Your Story
-
Niat Bunuh Diri Gagal oleh karena Kasih Yesus Nyata
Kesaksian tgl 28 Februari 2018
Nama saya Nina. Saya masih single, belum menikah. Tinggal di Jakarta Barat. Tahun 2016 yang lalu, saya pernah memberikan Kesaksian saya tentang Perjumpaan dengan Tuhan Yesus di Sentuhan Hati Vol. 17 No. 17 Juli 2016. Saya sungguh berterima kasih kepada kalian karena Kesaksian saya di muat di Sentuhan Hati. Kiranya menjadi Kekuatan, Harapan, dan Berkat bagi setiap orang yang membacanya.
Kali ini, saya ingin memberikan Kesaksian lagi yang saya alami sendiri. Pada bulan Agustus 2017, saya mengalami depresi yang sangat mendalam, keputusasaan yang luar biasa, sehingga membuat saya ingin melakukan bunuh diri. Keinginan itu terjadi dikarenakan saya menganggur cukup lama, hampir 2 tahun tidak bekerja. Saya sadar saya telah melakukan kesalahan besar dalam hidup saya, saya resign (red: keluar) dari tempat kerja saya sebelumnya tanpa berpikir panjang. Saya resign karena berencana ingin memiliki usaha sendiri, dan jika usaha saya tidak maju, saya akan mencari pekerjaan baru dan saya yakin pasti langsung dapat pekerjaan, saat itu saya mencoba berpikir positif. Akhirnya saya resign dan melakukan usaha itu. Ternyata usaha yang saya geluti tidak berhasil. Simpanan uang saya waktu itu mulai menipis.
Saya mencoba melamar kerja lagi, di perusahaan-perusahaan, bahkan di sekolah-sekolah. Saya berhasil diterima kerja di beberapa sekolah untuk menjadi guru. Namun, karena saya merasa bukan panggilan hati, saya terpaksa menolaknya. Saya tidak bisa membohongi kata hati saya. Lalu, saya melamar di perusahaan-perusahaan lainnya. Waktu itu saya hampir diterima kerja di sebuah perusahaan, namun karena basic saya bukan di situ, dan saya tidak memiliki kenalan yang bekerja di tempat tersebut, saya gagal. Saya sedih sekali waktu itu, karena saya sungguh berharap saya bisa bekerja di tempat tersebut, karena Passion saya bekerja di situ. Sejak saya menganggur, tidak sedikit yang menyayangkan saya harus resign dari tempat kerja sebelumnya. Bahkan, ada saudara saya yang mengatakan bahwa di usia saya yang menginjak kepala 3 itu sulit mendapat pekerjaan, apalagi kalau mencarinya sendiri. Saat saya mendengar hal tersebut, saya sedih. Namun, saya tetap yakin dan percaya bahwa saya pasti bekerja. Saya percaya Tuhan akan menolong saya. Saya masih berpikiran optimis akan hal itu.
Seiring berjalannya waktu, banyak hal yang saya alami. Cobaan datang silih berganti. Walau begitu, saya selalu andalkan Yesus dalam hidup saya. Hingga pada akhirnya, saya depresi berat di bulan Agustus 2017, saya tidak ingat tanggal berapa tepatnya di bulan Agustus, seingat saya di pertengahan Agustus. Saya sudah melamar kerja kemana-mana, saya juga sampai minta tolong kepada teman-teman saya, bahkan ke saudara-saudara saya. Semua sudah saya coba, namun hasilnya nihil. Saya juga tidak mengerti kenapa bisa seperti itu.
Pada suatu malam, saya curhat pada Tuhan Yesus, di kamar. Saya ceritakan semua yang di hati saya, kesedihan hati saya, pergumulan saya, kehancuran hati saya. Saya sungguh membutuhkan pertolongan Yesus. Saya sungguh membutuhkan pekerjaan. Pekerjaan apa aja aku mau jalani asalkan halal. Pada saat itu, uang saya sisa Rp. 300.000,-. Malam itu, saat saya curhat kepada Yesus sambil beruraian air mata, saya melempar uang tersebut ke tempat tidur saya. Saya benar-benar depresi saat itu. Mungkin hampir gila. Puji Tuhan, dalam keadaan depresi yang luar biasa, saya masih ingat Yesus, saya masih berharap penuh pada Yesus. Saya cerita pada Yesus bahwa uang saya tinggal Rp. 300.000,-, jika habis dengan apa saya harus membeli makanan dan kebutuhan saya lainnya. Saya juga mengatakan bahwa saya merasa tidak ada yang sayang pada saya kecuali Mama saya. Namun, Mama sudah di panggil terlebih dahulu oleh Tuhan pada tahun 2015. Biasanya kalau saya sedih dan menangis, Mama yang selalu menghapus air mata saya, memeluk dan mencium saya, dan menghibur hati saya. Saya masih ingat apa yang Mama ucapkan pada saya bahwa Mama akan selalu ada untuk saya. Bahkan saya sampai meminta Mama untuk bilang pada Yesus agar segera menolong saya. Walau saya tidak dapat melihat raga Mama lagi, saya yakin Roh Mama hidup dan selalu memperhatikan saya dari Sorga. Saya masih ingat, saya juga pernah mengatakan pada Yesus bahwa saya merasa Tuhan Yesus tidak sayang kepada saya. Saya bilang pada Yesus, saya sudah berusaha melakukan apa yang Tuhan kehendaki, mengikuti perintah-Nya, namun kenapa Tuhan masih belum memberikan pekerjaan kepada saya, apakah saya harus menjadi orang yang “nakal” dulu, baru Tuhan mau tolong?
Depresi yang berat itu membuat saya ingin melakukan bunuh diri. Saya berpikir waktu itu, bunuh diri yang tidak terlalu menyakitkan adalah menenggak cairan obat nyamuk. Di pikiran saya sudah tidak ada ketakutan untuk menenggaknya. Bahkan, saya melihat cairan obat nyamuk yang di rumah saya itu seperti melihat jus, rasanya ingin sekali meminumnya. Saya beritahu pada Yesus tentang keinginan saya untuk bunuh diri. Saya juga bilang pada Yesus, jika saya masih belum dapat pekerjaan juga, saya akan bunuh diri di akhir bulan Agustus. Saya seperti memberi batas waktu pada Tuhan. Dengan kata lain, jika saya tidak mendapat pekerjaan hingga akhir bulan Agustus, saat itu juga saya langsung bunuh diri dengan menenggak cairan obat nyamuk. Mungkin, saya terdengar menantang Tuhan Yesus, tetapi saya tidak punya pilihan lain selain bunuh diri, saya benar-benar stress, merasa hancur, saya menanggung kesedihan itu sendirian, hingga akhirnya saya kelelahan dengan semua itu, akhirnya timbul keinginan bunuh diri itu. Saat itu saya berpikir kalau saya tidak berguna, saya sering merepotkan saudara-saudara saya. Daripada merepotkan mereka terus, lebih baik saya bunuh diri.
Saat saya menceritakan semua kepada Yesus, dengan hati dan jiwa yang hancur, saya memohon maaf, meminta ampun kepada-Nya berkali-kali, karena saya akan melakukan bunuh diri jika saya masih belum dapat kerja sebelum bulan Agustus berakhir. Sebenarnya, saya merasa sangat bersalah berbicara seperti itu, tapi saya sudah putus asa dan merasa tidak ada yang bisa menolong saya. Saya juga meminta pada Yesus, kalau bisa saya mendapat pekerjaan dari hasil saya mencari sendiri, bukan dari orang lain. Agar mereka yang bicara tentang saya bahwa di usia saya yang sudah 30 tahun lebih dan susah mendapat kerja dengan usaha sendiri tanpa bantuan orang lain yang memasukkan saya kerja itu diam dan mereka dapat melihat pekerjaan Tuhan Yesus dalam hidup saya nyata. Saya juga bilang pada Yesus, jika saya mendapatkan pekerjaan, saya akan melakukan nazar saya untuk Tuhan.
Beberapa hari sebelum bulan Agustus berakhir, saat itu, saya berada di luar rumah, di sebuah perjalanan, ada urusan yang harus saya lakukan, tiba-tiba handphone saya berbunyi, dan melihat nomor yang menghubungi saya, saya tidak mengenal nomor tersebut, namun saya tetap mengangkatnya. Begitu saya berbicara dengan orang yang menelpon saya, saya sangat kaget, ternyata yang menelpon saya adalah salah satu perusahaan yang saya coba lamar di awal bulan Agustus lalu, meminta saya untuk datang ke kantor nya untuk dilakukan interview yang ke 2 (dua). Saya sungguh senang mendengarnya. Pastinya, saya langsung menjawabnya bahwa saya akan datang. Sungguh, saat itu juga saya mengucap syukur kepada Tuhan karena ada panggilan interview lagi di sebuah perusahaan dimana saya melamar dengan usaha sendiri. Saya datang keesokan pagi nya. Hasilnya luar biasa, hari itu interview lagi, katanya akan diberitahu hasil keputusannya nanti, diterima atau tidaknya. Beberapa jam saya selesai interview, saya dihubungi lagi oleh HRD perusahaan tersebut dan mengatakan bahwa saya diterima bekerja di perusahaan itu. Puji Tuhan, akhirnya saya mendapat pekerjaan baru di salah satu perusahaan di Jakarta.
Saya sampai terkagum-kagum akan pekerjaan Yesus dalam hidup saya. Saya terdiam, merenungkan semua yang saya katakan pada Yesus dan menyesali niat bunuh diri itu. Namun, saya menyadari bahwa Tuhan Yesus sayang pada saya dan Tuhan telah menunjukkan Kasih-Nya pada saya. Beberapa hari sebelum bulan Agustus berakhir, Tuhan berikan Mujizat pada saya. Dia telah menyelamatkan saya dari kegelapan. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana jika saya benar-benar bunuh diri. Saya pasti sudah terbakar di Neraka jika saya bunuh diri. Namun, Kasih Tuhan Yesus menyelamatkan saya. Tuhan Yesus baik banget, Dia selalu menunjukkan Kasih-Nya pada saya. Saya tidak akan meragukan lagi Kasih Sayang-Nya. Dia sayang pada saya. Tuhan telah menampung air mata saya dan menjawab doa saya. Tuhan yang membalut luka di hati saya. Yesus Sungguh Luar Biasa. Ya, Yesus Sungguh Hidup dan Nyata.
Kiranya Kesaksian saya ini bisa menginspirasi orang-orang yang depresi berat, yang berniat untuk bunuh diri agar mengurungkan niat mereka. Berharap penuh lah pada Yesus. Jangan pernah menyerah akan masalah yang menerjang hidup. Apa pun masalah yang kita hadapi, selalu andalkan Yesus dalam hidup. Semua masalah yang saya alami adalah pembelajaran. Saya semakin menyadari, hidup saya berharga di mata Tuhan Yesus. Dia selalu ada untuk saya. Walau ada yang mengatakan hal yang kurang baik tentang saya, Yesus membuktikan kepada saya bahwa saya disayangi, dicintai, dikasihi oleh-Nya. Niat bunuh diri saya di bulan Agustus 2017 digagalkan oleh Kasih Yesus yang Nyata dalam hidup saya. Buat teman-teman yang berbeban berat, depresi, stress, bahkan berniat bunuh diri, datang lah pada Yesus. Pertolongan Yesus tidak pernah terlambat. Hanya Yesus satu-satu-Nya Jalan Keselamatan, karena Dia Juruselamat kita semua.
1 Korintus 10:13, Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan keluar, sehingga kamu dapat menanggungnya.