Bagaimana Cara Mengenali Rasa Takut

Kita semua ingin menganggap serius Yesus ketika Dia berkata “jangan takut” tetapi kita mungkin tidak sepenuhnya menyadari apa yang membuat kita takut. Berikut 13 pertanyaan untuk membantu kita.

OlehEd Welch

 

Rasa takut dan cemas cenderung bersuara keras dan mendominasi kita. Mereka menemani sarapan pagi Anda dan membuat Anda tetap terjaga di malam hari. Dimana pun Anda berada, kedua hal itu tampaknya menemukan Anda. Jadi nampaknya kita tidak perlu memburu kedua hal ini.

Tetapi kita menghindari rasa takut kita. Berlama-lama merasa takut membuat masalah menjadi lebih buruk, atau begitulah menurut kita. Setiap orang memilikinya dan tidak banyak yang bisa kita lakukan. Jadi mengapa repot-repot mencobanya?

Ketika kita menyebutkan apa ketakutan kita, kita bisa membawanya kepada Yesus.

Para tersangka yang biasa adalah (a) takut pada orang lain, pendapat kritis mereka dan ancaman terhadap reputasi kita, (b) takut akan ketidakpastian keuangan, dan (c) takut akan kematian. Berikut adalah bentuk-bentuk rasa takut itu:

  • Apakah Anda memiliki “stres” dalam hidup Anda? Stres sering merupakan kata lain untuk segumpal ketakutan yang tidak bisa kita identifikasi pada awalnya.
  • Adakah yang menyebut Anda kepribadian tipe A, sibuk, atau bersemangat? Apa yang akan terjadi jika Anda melambat? Rasa takut mungkin memicu laju hidup Anda.
  • Apakah Anda bermurah hati dengan uang Anda? Apakah Anda memberikan perpuluhan? Rasa takut menginginkan kendali, dan uang adalah satu hal yang kita pikir dapat kita
  • Apakah Anda selalu melakukan diet? Coba periksa apakah ini lebih merupakan akibat dari ketakutan Anda terhadap pendapat orang daripada tentang kesehatan pribadi Anda sendiri.
  • Lihatlah amarah Anda — entah itu terkadang meledak atau ketidaksabaran yang diam-diam dan sikap Ketakutan dan amarah memiliki keprihatinan yang sama: sesuatu yang penting bagi Anda sedang dalam bahaya. Carilah rasa takut itu dalam amarah Anda.

Berlama-lama merasa takut membuat masalah menjadi lebih buruk, atau begitulah menurut kita.

  • Apakah Anda percaya takhayul? Ini biasanya menunjukkan bahwa kita mencoba untuk mengendalikan dunia yang rasanya ada di luar kendali.
  • Apakah Anda seorang “realis” setengah gelas kosong? Apakah Anda selalu memindai dunia dari ancaman yang lama dan yang baru? Ketakutan Anda akan berita malam hari mungkin mengatakan lebih banyak tentang Anda daripada tentang peristiwa dunia.
  • Pernahkah Anda mengalami depresi? Ketakutan sering menjadi kontributornya. Sementara amarah adalah ketakutan yang masih memiliki sedikit perjuangan yang tersisa, depresi mungkin adalah rasa takut yang sudah
  • Apakah Anda orang tua yang terlalu melindungi? Tentu saja Anda ingin melindungi yang Anda cintai, tetapi jika Anda tidak mengidentifikasi keuatiran Anda sebagai rasa takut, maka Anda akan kehilangan kesempatan untuk membawanya kepada Yesus.
  • Apakah Anda pilih kasih? Apakah Anda menyanjung orang-orang yang menurut Anda dapat meningkatkan reputasi Anda? Dalam ketakutan kita, kita mencoba memanipulasi untuk mendapatkan apa yang kita pikir kita butuhkan.
  • Apakah Anda kritis terhadap kelompok orang tertentu meskipun Anda tidak benar-benar mengenal orang-orang itu? Ketakutan selalu mencari musuh, entah musuh yang nyata atau tidak,karena memberi rasa bahwa Anda memiliki sedikit kendali.
  • Apakah Anda menghindari kesendirian dengan pikiran Anda? Ketakutan menjadi lebih jelas ketika kebisingan berkurang.
  • Apakah Anda menutupi, berbohong, atau menyembunyikan? Jika demikian, apakah Anda hidup dengan ketakutan tingkat rendah yang bertanya-tanya kapan Anda akan ketahuan? Apakah Anda berusaha menyembunyikan dosa-dosa Anda dari Allah dan orang lain? Jika demikian, ketakutan Anda akan muncul sebagai pertahanan diri, keterasingan, kebohongan, dan ketakutan akan kematian. Apakah Anda mencoba menyembunyikan kesalahan atau kegagalan Anda dari orang lain? Ketakutan Anda bahwa Anda bisa kehilangan reputasi, pekerjaan, atau uang berada tepat di bawah permukaan.

Mari kita asumsikan bahwa memeriksa lebih hati-hati akan mengungkapkan bahwa ketakutan kita ada dimana-mana. Sangat penting kita menamai rasa takut itu — inilah cara kita bertumbuh. Kita menyebutkan ketakutan kita, kita membawanya kepada Yesus, dan kemudian kita mendengarkan bagaimana Dia berbicara kepada kita dalam Alkitab tentang rasa takut kita.