Berpikir Seperti Allah

(Charles F. Stanley)

Bagaimana kita bertumbuh dalam kepekaan rohani?

Anda mungkin pernah mendengar istilah kepekaan/ketajaman rohani yang dipakai di lingkungan Kristen, tetapi apakah Anda mengerti maknanya, dari mana asalnya, atau bagaimana Anda dapat menerimanya? Bagi banyak orang, istilah ini mungkin terdengar agak membingungkan atau bahkan aneh, tetapi ketajaman rohani sangat dibutuhkan jika kita ingin membuat pilihan-pilihan yang bijak di dunia yang terus-menerusmembombardir kita dengan berbagai macam filosofi dan penipuan ini.

Mari kita mulai menyelidikinya dengan membaca 1 Korintus 2:10-14.

Karena kepada kita Allah telah menyatakannya oleh Roh, sebab Roh menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah. Siapa gerangan di antara manusia yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri manusia selain roh manusia sendiri yang ada di dalam dia? Demikian pulalah tidak ada orang yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri Allah selain Roh Allah. Kita tidak menerima roh dunia, tetapi roh yang berasal dari Allah, supaya kita tahu, apa yang dikaruniakan Allah kepada kita. Dan karena kami menafsirkan hal-hal rohani kepada mereka yang mempunyai Roh, kami berkata-kata tentang karunia-karunia Allah dengan perkataan yang bukan diajarkan kepada kami oleh hikmat manusia, tetapi oleh Roh. Tetapi manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan; dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani.

“Allah ada bukan untuk menjawab doa-doa kita, tetapi melalui doa-doa kita itu, kita akan memahami pikiran Allah.”—Oswald Chambers

Apakah ketajaman/kepekaan rohani itu?

  • Kata Yunani untuk hikmat/kebijaksanaan adalahsophia, yang diartikan sebagai “kecerdasan dan pengetahuan yang luas dan menyeluruh tentang berbagai hal.” Tetapi, hikmat Allah tidak tertandingi oleh hikmat dunia ini karena hanya Dialah yang mengetahui segala sesuatu dengan sempurna – dari masa lalu, masa kini dan sampai masa yang akan datang (1 Korintus 2:6).

Ada 600.000 sampai 1.000.000 buku yang diterbitkan di Amerika Serikat setiap tahun, namun seberapa pun banyak dan hebatnya pengetahuan yang ada di dalam buku-buku itu, semuanya tak ada apa-apanya dibandingkan dengan hikmat Allah.

  • Paulusmenyebut tentang“hikmat Allah yang tersembunyi” di dalam 1 Korintus 2:7. KataYunaninyaadalah mustérion, yang menunjukkan tentang sesuatu yang terselubung atau rahasia. Hikmat Allah jauh melampaui pemahaman manusia. Bahkan penyaliban Kristus dan rencana keselamatan pun tidak dapat dipahami dengan akal budi manusia, tetapi harus disingkapkan(pemahaman kita dibukakan) oleh Tuhan (1 Korintus 2:8-9).
  • Tetapi, Allah memberikan hikmat-Nya kepada kita melalui Firman dan Roh-Nya, yang mengetahui pikiran-pikiran Allah (1 Korintus 2:10-11). Maka, ketika kita membaca Alkitab, Roh Kudus akan menerangi, menyingkapkan dan mengartikan kebenaran-kebenaran itu bagi kita, sehingga kita dapat melihat segala sesuatu dari perspektif-Nya – dan itulah hikmat Allah.

Siapa yang bisa menerima kepekaan rohani?

Hanya orang yang didiami Roh Kudus yang dapat memahami hikmat Allah; manusia pada umumnya atau yang belum ditebus tidak dapat mengerti atau menerima perkara-perkara Tuhan(1 Korintus 2:12, 14). Namun juga tidak semua orang percaya memiliki kepekaan rohani; kepekaan ini hanya berkembang di dalam diri orang-orang yang “dewasa” (ayat 6). Orang Kristen yang masih menuruti keinginan-keinginan dagingnya, yang tidak mau tunduk pada pimpinan Roh, atau yang mengabaikan Firman Allah, akan memiliki pengertian rohani yang terbatas (1 Korintus 3:1-3). Tetapi orang yang hidup dalam Roh dan membiarkan Firman Allah mengisi pikirannya, serta mau mengubah perilaku dan sikap-sikapnya, akan makin memiliki dan mengenakan pikiran-pikiran Kristus. Merekalah orang-orang yang akan dapat melihat orang lain dan berbagai situasi dari perspektif Tuhan.

The Hagia Sophia, dulu gedung gereja Ortodoks Yunani, sekarang menjadi museum di Istanbul, Turki. Namanya berarti “kebijaksanaan yang kudus.”

Bagaimana ketajaman rohani ditunjukkan?

Ketajamanrohani adalah kemampuan untuk menilai atau menghakimi (1 Korintus 2:15-16). Kata Yunaninya adalahanakrinó, yang berarti “menyelidiki, memeriksa atau mengevaluasi untuk menentukan keunggulan atau kekurangan seseorang atau sesuatu.” Ketika kita menyaringdan menguji segala sesuatu dengan Firman Allah, pengertian kita akan berkembang melampaui kecerdasan dan pengetahuan manusia, karena pengertian semacam itu datang dari pikiran Allah.

Pertanyaan refleksi

  • Kita semua ingin peka secara rohani tetapi mungkin kurangsungguh-sungguh untuk mengejar tujuan itu secara aktif. Hal-hal apa saja dalam hidup Anda yang menghalangi Anda untuk membiarkan Firman Allah membentuk pikiran dan perilaku Anda?
  • Adakah sikap atau dosa dalam hidup Anda yang menghalangi Roh Kudusuntuk mengembangkan kepekaan rohani dalam hidup Anda? Apa yang harus Anda lakukan untuk mengatasimasalah ini?