Perayaan
Kebanyakan orang mengartikan Natal menurut apa yang mereka lihat – pohon-pohonnya, lampu-lampu, kado dan pesta. Namun kenyataannya, Natal adalah suatu peristiwa yang terjadi 2000 tahun yang lalu, ketika Allah tiba di bumi dalam bentuk bayi yang baru lahir. Hari ini kita merayakan Yesus yang datang untuk menyatakan kasih ilahi bagi umat manusia yang berdosa dan memberikan keselamatan dengan mati di kayu Salib, menebus dosa-dosa kita (I Timotius 1:15).
Yesus datang untuk menyatakan kasih ilahi dan memberikan keselamatan
Begitu kita memahami makna sesungguhnya ini, sikap kita tentang Natal akan berubah. Tidak lagi berfokus pada hal-hal eksternal, dan mengalami kelelahan akibat semua persiapan dan aktivitas menyambut Natal, tetapi kita akan dapat melihat Natal ini dengan cara baru yang sepenuhnya berbeda. Kita dapat melihat pohon Natal sebagai pengingat batang kayu yang lain, tempat Yesus mati (Galatia 3:13); kado dapat mengingatkan kita tentang hidup kekal yang Ia berikan kepada kita; dan lampu-lampu dapat memberitahukan bahwa sang Terang dunia sekarang tinggal di dalam hati kita.
Mengingat semua yang Yesus telah perbuat bagi kita, seharusnya kita dipenuhi dengan sukacita dan ungkapan syukur selama minggu-minggu ini. Namun ini juga merupakan saat yang tepat untuk merenungkan secara serius tentang takdir kekekalan kita. Akan tetapi, ketika kita sibuk dan perhatian kita teralihkan, kita tidak terlalu memikirkan tentang hari ketika kita akan berdiri di hadapan Tuhan. Natal seharusnya mengingatkan kita, bahwa satu-satunya jalan untuk diperdamaikan dengan Bapa adalah melalui iman kepada Anak-Nya (Yohanes 14:6).
Saya berdoa agar di tengah-tengah semua kesibukan, renungan bulan ini akan mengarahkan pikiran Anda kepada Kristus, yang datang ke bumi bagi kita — sehingga suatu hari nanti kita dapat naik menemui-Nya di surga. Natal hanyalah sedikit rasa dari apa yang menantikan kita, saat akhirnya kita berjumpa dengan Yesus, muka dengan muka.