Menemukan Kebebasan Di Balik Terali Penjara

(Tim Rhodes)

Masa pertumbuhan Ann White yang penuh gejolak memperlengkapinya untuk memperhatikan wanita-wanita dalam penjara dan mengajar mereka tentang Yesus.

Ann White mendekati detektor logam, meletakkan tas-tas di atas meja di sampingnya. Sebelum melewati ambang pintu, ia mengecek sekali lagi untuk memastikan saku-sakunya kosong. Setelah melalui  pemeriksaan keamanan di lembaga pemasyarakatan Chillicothe, Missouri, White bernapas lega karena ia diizinkan masuk. Seorang penjaga dengan tenang mengantarnya ke ruang pertemuan di dalam penjara itu. Ia meletakkan sebuah buku catatan dan Alkitab di setiap kursi, dan ia berdoa untuk setiap orang dari 20 wanita yang akan mengikuti pelatihan pemuridannya.

Ketika para peserta satu per satu memasuki ruangan, White melihat aspek-aspek dirinya sendiri di mata setiap individu yang dibebani luka-luka masa lalu itu. Di dalam sebagian besar hidupnya, ia juga sudah membawa bekas-bekas luka emosional dan hidup seperti dibebani berkarung-karung batu. Rasa takut yang terus-menerus terhadap kemarahan ayahnya dan ketergantungan ibunya telah membuatnya mencari rasa aman di tempat lain. Di usia 13 tahun, ia berlari ke alkohol sebagai pelipur lara.

Meskipun ia akhirnya menemukan Kristus di penghujung usia remajanya , tetapi baru di usia 40-an White mulai memahami bahwa proses pengudusan dan pemeliharaan iman mampu mengatasi trauma mental dan emosionalnya. “Pada awalnya saya hanya berserah dan mengalami perubahan hati, tetapi saya tidak tahu bagaimana mengubah hal-hal lainnya dalam hidup saya.”

Ketika perjalanannya dengan Tuhan berkembang, ia mendapat pengertian: Ia bukanlah satu-satunya wanita di gereja yang di dalam dirinya hancur berantakan namun berpura-pura memiliki segalanya. Terinspirasi oleh para pendeta, termasuk Dr. Stanley, White menyadari bahwa Tuhan memanggilnya untuk menguatkan, memperlengkapi dan memberdayakan kaum wanita. Pintu-pintu pun mulai terbuka di tempat-tempat yang paling tak terduga – terutama di penjara-penjara seluruh Amerika Serikat.

“Bagi banyak wanita, pengalaman-pengalaman yang menyakitkan mengantarnya kepada pilihan-pilihan buruk yang menimbulkan akibat-akibat menyakitkan,” White berkata. Hampir 231.000 wanita dikurung di penjara-penjara Amerika Serikat, dan jumlahnya terus meningkat dibanding angka kenaikan napi pria. Dengan demikian kebutuhan untuk pemuridan napi wanita menjadi makin besar, sementara sumber-sumber daya yang sangat penting yang dibutuhkan untuk melayani napi wanita secara khusus sangatlah jarang.

Di awal-awal pelayanan White, bahan-bahan cetakan cukup mudah didapat. Tetapi bagi para wanita yang mengalami kesulitan dalam membaca, akses kepada firman Tuhan dengan cara lain tidak ada. Tetapi kemudian, melalui Lab In Touch Messenger, Tuhan menjawab doa-doa White dengan Messenger Freedom—Alkitab audio sederhana yang transparan, yang memenuhi persyaratan keras untuk dibawa masuk ke penjara-penjara.

Sesi-sesi pelatihan White di penjara-penjara wanita memberi kesempatan kepada para napi untuk mengakui kelemahan dan membagikan kisah-kisah kehilangan dan kesedihan mereka. Dan ia bersukacita melihat pengharapan Kristus menggantikan rasa malu dan sikap menghukum diri sendiri pada mereka. White  tahu bahwa setiap pertemuan tidak hanya membuat individu-individu itu semakin mengalami pemulihan, tetapi juga dapat memperlengkapi mereka untuk melanjutkan perjalanan bersama Yesus Kristus. “Meskipun mereka masih terkurung di dalam penjara,” katanya, “hati dan roh mereka kini sudah lebih merdeka dari sebelumnya!”