Terus Melayani
(John VandenOever)
Sebagai misionaris veteran, Bill Loveless terus melayani Kristus, pengalamannya semakin kaya.
Bill Loveless menanti dengan sabar di bandara kalau-kalau ada kursi kosong dalam pesawat yang akan membawanya ke Selat Florida dan kembali lagi. Sebagai pensiunan pilot komersil yang memiliki hak siaga, Loveless mengadakan pelatihan pemuridan kepada para pendeta dan pemimpin di seluruh dunia.
Pada saat pertama kali ia melakukan perjalanan ini, Loveless baru saja duduk ketika ia merasa Tuhan menggerakkannya untuk berbicara kepada wanita muda yang duduk di sampingnya. Karena merasa lelah setelah satu minggu mengajar di Cuba, ia tawar-menawar dengan Tuhan selama beberapa saat. Tetapi Tuhan tidak mengizinkannya, jadi ia berpaling kepada penumpang itu dan mulai melakukan sedikit basa-basi. Sebelum pesawat mereka menjelajah di ketinggian, wanita itu sudah menyerahkan hidupnya pada Kristus. Ketika wanita itu bertanya, “Mengapa saya harus mendengarkan Bapak padahal ibu saya sudah mengatakan hal yang sama pada saya selama bertahun-tahun?” Bill berkata, “Yang menyebabkan saya duduk di sebelah Anda adalah karena doa-doa ibu Anda.”
Dalam banyak hal, Loveless telah menyaksikan Tuhan menciptakan kesempatan-kesempatan di dalam pesawat, di tengah bangsa-bangsa dan di dalam banyak hati. Ketika pertama kali dihubungi In Touch Ministries (Badan Pelayanan Sentuhan Hati di Atlanta Amerika) untuk mengajarkan kurikulum Life Principles (Prinsip-prinsip Hidup) pdt. Charles Stanley, ia tidak tahu apa-apa tentang materi itu. Namun kemudian, ketika ia mengajarkan materi itu di berbagai tempat di seluruh dunia, perkataan Alkitab tidak hanya mengubah hidup banyak orang lain, tetapi juga memperkaya jiwanya sendiri.
Beberapa tahun lalu, In Touch Ministries menghentikan sementara pelayanan-pelayanan itu, dan Loveless cukup sulit menerimanya —sampai ia menemukan penghiburan dalam materi yang pernah ia ajarkan. “Tuhan membawa saya melewati lembah itu,” katanya. Ia mendalami pelajaran-pelajaran itu dan menangis ketika Kristus menyingkapkan cara-cara baru untuk menerapkannya dalam hidupnya.
Loveless dan istrinya Tammy sudah mengalami banyak tantangan. Setelah membesarkan bukan saja anak-anak mereka sendiri tetapi juga seorang cucu perempuan, keluarga Lovelesses dipanggil untuk menjadi orangtua angkat bagi anak-anak praremaja lain. Hal ini membuat Tammy tidak bisa bepergian untuk mendampingi Bill seperti sebelumnya.
Dan tidak lama kemudian Tammy mengidap kanker, yang membuatnya harus menjalani serangkaian kemoterapi dan terapi radiasi. Ketika hal itu teratasi, mereka berdua terkena COVID-19. Ketika Bill mulai bertanya-tanya, Mengapa hal ini terjadi padaku? Firman Tuhan menghiburnya. “Tuhan tidak pernah membiarkan penderitaan menjadi sia-sia,” katanya. “Dia akan mengambil dan memakainya untuk tujuan-tujuan-Nya, yaitu menjadikan kita makin serupa Kristus.”
“Tuhan bisa memakai siapa saja, bahkan orang-orang seperti Tammy dan saya, untuk meluaskan kerajaan-Nya,” katanya. Itu sebabnya Bill fokus pada pelatihan para pemimpin lokal di luar maupun di dalam negeri. “Saya sudah belajar bertahun-tahun lalu di Belize bahwa ketika [negara itu] akan dimenangkan bagi Tuhan, hal itu akan dilakukan melalui orang pribumi. Maka dari itu ketika saya pergi ke Kenya, Uganda, Rwanda, atau tempat-tempat lain—tujuan saya adalah membangkitkan para pengajar dari tempat itu.” Ia bahkan mendorong seorang anggota staf In Touch untuk siap mengajar ketika sudah tidak menjadi staf lagi.