Dunia Ini Berada Ditangan Tuhan

Ketika masih kecil, ada sebuah gambar yang saya ingat saya temukan di dalam Alkitab anak-anak. Sebuah foto berwarna yang menggambarkan murid-murid sedang ternganga ketika Yesus perlahan-lahan terangkat naik dari bumi. Sekarang, kalau saya melihat ke belakang, seluruh adegan itu jadi kelihatan bodoh. Gambar Yesus mengapung dengan gumpalan-gumpalan awan di kaki-Nya itu mengingatkan saya pada tukang sulap di pesta ulang tahun tetangga, yang menarik kelinci dari topi dan kartu-kartu dari udara. Bagi diri saya yang masih kanak-kanak, karya seni yang patut disayangkan itu mengacaukan realitas sepenggal kisah Injil yang sangat penting. 

Pengaitan yang menyesatkan ini menambah kebingungan saya selama beberapa tahun berikutnya. Saya mendengar betapa peristiwa Kenaikan itu merupakan saat yang sangat penting bagi Yesus, namun saya tidak dapat menemukan alasannya. Mengapa Yesus kembali kepada Bapa? Mengapa Dia tidak tinggal bersama kita saja untuk mengajar dan menolong kita dalam segala kesusahan yang akan terjadi? Apakah ada gunanya jika kita memperhatikan peristiwa aneh ini atau tidak?    

Jelas ada. Kenaikan sangat penting karena merupakan puncak seluruh misi Kristus dalam mengubah dunia. Inkarnasi itu memperkenalkan gagasan bahwa Allah akan menyelamatkan manusia dengan menjadi seorang manusia. Kehidupan dan pengajaran Yesus memberi kesaksian tentang bagaimana kerajaan Allah diwujudkan dalam totalitas eksistensi manusia, sementara penyaliban-Nya menunjukkan pukulan terakhir terhadap setiap tindakan pemberontakan kejahatan dan ketidakadilan. Kebangkitan memberitakan kemenangan Tuhan atas kematian itu sendiri, suatu kemenangan yang melucuti setiap kuasa jahat yang dirancang untuk mengubur kita dalam dosa dan memisahkan kita dari kehidupan yang sesungguhnya. Dan kenaikan Yesus, yang sama sekali bukan sebuah peristiwa yang terpisah, memberikan kepastian final bahwa Dia adalah Tuhan. Peristiwa luar biasa ini menyatakan bahwa Allah yang sudah menjadi manusia, tinggal di antara kita, mati di kayu salib pemerintah Romawi, dan bangkit dari kematian, kini memegang seluruh alam semesta di dalam tangan-Nya.       

Ketika anak saya Wyatt masih kecil, ia sering merasa ketakutanpada malam hari. Ketika ia terbaring di tempat tidur sendirian, kegelapan menimbulkan kecemasan mendalam pada dirinya. Setiap kali Wyatt merasa takut dan berteriak minta tolong, saya akan duduk di samping tempat tidurnya, menaruh tangan saya di dadanya dan berdoa untuknya, sembari mengingatkannya bahwa Ayah dan Ibunya tidak berada jauh darinya. Saya akan menjelaskan pada Wyat bahwa semua adegan mimpi buruk itu hanyalah suatu imajinasi yang sangat aktif, dan menunjukkan padanya betapa ketakutannya pada penjahat tengah malam itu adalah hal yang menggelikan.

Namun, ketakutannya seringkali tak juga berkurang. Maka, pada suatu malam saya bangkit dari tempat tidur dan berdiri tegak di hadapannya. “Apakah kamu tahu mengapa kamu tidak perlu takut, Wyatt?” Saya bertanya dengan suara tegas dan berwibawa.
   “Tidak,” Wyatt menjawab dan ikut berdiri.
   “Karena . . .” Saya berkata sambil berjinjit supaya lebih tinggi lagi, “karena, Ayah lebih besar dan lebih kuat dari orang-orang jahat itu. Jika ada orang yang ingin menjahatimu, mereka harus melewati Ayah dulu. Ini rumah Ayah.” Saya menepuk dada saya. 
     Ketakutan hilang dari wajah Wyatt, berganti dengan sukacita. Ia sangat menyukai percakapan ini. Suatu kali saya melanjutkan, “Dan kamu tahu apa yang akan Ayah lakukan jika ada penjahat pengecut menampakkan diri di rumah ini?”
    Wyatt menggelengkan kepalanya, tetapi tawa geli dan mata lebarnya menunjukkan ia sangat ingin mendengar jawabannya.“Ayah beritahu apa yang akan Ayah lakukan. Ayah akan mengangkat tubuh mereka yang kurus kering itu dan menghajarnya sampai remuk.” Saya jejakkan kaki saya di lantai untuk memantapkan.

Wyatt tertawa, memeluk saya dan tak lama kemudian tertidur. Anak saya perlu tahu bahwa ayahnya ada di dekatnya, dan ayahnya mengasihinya. Namun, anak saya juga perlu tahu bahwa ayahnya kuat dan dapat serta akan melakukan apa saja yang diperlukan untuk melindunginya. Ia perlu tahu satu hal ini: bahwa perlindungannya bukanlah urusannya, bahwa ayahnya kuat dan selalu menjaganya. 

Peristiwa Kenaikan dengan tepat menyatakan kebenaran ini kepada kita. Kesejahteraan kita bukanlah tanggung jawab kita. Kita bisa beristirahat dengan tenang, penuh percaya diri dan sukacita, mengejar pekerjaan apa pun yang Tuhan letakkan di depan kita, karena satu fakta ini: Kristuslah yang berkuasa atas dunia ini, bukan kita. Dalam Yesus, Allah sudah mengalahkan segala kuasa jahat dan memakainya untuk mendatangkan kebaikan. Yesus naik ke surga agar dapat mengawasi pelaksanaan penebusan Ilahi. Karena Allah selalu bekerja, kita tidak perlu tunduk pada ketakutan, kelelahan atau keputusasaan. 

PenulisTyler Wigg-Stevenson mengungkapkan hal ini dengan baik sekali: “Dunia yang perlu diselamatkan ini bukanlah milik saya. Namun saya dapat melayani misi Allah yang sudah melakukan penyelamatan itu.” Peristiwa Kenaikan menegaskan bahwa kita hidup di dunia milik Allah – dan bahwa hidup kita ada di Tangan yang sangat baik.

-Winn Collier