Bayi Yang Menciptakan Dunia

Merenungkan kembali kelahiran Yesus

Ketika Anda menengok ke dalam palungan, apa yang Anda lihat? Tampaknya seorang bayi Yahudi yang mungil. Tetapi siapakah Bayi ini? Dia adalah Tuhan yang dibedung kain lampin. Sang Penguasa semesta lahir ke dunia yang Dia ciptakan. Palungan itu terbuat dari kayu dan berisi jerami. Tetapi Yang terbaring di situ adalah Dia yang pernah berkata, “Hendaklah tanah menumbuhkan tunas-tunas muda, tumbuh-tumbuhan yang berbiji, dan segala jenis pohon…” Dan bumi pun, sesuai perintah-Nya, menghasilkan tumbuh-tumbuhan dan berbagai macam pepohonan. Dari pohon-pohon kayu raksasa sampai tanaman semanggi yang kecil-kecil, Dia ciptakan semuanya. Dan inilah Dia, yang terbaring di atas jerami, membelah waktu, dengan nama yang paling berkuasa di seluruh bumi, yang telah ada sebelum segalanya ada. Inilah Tuhan yang berinkarnasi. Inilah Tuhan yang datang menyatakan diri-Nya. Inilah Tuhan yang masuk ke dalam sejarah manusia.

Membaca penjelasan Dr. Stanley tentang kelahiran Bayi-Kristus membangkitkan kenangan tentang masa kecil saya. Dibesarkan dalam keluarga yang tidak merayakan Natal, saya penuh rasa ingin tahu tentang Bayi yang menjadi pusat hari raya itu. Siapakah Dia, saya bertanya-tanya, dan mengapa tetangga-tetangga saya, teman-teman sekolah saya, dan orang-orang di seluruh dunia memusatkan perhatiannya pada Anak ini?

Sekarang, setelah saya mengerti siapa Mesias saya, saya ingin orang-orang lain juga mengenal dan mengasihi Dia seperti saya. Tetapi pemahaman saya tentang bayi-bayi bisa merecoki kebenaran tentang situasi itu. Pikirkan semua kartu Natal dengan gambar-gambar Bayi mungil dan lembut. Dan bagaimana dengan patung imut di dalam adegan Natal itu? Ketika kita melihat simbol-simbol bulan Desember yang tidak asing ini, mudah sekali bagi kita untuk teringat ketidakberdayaan mutlak dari setiap keadaan baru lahir yang kita semua alami—dan membayangkan bahwa Anak Manusia yang dilahirkan Maria juga sama sekali tak ada bedanya.

Ditambah lagi dengan berita-berita menyedihkan yang kita dengar setiap hari: Tak heran jika kita cenderung salah mengartikan kekuatan nyata dari para pemimpin yang paling hebat di dunia. Tetapi mari kita hindari membuat asumsi-asumsi yang tidak benar tentang siapa yang berkuasa atas siapa. Meskipun rupa manusia inkarnasi Yesus kecil lemah, kita tak boleh menganggap Bayi itu kurang dari realitas Dia yang sebenarnya: Pencipta semesta Yang Mahakuasa, yang menjadikan galaksi-galaksi dan memberikan kehidupan kepada manusia. Tanpa Dia, seperti dikatakan Paulus dengan tegas kepada orang-orang Athena di Kisah Para Rasul 17:28, tidak seorang pun dari kita yang akan hidup, bergerak atau ada sama sekali.

Renungkan betapa dahsyatnya pemikiran yang diungkapkan oleh Paulus—seorang pemimpin berkedudukan tinggi dari keturunan terhormat, dengan pendidikan yang membanggakan dan penalaran hukum yang cemerlang—yang tidak lama sebelumnya “berjihad” memberangus gerakan yang dikenal sebagai Jalan Tuhan. Orang yang sama ini juga menyetujui penangkapan dan pembunuhan orang-orang Yahudi pengikut Yesus. Dan kemudian, karena obsesinya yang sebelumnya itu, ia memandang dirinya sebagai orang yang paling berdosa yang dalam berbagai kesempatan telah mempertaruhkan nyawanya untuk memberitakan Kristus.

Jadi, ketika Anda merenungkan peristiwa-peristiwa Natal, sadarilah siapa yang terbaring di palungan: bukan seorang anak manusia biasa, tetapi Sang Pencipta segalanya dari yang teramat sangat kecil sampai yang tak terukur besarnya di seantero galaksi kita dan semua hal lainnya. Dan, yang tak kurang ajaibnya, Dia Pengubah hati banyak orang— hati Paulus, hati Anda dan juga saya.