keterampilan dan peran Anda di tempat kerja untuk memutuskan apakah Anda memenuhi harapan dan “layak diterima” secara resmi atau tidak. Orang percaya mungkin merasakan penilaian serupa ketika mereka menjalani kehidupan Kristen. Yesus sudah memberikan teladan yang luar biasa untuk diikuti: kesempurnaan total. Dan meskipun kita tahu  bahwa Bapa kita yang pengasih itu murah hati dan adil, banyak orang Kristen menyimpan ketakutan tersembunyi tentang saat setelah kematian ketika mereka bertemu muka dengan muka dengan-Nya. Mereka membayangkan setiap keputusan buruk dan kegagalan mereka yang berdosa akan diputar di layar bioskop surga untuk dilihat oleh seluruh penghuni surga: suatu tinjauan kinerja yang sesungguhnya tentang seluruh hidup mereka. Bagaimanapun, “manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi” (Ibrani 9:27). Mengantisipasi hal ini, kita memberi tekanan atau beban berat pada diri kita sendiri, berusaha keras untuk menjadi seperti Kristus dan melakukan hal-hal yang seperti Kristus lakukan. Tetapi dalam kutipan di atas, Dr. Stanley mengingatkan kita tentang hal yang sangat penting. Alih-alih membandingkan tindakan dan sikap kita dengan daftar periksa yang tak ada habisnya, Tuhan mengenali pertumbuhan rohani yang Dia kerjakan di dalam diri kita secara bertahap sepanjang hidup kita. Dia melihat setiap contoh ketika kita menunjukkan buah Roh, sifat-sifat yang hanya dapat diilhami oleh-Nya (Galatia 5:22-23). Dia mengerti setiap kali kita rindu untuk lebih mengasihi Dia dan mengenal Dia lebih dalam. Dan yang terpenting, Dia melihat kesalahan, ketidaksempurnaan, dan dosa kita seluruhnya ditutupi oleh darah Anak-Nya yang sempurna. Saya tidak meremehkan kebutuhan kita untuk melakukan hal-hal yang kita tahu akan berkontribusi pada pertumbuhan dan kedewasaan rohani kita—disiplin-disiplin rohani seperti doa, ibadah bersama, dan mempelajari Firman Tuhan. Tetapi Bapa kita, lebih dari siapa pun, tahu bahwa hal-hal seperti itu tidak selalu mudah bagi kita. Semua itu membutuhkan waktu, tenaga, dan niat. Dan meskipun penting, ini bukanlah hal-hal yang harus kita paksakan untuk kita usahakan dengan kekuatan kita sendiri; sebaliknya, ini adalah hal-hal yang Dia mau kita lakukan dan akan memampukan kita untuk melakukannya. Selain itu, hal-hal ini tidak boleh diusahakan karena kita takut akan tinjauan kinerja kekal yang mustahil, tetapi karena kita mengasihi Bapa surgawi kita. Dan juga karena tindakan ini pada akhirnya mendatangkan sukacita bagi kita—baik dalam kehidupan kita saat ini maupun sesudahnya.