Ketika Telah Genap Waktunya

(Charles F. Stanley)

Apa arti Natal bagi kita saat ini dan pada masa yang akan datang

Salah satu keindahan kisah Natal adalah detail-detail yang diberikan Alkitab. Sungguh menggoda untuk membatasi jangkauan rencana Tuhan, dan mereduksinya ke dalam sandiwara Natal atau adegan-adegan Kelahiran Kristus yang teraturpada kartu Natal; tetapi kita tidak boleh melupakan gambar yang lebih besar tentang apa yang sedang Dia lakukan di dunia pada saat itu. Rasul Paulus meringkasnya dalam satu ayat: “Tuhan mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus” (2 Korintus 5:19). Mari kita melangkah mundur sejenak dan menyelidiki Natal pertama itu dari sudut pandang Tuhan.

Bagaimana Dia menyatukan semuanya untuk menggenapi tujuan ilahi-Nya? Mari kita perhatikan Galatia 4:4-7: “Tetapi setelah genap waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya, yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada hukum Taurat.Ia diutus untuk menebus mereka, yang takluk kepada hukum Taurat, supaya kita diterima menjadi anak.Dan karena kamu adalah anak, maka Allah telah menyuruh Roh Anak-Nya ke dalam hati kita, yang berseru: ‘ya Abba, ya Bapa!’ Jadi kamu bukan lagi hamba, melainkan anak; jikalau kamu anak, maka kamu juga adalah ahli-ahli waris, oleh Allah.” 

“Tetapi setelah genap waktunya.” Kita mungkin dengan mudah melewati frasa ini, yang terasa abstrak dan sulit dimengerti. Tetapi perkataan ini penting karena menunjukkan ada peristiwa-peristiwa penting dan banyak persiapan di balik kegenapan waktu kelahiran Yesus.

Sebagian orang berpikir, Tuhandi surga memperhatikan dan bereaksi ketika sejarah manusia berlangsung, tetapi pemikiran itu bertentangan dengan Alkitab. Mazmur 103:19 berkata, “TUHAN sudah menegakkan takhta-Nya di sorga dan kerajaan-Nya berkuasa atas segala sesuatu.” Tak ada yang dapat membuat Dia terkejut atau berada di luar kendali-Nya. Sesungguhnya, sebelum langit dan bumi dijadikan, rencana Tuhan untuk mendamaikan manusia sudah dibuat (1 Petrus 1:19-20).

Kitab Suci mencatat pekerjaan tangan Tuhan ketika Dia dengan kedaulatan-Nya menjadikan segala peristiwa sesuai dengan kehendak-Nya. Kejadian 3 menjelaskan bahwa rekonsiliasi dengan Tuhan dibutuhkan karena seluruh umat manusia sudah menjadi rusak oleh dosa Adam dan Hawa. Namun tak lama sesudah menghadapi mereka, Tuhan berjanji akan memberikan kelepasan melalui benih seorang perempuan (Kejadian 3:15). Dia lalu memilih Abraham sebagai nenek moyang Seseorang, yang melalui-Nya seluruh dunia akan diberkati (Kejadian 12:1-3). Dari antara 12 anak Israel, Dia memilih seorang raja yang berasal dari suku Yehuda (Kejadian 49:10). Dan berabad-abad kemudian, Tuhan memilih Daud sebagai orang yang melaluinya seorang Raja akan bangkit, yang kerajaannya tidak akan berakhir (2 Samuel 7:16). Ketika waktu kedatangan Yesus semakin dekat, Tuhan memakai penguasa Romawi yang bernama Kaisar Agustus untuk membuat Yusuf dan Maria pergi dari Nazaret ke Betlehem dan menggenapi nubuat yang mengatakan bahwa Raja itu akan datang dari kota kecil Betlehem (Mikha 5:2). Lalu Yesus datang dalam kegenapan waktunya.               

Allah mengutus Anak-Nya, yang lahir dari seorang perempuan.”Dari sudut pandang dunia, kelahiran Yesus tampaknya biasa saja, tetapi sesungguhnya Dia diutus Tuhan. Yesus tidak memiliki ayah jasmani, tetapi Dia dikandung oleh Roh Kudus dalam rahim seorang perawan. Maria sudah diberitahu oleh malaikat Tuhan bahwa bayinya akan disebut “Anak Yang Mahatinggi” yang akan memerintahtahta Daud untuk selama-lamanya (Lukas 1:32-33). Meskipun Yesus sepenuhnya Tuhan, Dia juga sepenuhnya manusia. Itu sebabnya Yesaya menggambarkan peristiwa ini sebagai peristiwa kelahiran dan sekaligus pemberian seorang anak (Yesaya 9:6).

Dilahirkan dari seorang perempuan sangat penting dalam inkarnasi ini. Yesus adalah “benih perempuan” yang dijanjikan itu, yang akan meremukkan kepala Iblis dan mendamaikan manusia dengan Tuhan (Kejadian 3:15). Kemenangan ini memerlukan Anak Allah yang menjadi manusia sejati dan juga tidak berdosa, yang kemudian diserahkan sebagai korban penebusanbagi dosa-dosa dunia. 

“Lahir… takluk kepada hukum Taurat, … untuk menebus mereka yang takluk kepada hukum Taurat.”Apa artinya “lahir… takluk kepada hukum Taurat”? Meskipun frasa ini menggambarkan orang Yahudi, yang sebagai bangsa wajib menaati Hukum Taurat Musa, perkataan ini juga dapat diterapkan pada kita semua karena kita semua sudah berdosa dan berada di bawah hukuman Tuhan.

Tetapi Yesus telah menaati seluruh Hukum Tuhan itu dengan sempurna dalam perkataan, pikiran dan perbuatan. Dan karena Yesus dapat menunjukkan ketaatan penuh kepada Bapa-Nya dengan menjalani hidup yang sempurna, Yesus dapat menjadi Anak Domba yang tak bercacat – yang menanggung dosa-dosa manusia. Dan dengan demikian, Dia dapat menebus orang-orang yang percaya kepada-Nya dan yang percaya pada pengorbanan yang Dia lakukan bagi mereka. 

“Supaya kita diterima menjadi anak.”Ini adalah realitas yang sangat menggembirakan bagi semua orang yang sudah ditebus oleh Yesus Kristus: Kita menjadi anak-anak Tuhan dan anggota keluarga-Nya. Melalui keselamatan, kita yang “dahulu adalah orang-orang yang harus dimurkai” kini menjadi anak-anak yang dikasihi-Nya (Efesus 2:3) dan berada dalam naungan perlindungan dan pemeliharaan-Nya.

Adopsi ini memberikan kita nama dan identitas baru dalam Kristus, relasi dengan Bapa, persekutuan baru dalam Roh Kudus, dan keluarga bersama saudara-saudara jemaat Tuhan. Sebagai konsekuensinya, kita sekarang dipanggil untuk hidup dengan cara baru – hidup sebagai anak-anak Terang, mendalami hal-hal yang berkenan kepada Tuhan, dan menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan kegelapan yang dibenci Tuhan (Efesus 5:8-11). Meskipun kita mungkin terjatuh dalam perjalanan itu, kita tak perlu takut dibuang dari keluarga Tuhan. Bapa surgawi mungkin akan mendisiplin kita, tetapi Dia tidak akan pernah membatalkan pengadopsian kita.

Namun rencana Tuhan itu masih belum selesai. Suatu hari kelak Yesus akan datang kembali pada waktu yang ditetapkan Tuhan. DanDia akan“mengubah tubuh kita yang hina ini, sehingga serupa dengan tubuh-Nya yang mulia” (Filipi 3:21) dan membawa kita pulang ke rumah Bapa di surga (Yohanes 14:3). Pada saat itulah kita, bersama semua saudara-saudari dalam Kristus, akan mengalami kepenuhan pengangkatan kita sebagai anak-anak-Nya dan menerima warisan yang tidak dapat binasa, tidak dapat cemar dan tidak dapat layu, yang tersimpan di sorga bagi kita (1 Petrus 1:4).

Karena itu, tahun ini, mari kita melihat melampaui detail-detail kisah Natal yang menawan dan menantikan tujuan akhir kita yang menggairahkan ketika Yesus datang kembali. Betapa indahnya perayaan itu.

Apakah Anda pernah mencoba merancang acara besar? Jika ya, Anda tahu betapa rumitnya persiapannya. Setiap langkah harus dilakukan dengan cara yang tepat, oleh orang-orang tertentu, dan pada waktu yang tepat. Sekarang pikirkanlah setiap detail dan ketepatan waktu saat Tuhan mendatangkan Anak-Nya ke dunia. Sangat rumit, bukan? Tetapi Tuhan dengan kemahakuasaan dan kemahatahuan-Nya telah mengatur rencana-Nya dengan sempurna, tanpa kebingungan atau kecemasan.

Mungkinkah Anda meragukan bahwa Tuhan juga akan melakukan hal yang sama dalam hidup Anda? Jika Anda melihat ke belakang, dapatkah Anda melihat jejak tangan-Nya yang membimbing, melindungi dan memelihara Anda? Pikirkanlah peristiwa-peristiwa yang memimpin Anda kepada keselamatan. Situasi apa yang Dia pakai untuk membuka mata hati Anda? Apakah Tuhan menempatkan orang-orang tertentu di tempat dan pada waktu yang tepat untuk membantu Anda mengerti tentang cara diselamatkan? Karena Tuhan sudah berbuat begitu banyak untuk mengantar Anda kepada keselamatan, tidakkah Anda juga akan percaya bahwa Dia akan memimpin Anda dalam perjalanan selanjutnya?

Jika Anda adalah anak yang sudah diadopsi Tuhan, Anda berada dalam posisi yang membuat iri – bahkan pada saat situasi-situasi hidup Anda menggoda Anda untuk memercayai yang sebaliknya. Ketika hidup menjadi sulit dan menyakitkan, ingatlah bahwa Anda belum sepenuhnya tiba di rumah. Masa depan yang gemilang masih menanti!